Senin, 31 Mei 2021

Berqurban bagian dari ketaatan kepada Allah dan Rasulnya

Apa kata ulama tentang Kurban


 Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al-Kausar Ayat 1-2

Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah.


Allah Azza wa Jalla telah mengkaruniakan kepada kita nikmat yang sangat banyak dan tidak dapat dituliskan atau dihitung jumlahnya.Maka sudah seharusnya kita banyak bersyukur kepada Allah atas semua pemberian yang kita rasakan ini.Rasa syukur kepada Allah itu dapat kita wujudkan dengan selalu taat kepada semua perintah Allah dan menjauhi semua laranngannya.Kalau bukan karena Allah Ta'ala mana mungkin kita dapat menikmati semua keadaan yang kita rasakan ini.Mana mungkin kita dapat menghindar dari semua musibah dan malapetaka di dunia ini.Itu karena Allah Azza wa Jalla telah melindungi kita Lahir maupun Batin. Allah Azza wa Jalla yang menciptakan kita dan sekaligus kita dilindunginya,maka bukankah itu merupakan suatu nikmat yang sangat besar bagi orang - orang yang berakal dan beriman kepada Allah dan Rasulnya ?.Tetapi kebanyakan manusia banyak yang tidak bersyukur kepada Allah Azza Jalla. Firman - Firman Allah yang diturunkan ke Bumi lewat Rasulnya itu,kita harus dapat mentadaburi isinya kemudian mengamalkannya dalam hidup keseharian kita dalam beribadah kepada Allah Azza wa Jalla.Kandungan dalam satu ayat Al-Qur'an itu tidak bisa ditafsirkan hanya dalam satu permasalahan saja, tetapi pengertiannya sangat luas dan sangat dalam maknanya.Maka tidak heran bila seorang ulama ahli tafsir, mengupas satu ayat Al-Qur'an bisa berjam - jam dalam dakwahnya,beliau asyik dalam tausyiahnya,terlena dengan ilmunya dan kitapun asyik mendengarkannya, dan andaikan saja jika dikupas dan dituangkan didalam sebuah kitab maka jumlah kitab itu akan berjilid - jilid banyaknya, karena kedalaman akan ilmunya,hanya satu ayat saja,bagaimana kalau dua ayat atau Tiga ayat dan bagaimana jika satu juz.Subhanallah indahnya orang - orang berilmu.

Mendirikan Shalat yang Lima waktu yang diperintahkan Allah dan Rasulnya itu adalah suatu bentuk ibadah yang wajib yang tidak boleh kita tinggalkan oleh sebab apapun.Jika kita sakitpun kita wajib melaksanaknnya walaupun hanya sambil duduk atau berbaring dalam shalatnya.Setelah kita melaksanakan shalat yang wajib maka kita disunnahkan untuk melaksanakan ibadah - ibadah tambahan yang lain yang hukumnya sunnah dan ibadah kurban adalah salah satu diantaranya.Yang waktu pelaksanaanya tepat setelah kita melaksanakan shalat Idul Adha,bila kita melakukan pemotongan hewan sebelum shalat Idul Adha maka ibadah tersebut bukan merupakan ibadah kurban tetapi bisa disebut dengan pemotongan hewan dengan sedekah biasa bukan kurban.Jika ingin kurban maka harus menyembelih lagi hewannya misalnya Kambing setelah shalat Idul Adha.Maka syahlah kurbannya.Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa dari hadis, Jundab Radhiyallahu anhu,dia berkata bahwa Nabi Shalallahu Alaihi Wasalam melaksanakan shalat Hari Raya kurban,lalu beliau berkhutbah,setelah itu beliau menyembelih kurban.Beliau bersabda:"Barang siapa menyembelih hewan sebelum salat,maka dia harus menyembelih hewan kurban lain sebagai gantinya.Dan barangsiapa yang belum menyembelihnya maka sembelihlah dengan nama Allah Subhanahu wa Ta'ala.(Kitab Sahih Bukhari Muslim,Bab Waktu berkurban.Halaman 902 No. 1280).

Hikmah berkurban adalah selain untuk mengenang Nabi Ibrahim Alaihissalam juga sebagai wujud ketaatan kita pada perintah Allah dan hari kebahagian umat muslim diseluruh dunia.Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasalam pernah pernah bersabda bahwa "Hari ini adalah hari makan dan minum dan zikir kepada Allah Azza wa Jalla".Maka setelah kita menyembelih hewan kurban maka dagingnya kita bagikan kepada fakir miskin,kepada handai taulan,kaum kerabat baik yang jauh maupun yang dekat.Kitapun diperbolehkan memakan daging kurbannya dan disunnahkan pula kita sendiri yang memotong hewan kurbannya.Idul Qurban adalah hari bahagia kedua umat Islam setelah hari Raya Idul Fitri, maka kita bahagia orang lainpun harus merasakan kebahagiannya dengan berbagi daging kurban.Tetapi berkurban bukan semata - mata hanya ingin berbagi tetapi juga karena kita disunnahkan untuk berkurban dan mengikuti jejak Rasulullah Shalallahu Alahi wasalam sebagai Suri Tauladan yang baik dan Perintah Allah Subhanahu wa Ta'ala.Walaupun hukum berkurban tidak wajib tetapi jika kita ingin berkurban maka itu yang terbaik jika kita ingin mencari keridoan Allah Azza wa Jalla.

Didalam kitab Sunnah disebutkan bahwa syarat-syarat binatang yang dikurbankan adalah bebas dari Aib.Karena itu tidak boleh berkurban dengan binatang yang ada aibnya,misalnya: 
1.Yang penyakitnya terlihat dengan jelas
2.Yang Picak atau buta matanya,dan jelas kepicaknnya.
3.Yang Pincang sekali
4.Yang sumsum tulangnya tidak ada,karena saking kurusnya
5.Yang cacat yaitu Telinga dan Tanduknya sebagian besar hilang.

Sesudah yang lain itu kemudian dilihat giginya ompong,bisu atau tidak, atau penyakitan atau tidak kulitnya.Tetapi menurut pendapat lain dari Mazhab Imam Asy Syafi'i disebutkan bahwa tidak mengapa dengan yang bisu tidak bersuara,yang buntutnya terputus,yang bunting,dan yang tidak ada sebagian telinganya.Tetapi untuk Gigi hewan tersebut,Imam Asy Syafi'i mengatakan"Kami tidak memperoleh hadis tentang Gigi sama sekali."


Semoga Allah Ta'ala memudahkan kita  untuk bisa berkurban tahun ini.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْك

“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan peraturan-Mu aku bersaksi bahwa tiada tiada Tuhan melainkan Engkau, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu"










Demikian dakwah Minggu ini tentang" Berqurban bagian dari ketaatan kepada Allah dan Rasulnya "







Tidak ada komentar: