Selasa, 27 Agustus 2019

Masa depan kita adalah Takdir

Apa kata ulama tentang Takdir


Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an  Surat Al-An'am Ayat 59


وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ ۚ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ ۚ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ

"Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)"

Takdir adalah ketetapan Allah yang di berlakukan untuk semua Makhluk dan seluruh ciptaannya. Takdir tidak bisa dirubah oleh Manusia atau makhluk manapun di dunia ini kecuali Allah sendiri yang merubahnya. Sehebat apapun manusia memiliki ilmu tidak akan dapat merubah takdirnya baik untuk dirinya maupun untuk orang lain. Doa- doa yang ia panjatkan kepada Ilahi Robbi tidak akan merubah semua ketetapan yang sudah dicatat didalam kitab yang nyata yaitu Lauh Mahfudz. Kecuali Allah sendiri yang menghendakinya. Kehidupan perilaku manusia baik berupa amalan sholeh dan amalan buruk semuanya sudah tercatat. Kita hidup di dunia ini sebenarnya sedang berjalan mengikuti kitab yang sudah digariskan dan ditetapkan, baik dalam rejekinya,ajalnya,amalnya dan celaka atau bahagianya. Jika kita mencari rejeki dalam rangka untuk menyambung hidup dan sebagainya kita tidak akan dapat terus - menerus akan mendapatkan rejeki, karena Allah sangat tahu tentang rejeki kita yang kita dapatkan layaknya berapa yang kita miliki. Serajin apapun kita banting tulang tetap tidak akan merubah apa yang sudah ditetapkan oleh Allah dan Kitab yang sudah kita miliki di alam Ghoib. Makanya tidak heran bila ada orang sudah susah payah mencari rejeki tetapi hasilnya segitu aja yang ia dapatkan, sebetulnya kalau kita mau sadar atau mau eling,itu adalah sudah urusan Allah bukan urusan Manusia karena kehidupan kita itu sudah diatur. 

Tetapi kadang manusia terlalu banyak berburuk sangka kepada Allah azza wa jalla. Begitupun dengan penyakit yang kita rasakan saat ini,itu juga sudah merupakan takdir dari Allah. Kita tidak tahu badan sehat - sehat saja tetapi,begitu kita diperiksa oleh dokter ternyata kita punya penyakit yang tidak bisa disembukan. Segala upaya sudah dilakukan dengan pengobatan ini dan itu bahkan berobatnya sampai ke luar negeri tetapi penyakit yang di rasakannya itu tetapi tidak kunjung sembuh bahkan penyakit itu dibawa sampai ke liang kubur. Segala upaya pengobatan itu sebenarnya hanya meringankan tetapi penyembuhan atau tidaknya tergantung didalam kitab yang kita miliki itu sudah dibuat oleh Allah.Jika didalam catatan kita kita tercantum akan sembuh di usia sekian maka semua penyakit yang kita rasakan akan sembuh, tetapi jika didalam kitab itu ternyata tidak maka mungkin penyakit itulah yang akan terbawa ke dalam kematian. Semuanya itu adalah Ghoib dan rahasia Allah dan tidak ada makhluk yang dapat membaca dan melihat apa yang sudah tertulis didalam kitab yang nyata itu (Lauh Mahfudz). 

Begitupun masa depan kita menuju kematian apakah kita termasuk golongan ahli surga atau ahli Neraka. Jika seseorang merasa dirinya paling bersih atau merasa paling hebat dari orang lain biasanya ucapan dan tingkah lakunya menunjukan kesombongan,mengecilkan orang lain,buruk sangka pada orang lain,menyakiti hati orang lain,suka mengobarkan api permusuhan atau memanas - manasin orang lain, hatinya penuh dengan kedengkian padahal dirinya sudah bertitel Haji. Tetapi kalau bicara nyelekit dan tutur katanya tidak menunjukan kebaikan.Padahal sholatnya tidak pernah tertinggal,puasa selalu dijalankan dan zakat selalu ditunaikan tetapi sebenarnya kita tidak tahu apa yang terjadi didalam hatinya. Hanya Allah azza wa jalla yang maha tahu isi hati para hambanya.

Dari Hadist Abdullah Masud radhiyallahu anhu,dia berkata ," Rasulullah shalallahu alaihi wassalam menyampaikan kepada kami  dan beliau adalah  orang yang benar dan dibenarkan'" Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya diperut ibunya sebagai setetes mani selama empat puluh hari,kemudian berubah menjadi  setetes darah selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging selama empat puluh hari,kemudian diutus kepadanya Malaikat lalu ditiupkan roh padanya dan dia diperintahkan untuk menetapkan empat perkara : Rejekinya,ajalnya,amalnya dan celakanya atau bahagianya. Demi Allah yang tidak ada Illah selainnya,sesungguhnya diantara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli  Surga hingga jarak  antara dirinya dan Surga tinggal sehasta.Akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan bahwa  dia melakukan perbuatan ahli Neraka sehingga masuklah ia kedalam Neraka.Sesungguhnya diantara kalian ada yang melakukan  perbuatan ahli Neraka hingga jarak antara dirinya dan Neraka tinggal sehasta,akan tetapi,telah ditetapkan baginya ketentuan bahwa  dia melakukan perbuatan ahli Surga sehingga masuklah ia kedalam Surga.(HR.Bukhari,59-kitabu bad'il Khalq:6 Bab perihal Malaikat).Sahih Bukhari Muslim halaman 1695.

Allah yang akan mengadili para hambanya kelak,semua akan diminta pertanggungjawaban apa yang telah kita lakukan dan apa yang telah kita ucapkan.Bahkan pada setiap nafas yang kita keluarkan semuanya akan diminta pertanggungjawaban kelak dihari kiamat. Allah akan buka semua catatan amalan kita.Kita sendiri tidak tahu apakah kita termasuk golongan ahli Neraka atau ahli Surga.

Semoga kita semua bukan termasuk golongan ahli Neraka. Tetapi Allah memasukan kita kedalam golongan ahli Surga.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada tiada Tuhan melainkan Engkau, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu"

Senin, 19 Agustus 2019

Allah Mencintai orang-orang yang berbuat baik

Apa kata ulama tentang berbuat baik


Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an Surat An-Nahl Ayat 128

إِنَّ اللَّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوْا وَالَّذِينَ هُمْ مُحْسِنُونَ
"Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan."

Kenyamanan dan ketentraman hati pada diri manusia adalah tergantung bagaimana cara seseorang mengelola hatinya. Seseorang bisa celaka karena hatinya yang cenderung selalu dengki sama orang lain, juga berburuk sangka kepada Allah azza wa jalla dan seseorang bisa selamat dan tentram jiwa raganya bila hatinya selalu bersih dari semua sifat yang tercela sehingga ucapan dan perbuatannya selalu terkontrol dengan baik. Ia tidak akan mudah menyakiti dan menyinggung perasaan orang lain,baik dalam bentuk candaan maupun dalam bentuk kenyataan. Lebih - lebih seseorang itu tidak senang bercanda maka ia akan lebih baik diam dari pada mengeluarkan perkataan yang jahat dan kotor kepada sesama. Kebersihan hati itu tidak selalu ada pada diri orang yang beriman tetapi kebersihan hati itu akan selalu ada pada diri orang yang bertaqwa kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Karena orang yang bertaqwa itu akan selalu bermawas diri dalam semua pola kehidupan. 
Hatinya yang selalu berzikir kepada Allah membuat ia semakin merasa dekat dengan Allah.Tidak ada kenikmatan yang paling agung selain hati yang selalu berzikir kepada yang khalik. 

Kinerja Hati dan pola pikir yang selalu terkoneksi dan terkontrol dengan baik maka seseorang tidak akan mudah terjerumus kedalam hasutan atau provokasi dari godaan Setan maupun godaan Manusia. Tujuan hidupnya hanya satu yaitu bila kembali kepada Allah tidak membawa beban dosa yang terlalu banyak. Karena tidak ada manusia di dunia ini yang tidak punya dosa. Tetapi yang membedakannya adalah banyak dan sedikitnya dosa yang akan dipertanggungjawaban kelak dihadapan Allah azza wa jalla. Dan semuanya itu hak prerogatif Allah, apakah kita diampuni atau tidak atas semua dosa dan kesalahan kita sewaktu di dunia. Dan Allah itu tidak akan pilih kasih dalam menilai amalan para hambanya.Semua tergantung pada amalannya masing - masing dan buku catatan amal baik dan amal buruk para hambanya. Dan ketauhilah bahwa Allah itu maha Adil dan tidak akan menzalimi para hambanya.Semuanya akan diberikan sesuai janjinya yang sudah difirmankan didalam Al-Qur'an. 
Surat Al-Mursalat Ayat 7
إِنَّمَا تُوعَدُونَ لَوَاقِعٌ

"Sesungguhnya apa yang dijanjikan kepadamu itu pasti terjadi."

Surga akan diberikan kepada orang yang beriman dan bertaqwa kepadanya dan Neraka juga akan diberikan kepada orang yang selalu berbuat zalim, baik kepada sesama,zalim kepada dirinya dan zalim kepada yang telah menciptakannya. Kelak di padang mahsyar banyak manusia yang bersedih hati dan manusia yang gembira hatinya sambil berkata bahwa ternyata janji Allah itu memang benar adanya. Padahal banyak manusia yang memungkiri adanya Surga dan Neraka. Malahan ada manusia yang mengatakan bahwa Surga dan Neraka adalah negeri dongeng atau negeri khayalan. Tetapi sekarang ia sudah melihat dengan matanya kepalanya sendiri, gejolak panasnya Api neraka yang siap membakar kepada para hamba yang mengingkarinya. Dulu sewaktu masih hidup begitu mudahnya meninggalkan shalat,berbuat maksiat,berbuat syirik dan berbuat zalim Tetapi sekarang kita sudah dialam lain yaitu alam yang sangat asing bagi kita,kita sendirian tidak punya teman,sahabat karib,tidak ada saudara dan tidak ada anak dan Istri yang dulu menemani kita. Hanya amalan shaleh saja yang akan menolong kita. Tetapi semua penyesalan itu sudah tidak berguna. Petuah para ulama yang tidak pernah bosan berdakwah agar kita selalu bertaqwa kepada Allah dengan yang sebanar - benarnya taqwa tetapi kita tidak pernah mau mengikutinya. Masuk ke telinga kanan kemudian dilemparkan ketelinga kiri. Ikutnya kedalam pengajian seperti seremonial saja tetapi dalam pengamalannya justru banyak meninggalkan semua perintah Allah dan Rasulnya.

Jika kita ingin berbuat baik tidak perlu melihat siapa yang akan kita tolong. Jika seseorang jatuh karena kakinya menendang batu kemudian badannya tersungkur ketanah. Maka kita tidak perlu nanya kepada yang sedang kepayahan itu dengan mengatakan "Apakah kamu perlu pertolongan ?. Apakah kamu orang miskin apa orang kaya ? atau kamu agamany apa ?. Hati nurani yang bersih itu jangan dikotori. lakukankanlah apa yang menurut kita baik. Tolonglah dengan hati yang ikhlas dengan penuh kasih sayang.  Ketauhilah bahwa kebaikan itu akan membuat jiwa menjadi tenang dan ketentraman hati sedangkan kejahatan adalah yang membuat kacau pada jiwa. Seperti yang sebutkan dalam sebuah riwayat dari Wabishah bin Ma'bad Radhiyallahu anhu, ia berkata :" Saya mendatangi Rasulullah shallallahu alaihi wasallam,kemudian beliau bertanya:" Kamu ingin menanyakan tentang kebaikan?" Saya menjawab " Ya". Lalu beliau shallallahu alaihi wasallam bersabda:" Tanyakan kepada hatimu sendiri.Kebaikan, adalah apa yang membuat  jiwa menjadi tenang dan menentramkan Hati. Sedangkan dosa (Kejahatan),adalah apa yang membuat kacau  pada jiwa  dan membuat ragu - ragu pada yang membuat kacau pada jiwa dan membuat ragu - ragu pada hati,walaupun orang - orang memberi nasehat kepadamu. (HR.Ahmad dan Ad-Darimiy) dari kitab Riyadhus Shalihin. Halaman 560.

Semoga kita termasuk kedalam golongan orang - orang yang baik dan shaleh.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada tiada Tuhan melainkan Engkau, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu"

Senin, 12 Agustus 2019

Iman yang kokoh

Apa kata ulama tentang Iman


Allah subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an Surat Ali 'Imran Ayat 84

قُلْ آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ عَلَيْنَا وَمَا أُنْزِلَ عَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطِ وَمَا أُوتِيَ مُوسَىٰ وَعِيسَىٰ وَالنَّبِيُّونَ مِنْ رَبِّهِمْ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ

"Katakanlah: "Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya'qub, dan anak-anaknya, dan apa yang diberikan kepada Musa, Isa dan para nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan hanya kepada-Nya-lah kami menyerahkan diri".

Jika kita bicara Iman maka itu artinya kita sedang masuk pada pembicaraan keimanan seseorang atau antara hamba dengan Tuhannya. Pada setiap manusia pada dasarnya punya Iman, tetapi yang membedakannya adalah Iman seseorang itu ada yang terangnya seperti lampu kecil yang cahanya sedikit sekali dan pancaran sinar cahayanya hanya berkedip - kedip saja,ada yang setangah saja dan ada yang tingkat keimananya sudah mencapai titik penuh sinar cahayanya bahkan cahayanya itu dapat memancarkan kesegala arah sehingga membawa para hamba Allah yang lain ikut bersamanya. Bahkan Nur cahayanya itu dapat menembus bukan saja ke penduduk dunia yang nun jauh disana.tetapi juga dapat memanggil hamba Allah yang tidak beriman kemudian menjadi beriman kepada Allah. Keimanannya itu bukan saja hanya untuk dirinya sendiri tetapi dapat membawa keseluruh Alam dunia.Cahaya keimanan itu bersifat ghoib bukan terlihat bulat - bulat seperti kita melihat sinat  cahaya Bulan. Tetapi kita dapat melihat bahwa jika seseorang yang tingkatan keimanan sudah mencapai haqqul Yakin maka ia tidak akan pernah ceroboh dalam beribadah kepada Allah. Baik yang hubungannya dengan Hablumminanas maupun Hablumminallah. Hatinya yang sudah terisi dengan Nur Allah maka segala gerak dan geriknya akan selalu terkoneksi dengan Allah azza wa jalla.

Iman seseorang itu juga bisa bertambah dan bisa berkurang dalam melaksakan semua perintah Allah dan Rasulnya. Jika seseorang yang tadinya rajin dalam beribadah,bisa saja akan menjadi lemah imannya jika hamba Allah tersebut ikut terseret oleh hawa nafsu dan mengikuti godaan Setan dengan melakukan perbuatan maksiat atau melanggar perintah Allah. Memelihara keimanan itu tidak mudah tetapi kita harus berjuang dan merawatnya sekuat mungkin yaitu dengan selalu bertaqwa kepada Allah. Karena Setan akan selalu menggoda keimanan para hamba Allah yang jalan hidupnya selalu dengan sesuai tuntunan Al- Qur'an dan As-sunnah. Pun keimanan itu juga akan tetap menjadi stabil dan bahkan bertambah kuat jika Jika hamba Allah itu bukan saja selalu menunaikan Shalat dan mendengarkan Tausiyah dari para ulama tetapi juga harus di tunjang dengan Qalbu yang selalu berzikir kepada Allah. Dan ada juga para hamba Allah yang paginya beriman tetapi di sore harinya menjadi kafir. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda“Bersegeralah melakukan amalan sholeh sebelum datang fitnah (musibah) seperti potongan malam yang gelap. Yaitu seseorang pada waktu pagi dalam keadaan beriman dan di sore hari dalam keadaan kafir. Ada pula yang sore hari dalam keadaan beriman dan di pagi hari dalam keadaan kafir. Ia menjual agamanya karena sedikit dari keuntungan dunia” (HR. Muslim)

Kita harus benar - benar beriman dengan kesungguhan hati ikhlas kepada Allah Subhanahu wa ta'ala. walaupun hanya setitik iman didalam hati, karena yang setitik ini bisa saja Allah dapat mengampuni kita dari azab Neraka kelak. Karena Allah adalah maha pengampun kepada para hambanya yang beriman kepadanya. Walaupun tingkat keimanan kita tidak sekokoh Siti Masyitoh yang siap dilempar kedalam minyak yang sangat panas didalam kuali besar beserta suami dan anaknya karena sebab  Siti Masyitoh tidak mau menyembah kepada Firaun yang mengaku dirinya sebagai Tuhan. Kebersihan hati dan tingkat keyakinan yang sudah Haqqul yakin, ia tetap tidak akan goyah oleh ancaman apapun walaupun taruhan nyawa untuk di godok di minyak panas yang bergolak, tetap bahwa tuhannya adalah Allah subhanahu wa ta'ala. Kita yang mengaku beriman kepada Allah tetapi masih suka lalai dalam sholatnya, mengaku beriman tetapi masih suka jahat sama orang lain,mengaku beriman tetapi masih senang mencari - cari kelemahan orang lain,mengaku beriman tetapi masih suka berhutang tetapi tidak mau bayar, mengaku beriman tetapi senang bergunjing, mengaku beriman tetapi kikir kepada fakir miskin,mengaku beriman tetapi masih suka pergi ke diskotik,mengaku beriman tetapi masih suka menggoda istri orang lain,mengaku beriman tetapi masih suka korupsi uang kantor atau uang negara,mengaku beriman tetapi masuk suka datang ke warung remang - remang, mengaku beriman tetapi masih suka menghina orang lain,mengaku beriman tetapi masih suka malakin orang lain,mengaku beriman  tetapi makanan haram masih tetap dimakan dan lebih parah lagi mengaku beriman tetapi meminta bantuannya kepada selain Allah.

Inti iman yang sesungguhnya adalah Taqwa. Orang yang beriman belum tentu bertaqwa tetap orang yang bertaqwa sudah pasti beriman, baik kepada Allah maupun kepada Rasulnya. Dan intinya taqwa adalah qalbunya yang selalu berzikir kepada Allah. Tidak ada amalan yang paling agung di sisi Allah azza wa jalla selain Qalbu yang selalu berzikir kepada Allah. Dari Abu Darda radhiyallahu anhu,Rasulullah shalallahu alaihi wassalam.Bersabda :"  Maukah kalian aku beritahu tentang sebaik - baik amal perbuatan di hadapan Tuhanmu dan tertinggi derajatnya serta lebih baik baik dari menafkahkan Emas dan Perak, lebih baik dari menghadapi musuh,kemudian kamu penggal leher mereka, dan mereka memenggal leher kamu?" Para sahabat menjawab"Baiklah". Beliau bersabda:" Yaitu Zikir kepada Allah Ta'ala." ( HR.Tarmizi) Riyadhus Shalihin halaman 352. Didalam Riwayat lain disebutkan bahwa Iman itu juga harus sering diperbahrui. Didalam salah satu hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw pernah bersabda: “Perbaharuilah imanmu”. Ketika itu para sahabat kemudian bertanya: “Yaa.. Rasulullah, bagaimanakah caranya memperbaharui iman kami ?”, Seraya Rasulullah saw menjawab: “Hendaklah kalian memperbanyak ucapan LAA ILAHA ILLALLAH” (HR. Ahmad, Thabrani, Al-Hakim dan Abu Dawud).

Semoga Iman kita tetap kokoh seperti kokohnya Pohon yang daunnya menjulang ke langit dan akarnya menghujam ke bumi.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada tiada Tuhan melainkan Engkau, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu"




Senin, 05 Agustus 2019

Allah murka pada yang suka Dusta

Apa kata ulama tentang Dusta


Allah subhanhu wa ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al-'Ankabut Ayat 3

وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۖ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ

"Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta."

Kita hidup di alam dunia ini sudah di atur oleh Allah azza wa jalla dari mulai Jodoh,Rejeki dan Mati dan sudah menjadi ketetapannya. Dan dari ketiganya itu adalah sudah menjadi ketentuan yang pasti akan dialami oleh umat manusia di Jagad raya ini. Kesenangan dan kebahagian hidup manusia yang berbeda - beda itu tentunya,semua itu bermula dari Allah juga ujung pangkalnya. Allah dengan sifat AR rahman dan AR rahimnya memberikan karunia kepada para hambanya yang tidak pilih kasih. Rahmat yang Allah turunkan ke bumi ini walau hanya 1 bagian saja, sudah begitu indah dan bermanfaatnya buat semua makhluk di Alam dunia ini, baik yang tampak maupun yang tidak tampak. Seperti yang diterangkan dalam sebuah riwayat bahwa Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata: Saya mendengar Rasulullah saw bersabda:”Allah menjadikan rahmat 100 bagian, 99 bagian Allah tahan dan Allah turunkan ke bumi satu bagian. Satu bagian itulah yang menyebabkan sesama mahluk saling menyayangi sampai kuda mengangkat telapak kakinya dari anaknya khawatir mengenainya.” (Muttafaqun ‘alaihi).Kalau bukan karena Rahmatnya dunia ini akan gersang, baik gersang manusianya maupun gersang karena Alamnya. Terkadang karena sifat serakah dan rakusnya manusia dalam menggapai segala keinginannya,apapun akan dilakukanya,tidak peduli halal dan tidak peduli Haram danTidak peduli orang lain tersakiti atau tidak.Yang penting baginya cita- cita hidup senang dan bahagianya sudah terlaksana.

Jika kita ingin hidup senang dan bahagia tentunya kita harus mencari dan berusaha sekeras mungkin,selebihnya adalah urusan Allah yang menentukannya. Jika kita masih belum mendapatkannya maka bertawakal adalah jalan satu - satunya yang terbaik. Jangan melakukan usaha - usaha yang dapat merugikan orang lain,apalagi sampai malanggar hukum Agama maupun Negara. Buat apa kita hidup senang tetapi sebenarnya ada orang lain yang kita sakiti hatinya.Buat apa kita banyak harta dan uang yang berlimpah tetapi sebenarnya harta itu didapat dari jerih payah yang tidak baik. Buat apa kita punya jabatan tinggi tetapi sebenarnya itu didapat dari hasil sikut sana dan sikut sini. Orang yang baik itu sengaja dibikin kesalahan dijebak dan difitnah agar orang yang baik ini tidak naik pangkat atau tidak naik jabatan. Padahal sebenarnya orang baik ini punya potensi untuk membantu memajukan perusahaan atau Instansi,sehingga perusahaan itu mencapai targetnya. Tetapi apadaya didalam perusahaan/Instansi itu sudah ada manusia yang sedang mencari kesenangan dan kebahagian dengan cara- cara yang tidak baik..

Dan tidak kita pungkiri juga, sering kita jumpai para pedagang juga banyak yang dusta dalam usahanya. Bukan saja pedagang besar bahkan pedagang kecilpun, kadang suka berdusta dalam mencari keuntunganya. Kalau pedagang besar biasanya ,dustanya itu dari mulai barang /Produk yang dibuat sedemikian rupa seakan -akan menjadi baik padahal sebenarnya barang busuk. Setelah jadi kemudian dipasarkan kepada konsumen oleh pemasar yang pastinya juga pandai bersilat lidah yang disisipi dengan kedustaannya agar pembeli menjadi tertarik. Bukan hanya sampai disitu laporan keuangan perusahaannya juga dibuat dusta dengan mengotak - atik angka pendapatannya. Padahal hatinya tahu bahwa perbuatan itu dusta tetapi tetap dilakukannya, agar hidupnya senang dan dapat uang tambahan atau naik jabatan dari hasil berdustanya itu. Kelak Allah akan meminta pertanggungjawaban dihari kiamat kelak dengan disaksikan oleh Manusia,Jin dan para Malaikat.

Kalau pedagang kecil itu biasanya kalau berdusta, selain ucapannya juga timbangannya suka tidak benar.Memang tidak semua pedagang itu curang. Tetapi ada beberapa yang suka dusta dan curang dalam menimbang barang yang dijualnya. Timbangan kiloannya suka dikasih pemberat agar lebih condong pada keuntungan pedagannya. Sementara sipembeli dirugikan walaupun hanya beberapa ons saja. Tetapi jika yang pembelinya banyak maka onsnya akan berubah menjadi kilo. Ditambah lagi dengan ucapannya yang penuh kebohongan dengan mengatakan barang ini bagus atau buah ini manis dan enak atau buah ini matang padahal semuanya tipuan,ternyata semua barang yang dijualnya bohong semua. Cara berdagang yang demikian itu sangat diharamkan dalam Agama. Sudah pasti uangnyapun haram dan jika dibelanjakan untuk makan dirinya atau keluarganya maka keluarganyapun biasanya suka jahat sama orang lain dan suka menyakiti hati orang lain atau jika ia berdoa kepada Allah maka doanyapun tidak akan dikabulkan oleh Allah azza wa jalla. Jika ia mati belum bertobat maka tempat kembalinya adalah Neraka dengan merobek - robek semua wajahnya dengan kail dari besi dan terus berulang- ulang didalam Neraka.

Tentunya kita semua tidak ingin ketika kita mati nanti dalam keadaan tidak baik, karena ulah kita sewaktu masih hidup yang suka membohongi orang lain didalam segala hal sehingga menyengsarakan orang lain. Ingat bahwa semua tindakan kita baik atau buruk akan ada balasannya kelak setelah kita mati. Tidak ada yang lolos dari pandangan Mata Allah ketika seorang hambannya telah berbuat sesuatu yang tidak baik. Semuanya akan tercatat didalam kitab Sijjin yaitu sebuah kitab pencatatan amalan buruk kita, kitabnya para pendurhaka kepada Allah azza wa jalla.

Semoga kita bukan termasuk golongan para pendusta.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada tiada Tuhan melainkan Engkau, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu"