Rabu, 10 Mei 2023

Bermegah - megahan telah melalaikan kamu

 
 
Allah Azza wa Jalla berfirman dalam Al-Qur'an surah At-Takatsur  102
 

Bermegah - megahan telah melalaikan kamu 

Kebanggaan dan kesombongan adalah perasaan yang dapat mempengaruhi seseorang dalam berbagai cara. Ketika seseorang merasa terlalu bangga dengan dirinya sendiri atau merasa lebih baik dari orang lain, ia dapat menjadi terlalu percaya diri dan meremehkan orang lain. Hal ini dapat menyebabkan seseorang menjadi tidak sabar, tidak toleran, dan bahkan kasar terhadap orang lain. Ketika seseorang terlalu terpikat dengan kebanggaan dan kesombongan, ia dapat melupakan nilai-nilai yang lebih penting seperti kerendahan hati, kerja keras, dan kejujuran. Seseorang yang terlalu terpikat dengan kebanggaan dan kesombongan dapat menjadi terlalu fokus pada dirinya sendiri dan kepentingannya sendiri, dan melupakan kepentingan orang lain.
 
 Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat melihat contoh-contoh orang yang terlalu terpikat dengan kebanggaan dan kesombongan. Misalnya, seorang bos yang terlalu percaya diri dan meremehkan bawahan-bawahannya, atau seorang atlet yang terlalu merasa hebat dan meremehkan lawan-lawannya. Dalam kedua kasus tersebut, kebanggaan dan kesombongan dapat menghalangi seseorang untuk mencapai tujuannya, karena ia tidak lagi fokus pada kerja keras dan kerendahan hati. Dalam kesimpulannya, kebanggaan dan kesombongan dapat mempengaruhi seseorang dalam berbagai cara, dan dapat menghalangi seseorang untuk mencapai tujuannya. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk tetap rendah hati, bekerja keras, dan menghargai orang lain, agar kita dapat mencapai kesuksesan dengan cara yang benar dan berkelanjutan.

Kesuksesan dengan cara yang benar dapat diartikan sebagai pencapaian tujuan yang positif dan berkelanjutan, dengan memperhatikan nilai-nilai etika dan moral yang baik. Dalam konteks ini, kesuksesan bukan hanya tentang mencapai tujuan secara finansial atau materiil, tetapi juga mencakup aspek-aspek lain seperti kebahagiaan, kesehatan, hubungan sosial yang baik, dan kepuasan pribadi. Kesuksesan dengan cara yang benar juga berarti mencapai tujuan dengan cara yang tidak merugikan orang lain atau lingkungan sekitar. 
 
Ini berarti bahwa seseorang harus memperhatikan etika dan moral dalam setiap tindakan dan keputusan yang diambil, dan tidak mengambil jalan pintas atau melakukan tindakan yang tidak etis untuk mencapai tujuan. Contoh kesuksesan dengan cara yang benar adalah ketika seseorang mencapai tujuan karirnya dengan kerja keras, kejujuran, dan menghargai rekan kerjanya. Atau ketika seseorang mencapai tujuan finansialnya dengan cara yang legal dan tidak merugikan orang lain, serta memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. Dalam kesimpulannya, kesuksesan dengan cara yang benar adalah pencapaian tujuan yang positif dan berkelanjutan, dengan memperhatikan nilai-nilai etika dan moral yang baik, serta tidak merugikan orang lain atau lingkungan sekitar. Hal ini penting untuk menciptakan kehidupan yang seimbang dan berkelanjutan, serta memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.
 
Hadis nabi Muhammad SAW tentang bermegah-megahan: Dari Abu Hurairah RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Tidaklah termasuk golongan kami orang yang bermegah-megahan, yang mencari-cari kehormatan, dan yang menipu dalam jual beli." (HR. Tirmidzi) Hadis ini menunjukkan bahwa bermegah-megahan tidaklah termasuk golongan orang yang beriman dan mengikuti ajaran Islam. Hal ini karena bermegah-megahan dapat menimbulkan sifat sombong, merendahkan orang lain, dan melupakan kebesaran Allah SWT. Oleh karena itu, sebagai umat Muslim, kita harus menghindari sifat bermegah-megahan dan lebih fokus pada kebaikan dan keberkahan yang diberikan oleh Allah SWT.
 
Kebaikan dan keberkahan yang diberikan oleh Allah Subhanahu wa taala adalah segala sesuatu yang diberikan oleh-Nya kepada manusia yang memberikan manfaat dan kebaikan dalam kehidupan dunia dan akhirat. Kebaikan dan keberkahan ini dapat berupa nikmat-nikmat yang diberikan oleh Allah SWT seperti kesehatan, rezeki, keluarga, kebahagiaan, keselamatan, dan lain sebagainya. Selain itu, kebaikan dan keberkahan juga dapat berupa petunjuk dan hidayah dari Allah SWT yang membimbing manusia untuk berbuat kebaikan, menjauhi keburukan, dan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
 
 Petunjuk dan hidayah ini dapat diperoleh melalui Al-Quran dan Sunnah Rasulullah SAW, serta melalui pengalaman hidup dan interaksi dengan sesama manusia. Dalam Islam, kebaikan dan keberkahan yang diberikan oleh Allah SWT diharapkan dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk meningkatkan kualitas hidup dan memperoleh ridha Allah SWT. Oleh karena itu, sebagai umat Muslim, kita harus senantiasa bersyukur atas segala nikmat dan keberkahan yang diberikan oleh Allah Azza wa jalla.

Bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Allah Subhanahu wa taala berarti mengakui dan menghargai segala karunia dan kebaikan yang diberikan oleh-Nya kepada kita. Hal ini dilakukan dengan cara mengucapkan rasa syukur dan mempergunakan nikmat tersebut dengan sebaik-baiknya. Dalam Islam, bersyukur adalah salah satu bentuk ibadah yang sangat ditekankan. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran, "Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih" (QS. Ibrahim: 7). 
 
Dalam hadis, Rasulullah SAW juga mengajarkan kita untuk senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang diberikan oleh Allah SWT, baik yang besar maupun yang kecil. Beliau bersabda, "Barangsiapa yang tidak bersyukur kepada manusia, maka ia tidak bersyukur kepada Allah" (HR. Ahmad). Bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Allah SWT dapat dilakukan dengan cara mengucapkan rasa syukur, seperti dengan mengucapkan Alhamdulillah atau Subhanallah, serta dengan mempergunakan nikmat tersebut dengan sebaik-baiknya. Misalnya, jika kita diberikan kesehatan, maka kita harus mempergunakan kesehatan tersebut untuk beribadah dan berbuat kebaikan kepada sesama. Jika kita diberikan rezeki, maka kita harus mempergunakan rezeki tersebut untuk membantu orang lain dan berinfak di jalan Allah SWT. Dengan bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Allah SWT, kita akan semakin dekat dengan-Nya dan mendapatkan keberkahan serta tambahan nikmat dari-Nya.

Tag:
#IngatlahBahwaKemewahanTidakAbadi
#JanganTerbuaiDalamKemewahan
#KembalikeJalanAllah
#HartaBukanSegalanya
#BersyukurAtasNikmatKecil
#JanganLupaBeramal
#TidakAdaYangAbadiSelainAllah
#JanganTerlenaDalamKemewahan
#HidupSederhanaBerkah
#JanganLupakanTujuanHidup.