Sabtu, 29 September 2018

Jangan menyembah Harta dan kekayaan

Apa kata ulama tentang harta


Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an dalam Surat At-Taubah Ayat 35

يَوْمَ يُحْمَىٰ عَلَيْهَا فِي نَارِ جَهَنَّمَ فَتُكْوَىٰ بِهَا جِبَاهُهُمْ وَجُنُوبُهُمْ وَظُهُورُهُمْ ۖ هَٰذَا مَا كَنَزْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ فَذُوقُوا مَا كُنْتُمْ تَكْنِزُونَ
"Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu".

Harta dan kekayan merupakan godaan terbesar buat mereka orang - orang yang beriman. Ada orang yang menjadikan harta kekayaan dan keindahan dunia sebagai pusat perhatiannya. Uang adalah diatas segalanya.Yang dipikirkannya setiap hari hanya uang dan bagaimana agar harta yang ia miliki itu semakin terus bertambah. Hari demi hari pikirannya selalu berpikir tentang uang,setiap uang yang keluar  selalu di hitung - hitung jumlahnya. Bila uangnya berkurang walaupun hanya seperak ia akan marah uring - uringan mencari penyebab kamana uangnya itu pergi.Setiap orang yang bersamanya semua  di curigai sebagai pencuri uangnya.Hatinya panas dan otaknya juga panas,bila ditanya bukannya dijawab dulu dengan benar,malah balik menanya dan marah. Pokoknya semua orang dimarahi padahal ia lupa bahwa uang yang berkurang itu bukan hilang tetapi sudah ia belanjakan untuk keperluannya, hanya ia lupa saja alias sudah pikun. Uangnya hilang sedih dan mukanya muram seperti rasanya dunia telah kiamat. Tetapi bila ia meninggalkan sholat ia tidak merasa sedih,tidak merasa berdosa apalagi sampai memohon ampun kepada Allah. Kehidupannya telah bergantung kepada harta kekayaan,harta dan uang adalah raja buat mereka. Karena ia berpikir bahwa dengan uang dan kekayaan semua orang akan tunduk kepadanya dan berharap semua orang dapat memuja dan memujinya. Padahal kalau ia benar- benar beriman kepada Allah dan Rasulnya dengan banyaknya uang dan harta yang ia miliki dapat menjadikanya ia besar derajatnya di sisi Allah azza wa jalla.

Uang dan Harta kekayaan yang kita miliki itu adalah sebenarnya adalah milik Allah yang dititipkan kepada kita. Dan didalamnya itu ada hak orang lain yang harus segera kita berikan kepada fakir miskin dan anak - anak Yatim selain itu juga ada zakat yang harus dikeluarkan.Begitulah sebenarnya bila kita benar - benar ingin bahagia baik didunia maupun di Akhirat.Setelah semuanya kita laksanakan jangan lupa untuk mendirikan sholat dan bersyukur kepada Allah atas semua nikmat yang telah diberikan kepada kita. Barang siapa yang bersyukur,niscaya Allah akan menambah nikmarnya tetapi bila kita kufur akan nikmatnya sesungguhnya siksa Allah itu sangat pedih. Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Surat Ibrahim Ayat 7

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
"Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".

Sebaiknya kita pandai - pandai mengatur waktu jangan semuanya dicurahkan untuk mencari uang dan harta.Jangan sampai kita menyesal di hari kemudian,setelah kita mati dikubur baru kita menyesal saat waktu hidup di dunia, kita lalai telah meninggalkan sholat,kita telah lalai untuk bersedekah,kita telah lalai untuk berzakat. Teriak - teriak didalam kubur minta kembali ke alam dunia sudah tidak ada gunanya,yang diatas kubur kita tidak akan dapat mendengar jeritan kita. Itulah seburuk - buruk penyesalan karena semuanya itu tidak dapat di ulang kembali. Yang dirasakan pada saat itu hanya ajab kubur atau nikmat kubur. Tergantung amalan kita di dunia apakah kita termasuk manusia yang beriman kepada Allah dan Rasulnya atau beriman kepada uang dan harta kekayaan.

Memang harus kita akui bahwa di jaman sekarang ini manusia sudah semakin dalam yang orientasinya dalam hidup yang dipikirkan adalah uang dan harta. Hanya sedikit saja manusia yang memikirkan kehidupan Akhirat. Padahal kehidupan akhirat itu lebih abadi dan lebih baik dibandingkan kehidupan dunia yang fana ini jika mereka mengetahuianya Tapi sayang banyak manusia yang jatuh hati pada eloknya dunia. Uang dan harta telah menutupi hatinya sehingga banyak yang lalai dari perintah Tuhannya. Padahal dibalik banyaknya uang yang kita dapatkan ada Pahala yang banyak jika kita gunakan untuk membantu orang lain yang lebih membutuhkannya. Tidak ada yang rugi dari uang yang kita sedekahkan dan tidak akan menjadi berkurang harta yang kita simpan. Semuanya akan Allah ganti lebih dari yang kita keluarkan. Allah Subahanahu wa Ta'ala berfirman

وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِين


"Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya." (QS. Saba': 39)

Menumpuk - numpuk harta dan uang yang kita dapatkan dari hasil usaha kita tanpa dibarengi dengan berbagi dengan orang lain hanya akan membuat diri kita menjadi manusia yang sombong. Padahal yang berhak untuk sombong itu hanya Allah saja. Penguasa langit dan bumi berserta isinya. Manusia baru diberikan kekayaan segitu saja sampai lupa bahwa yang memberikan itu semua adalah Allah Azza Wa Jalla. Ia merasa bahwa semua uang dan harta yang ia miliki semata - mata karena hasil kerja kerasnya tanpa ada campur tangan Allah. Sungguh manusia ini telah menelusuri jalan yang salah. Padahal jika Allah menghendaki hanya dalam sekejap saja uang dan harta kita bisa habis tanpa sisa sedikitpun. Allah kasih kita sakit saja bisa habis harta kita. Uang yang kita kumpulkan bertahun - tahun justru yang menikmatinya malah orang lain karena kita keburu di cabut nyawa kita oleh Allah. Andaikan saja uang itu sebagian telah dibagikan kepada orang - orang miskin,anak -anak yatim,pembangunan Masjid atau yayasan - yayasan amal lainnya. Beruntunglah kita karena pahala yang kita terima tidak akan terputus dan terus mengalir walaupun kita sudah dikubur didalam Tanah. Sungguh beruntung hamba Allah ini. Selain itu, jika kita suka bersedakah dari uang kita yang halal itu, Allah akan menjamin kita tidak akan terkena ajab kubur atau siksa kubur. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sedekah akan memadamkan api siksaan di dalam kubur.” (HR. Thabrani, di shahihkan Al Albani dalam Shahih At Targhib, 873)

Semoga kita termasuk hamba Allah yang dicintainya dan bukan termasuk hamba Allah yang cinta dunia


سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada tiada Tuhan melainkan Engkau, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu"



Senin, 24 September 2018

Lidah terasa kaku saat Sakaratul Maut

Apa kata Ulama tentang Sakaratul Maut


Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Al-qur'an Surat Ali 'Imran Ayat 185

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ

"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.":

Kita ini  hidup dan Mati sudah diatur sama Allah termasuk kapan kematian itu datang menghampiri kita juga rahasia Allah. Tetapi Allah sudah memberi tahu kepada kita jika kita ingin wafat dalam keadaan baik maka ikutilah semua perintah Allah dan Rasulnya.Tinggalkan semua perbuatan dosa dan maksiat kepada Allah.Perbanyaklah beramal sholeh dan selalulah disetiap saat diamanapun kita berada untuk selalu mengingat kematian.karena dengan demikian kita akan selalu ingat kepada Allah dan tidak akan melanggar segala perintah Allah dan Rasulnya. Dan selalulah berdoa kepada Allah agar kematian kita dalam keadaan baik dan lidah kita tidak kaku untuk mengucapkan kalimat yang paling agung ini yaitu Laa Ilaaha Ilallah. Karena jika kita wafat dan disaat sakaratul maut lidah kita mengucapkan kalimatul Ikhlas ini maka Surga sudah dalam gemgaman kita. Nabi kita Muhammad Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda " ”Barangsiapa yang akhir perkataannya sebelum meninggal dunia adalah ‘lailaha illallah’, maka dia akan masuk surga” (HR. Abu Daud. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Misykatul Mashobih no. 1621)

Semua kaum Muslimin pasti sangat menginginkan saat meninggal nanti dalam keadaan baik dan bukan dalam keadaan sedang bermasyiat kepada Allah. Untuk dapat meninggal dalam keadaan baik tentunya juga kita harus selalu berbuat baik. Apa saja dalam keseharian kita baik dalam perbuatan maupun dalam ucapan.  Pasti kita tidak ingin saat di ujung kematian kita lidah kita sedang berkata kasar kepada orang lain hanya karena menuruti hawa nafsu dan pasti kita tidak ingin ruh kita dicabut sementara anggota tubuh kita sedang bermaksiat kepada Allah. Semua itu bisa terjadi kepada kita jika kita tidak selalu mengingat akan kematian. Disaat kita akan melanggar perintah Allah dan Rasulnya tetapi hati kita selalu ingat bahwa kita ini bakal mati dan akan diminta pertanggungjawaban  semua amal perbuatan kita di hadapan Allah subhanahu wa ta'ala. Dan kita harus yakin bahwa apapun berbuatan kita baik atau buruh selalu dalam pengawasan Allah subhanahu wa ta'ala.

Dengan kehendak Allah semua Manusia itu bisa saja saat wafatnya dalam keadaan sedang beriman kepada Allah dan Rasulnya.Tetapi biasanya Allah memberikan hidayah dahulu kepada hambanya yang dikehendakinya.Hidayahnya itu bisa terjadi karena ucapan seorang ulama atau karena musibah yang menimpa kepada hambanya itu atau apapun kejadian yang dikehendanya..Semuanya tidak ada yang mustahil karena Allah yang menghidupkan dan Allah juga yang mematikannya. Jika ada hambanya yang saat sakaratul maut penuh kesakitan,matanya yang melotot dan lidahnya yang menjulur keluar ,itu bukan berarti bahwa Allah telah berbuat dzolim kepada hambanya. Allah sudah memberikan peringatan kepada semua hambanya agar menuruti perintah Allah dan Rasulnya dan perbanyaklah ibadah kepada Allah dengan penuh kesungguhan. Karena kita diciptakan supaya ibadah kepada Allah. Dalam Surat Az-Zariyat Ayat 56 Allah subhanahu wa ta'ala berfirman
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku"

Allah sudah memberikan 2 pilihan menuruti perintahnya atau melanggar perintahnya.Jika melanggar semua larangan Allah maka jangan buruk sangka kepadanya kalau mati nya kita juga dalam keadaan buruk saat di akhir hidup kita. Disaat suara Adzan berkumandang kita masih sibuk dengan pekerjaan kita atau sibuk dengan semua urusan dunia kita. Padahal itu adalah seruan untuk segera mengerjakan sholat. Perintah Allah dianggap enteng tetapi pekerjaan bisnisnya dianggap paling penting. Waktu terus berjalan sementara kita masih tetap mengulur waktu karena sangat berharganya bisnis kita karena menyangkut urusan uang. Akhirnya waktu sholatnya habis tanpa kita sadari sudah tiba suara Adzan berikutnya. Itupun kita masih belum eling tetap saja meninggalkan sholat yang pada akhirnya menjadi kebiasaan sehingga sampai pada suatu ketika jantung kita terhenti sementara tangan kita sedang memegang kalkulator dengan jumlah uang berserakan di depan kita. dengan disaksikan anggota keluarga kita bahwa saat kematian kita,di saat sakaratul maut ,mata kita keluar sambil melotot melihat uang kita dan lidah kita menjulur keluar. Seperti itulah  ternyata kematian kita akibat perbuatan dan ulah kita semasa hidup kita. Sungguh kematian yang sangat tidak kita inginkan.

Para ulama tidak bosan - bosan berdakwah menyeru kepada kaum Muslimin dan Muslimat untuk selalu beribadah kepada Allah dengan menuruti perintahnya dan menjauhi larangannya dengan Taqwa yang sebenar - benarnya. Kematian itu tidak bisa di majukan ataupun dimundurkan jika sudah tiba waktunya dan kehidupan dunia ini hanya kesenangan yang memperdayakan dan kehidupan yang abadi itu adanya di Akhirat. Beruntunglah bila ada hamba - hamba Allah yang masih terbuka pintu hatinya untuk menerima seruan para ulama itu dan melaksanakan semua perintah Allah dan Rasulnya. Bukan tidak boleh untuk mencari nafkah tetapi disaat - saat waktu sholat tiba maka tinggalkan saat itu juga semua urusan dunia dan segera laksakan perintah Allah itu jika memang di akhir hidup kita ingin meninggal dalam keadaan baik di sisi Allah subhanahu wa ta'ala. Ketauhilah bahwa Allah itu maha melihat apa yang sedang kita kerjakan baik perbuatan baik maupun perbuatan buruk dan semua itu akan di catat oleh Allah dan akan di buka di hari kiamat buku catatan amalan kita untuk diminta pertanggung jawabannya.

Apapun di dunia ini ada rumusnya agar hasil yang didapat menjadi pasti. Tetapi walaupun ada rumusnya jika tidak sering dipakai atau tidak pernah dipakai maka bisa saja saat waktunya untuk dipakai menjadi lupa bagaimana cara kerja rumus itu digunakan. Begitupun dengan sakaratul maut.agar ingin wafat dalam keadaan husnul khatimah dan saat sakaratul maut lidah kita tidak kaku juga ada rumusnya atau rahasianya.Hadist inilah yang kita laksakan dan kita amalkan dengan sebanyak banyaknya
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ دَخَلَ الجَنَّةَ

”Barangsiapa yang akhir perkataannya sebelum meninggal dunia adalah ‘lailaha illallah’, maka dia akan masuk surga” (HR. Abu Daud. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Misykatul Mashobih no. 1621)

Maka kalimatul ikhlas itulah rumus agar lidah kita tidak kaku disaat sakaratul maut. Kalimat dzikir Laa illaha ilaah itulah yang akan menolong kita di saat ruh kita akan dicabut oleh Allah, Asalkan kita mau mengamalkannya secara rutin setiap selesai sholat dengan jumlah yang sebanyak - banyaknya.. Ibarat kita akan berperang melawan musuh itu butuh latihan dan persiapan yang matang. Begitupun saat sakaratul maut  agar lidah kita dapat mengucapakan kalimat thoyyibah harus dilatih dahulu lidah kita dengan dzikir ini setiap waktu dengan sebanyak - banyaknya. Tetapi bukan hanya sekedar ucapan dimulut ,kalau hanya mengucapkan kalimat Lailaha illallah saja anak - anak kecil juga bisa, Dzikir yang dimaksud Lailaha illallah nya itu yang menembus kedalam qalbu yang disertai dengan hati yang hidup. Jika tidak mengetahui cara dzikir Lailaha illallah yang benar maka carilah pembimbing yang dapat mengajarkannya. Setelah semuanya itu kita amalkan insya Allah lidah kita tidak akan kaku saat sakaratul maut karena lidah kita sudah terbiasa dilatih mengucapkannya. Kalimat Laa illaha ilaah itulah senjata perang kita disaat kita sedang bertempur dengan setan saat sakaratul maut berlangsung. Karena Setan pada saat itu menggoda Manusia habis- habisan dipertempuran ini. Apakah kita mati dalam keadaan kafir atau Khusnul khatimah disakaratul maut inilah penentuannya. Sebab Allah menilai hamba Allah itu pada akhirnya bukan pada awalnya.

Semoga Allah subhanahu wa ta'ala memberikan kekuatan agar disaat sakaratul maut lidah kita tidak kaku dan tidak terasa kelu untuk mengucapkan kalimat Lailaha illallah.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada tiada Tuhan melainkan Engkau, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu"

Sabtu, 15 September 2018

Memburu para kekasih Allah

Apa kata ulama tentang Kekasih Allah


Allah subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an  di Surat Yunus Ayat 62

أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
"Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati."

Kekasih Allah adalah hamba Allah yang paling dicintai dan dijaga dari semua perbuatan dosa dan maksiat dan akan selalu diarahkan pada jalan yang  lurus yaitu jalannya perintah Allah dan Rasulnya.Kehidupan mereka tidak mencintai harta dunia dan tidak mencari dunia karena  tidak dicari pun dunia pada datang sendiri kepadanya.Dunia akan akan terus menggoda mereka dengan datang dari mana- mana dan tidak diundangpun dunia pada datang sendiri. Kehidupan mereka jauh dari kemewahan dan senda gurau. Keseharian dalam kehidupannya hanya ibadah kepada Allah.Jika berdakwah isinyapun syarat dengan makna kebaikan,tidak ada hujatan apalagi menghina orang lain.Jika bertutur kata lidahnya selalu bicara benar dan hatinya tidak akan pernah terlintas untuk dengki ,ujub,ria dan takabur sama orang lain karena hatinya selalu sibuk dengan berzikir kepada Allah.Dalam keseharianya .Ilmunya tidak pernah dipakai untuk kesombongan atau dipakai untuk mencari keuntungan dunia. Karena ilmunya yang sangat dalam terkadang ada sesuatu yang sangat aneh yang tidak semua orang tidak dapat melakukakannya. sehingga banyak orang menganggap para kekasih Allah ini adalah pelaku syirik atau dianggap muridnya Setan. Karena mereka buta mata hatinya sehingga dengan mudah mengatakan pelaku syirik.

Para kekasih Allah ini secara jasmani tidak ada yang berbeda dengan kita,mereka makan seperti kita makan,mereka minum seperti kita minum,mereka berpakaian seperti kita berpakaian dan mereka beribadah sama seperti kita beribadah kepada Allah. Tetapi yang membedakan kita dengan para Waliyullah ini adalah Iman danTakwanya kepada Allah Subhanahu wa ta'ala. Beriman kepada Allah mereka adalah kekal sampai ajal menjemputnya.Keimanan mereka tidak bisa ditawar dengan apapun juga didunia ini.Rasa mahabbah nya kepada Allah sudah tidak ada lagi jarak walaupun hanya sejengkal saja. Rasa senang dan rindu dengan Tuhannya sudah tidak bisa dipisahkan. Zikirnya kepada Allah sudah menyebar keseluruh latifah jasmaninya.

Kehidupannya tidak ada ketergantungan pada Manusia dan mereka itu tidak takut seperti yang ditakuti manusia, dan tidak susah seperti yang disusahkan manusia. Pada setiap peribadatan yang dikejar sudah bukan lagi pahala tetapi ridho Allah yang dicarinya. Dan Taqwanya kepada Allah sudah tidak bisa diragukan lagi karena segala perintah Allah dan Rasulnya sudah menjadi pekerjaan kesehariannya. Tidak punya musuh kecuali setan dan hawa nafsunya. Sungguh - sungguh dalam bermujahadah melawan semua keinginan hawa nafsu yang akan merusak Jasmaniyah dan Ruhaniyahnya.Pada setiap nafas dan gerak anggota tubuhnya semuanya berzikir tanpa putus-putusnya baik diwaktu pagi ,siang maupun diwaktu malam.

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah bersabda , Allah swt berfirman : “ Aku tergantung pada persangkaan hambaKu. Dan Aku bersamanya jika ia mengingat Aku. Jika dia mengingatKu dalam hatinya, Akupun mengingatnya dalam HatiKu. Jika ia mengingatKu dalam suatu majelis, Akupun mengingatnya dalam suatu majelis yang lebih baik dari mereka. Dan jika ia mendekatiKu sejengkal, Aku akan mendekatinya sehasta. Dan Jika ia mendekatiKu sehasta, Aku akan mendekatinya sedepa. Dan jika ia mendekatiKu dengan berjalan, Aku akan mendekatinya dengan berlari (HR Bukhari, Muslim , Ahmad)

Dan apabila ia memohon kepada Allah selalu dikabul akan permintaannya. Itulah para kekasih Allah yang Allah Subhanahu wa ta'ala sangat mencintainya. Maka jika ada yang mengaku dirinya adalah kekasih Allah maka itu adalah dusta padahal mereka jauh dari keimanan dan ketakwaan kepada Allah  allah azza wa jalla . Karena para kekasih Allah tidak akan pernah mengatakan dirinya adalah kekasih Allah.Yang dapat mengetahui para kekasih Allah itu adalah Allah itu sendiri .Jika kita ingin memburu para kekasih Allah,.Bagaimana ia bersikap terhadap sesama hamba Allah yang lain, bagiaman ia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya,bagaimana ia dalam memandang kehidupan dunia ini dan lihat juga dalam ketaqwaannya kepada Allah dan Rasulnya.

Jika kata orang konon di ujung sebelah Barat sana ada Hamba Allah yang hidupnya sangat taat dalam beribadah kepada Allah,jubah dan Sorbannya serba Putih tetapi jika ia dalam bertutur kata selalu kasar,maruk sama harta,sombong.suka mengadu domba,kikir,banyak bicara,suka memfitnah,suka menggunjing dan suka berbohong,tidak punya sopan santun,suka mencampuri urusan orang lain .Lidahnya terasa pahit jika tidak menyakiti orang lain maka kita bisa menyimpulkan bahwa ia bukanlah Waliyullah. Konon diujung sebelah Selatan sana ada Hamba Allah yang sangat taat dalam beribadah dan suka menolong orang tetapi ia suka mengambil hak orang lain,korupsi dan lain sebagainya maka kita menyimpulkan bahwa ia bukanlah Waliyullah.Konon di ujung sebelah Utara sana ada hamba Allah yang bisa berjalan di atas laut dan dapat mengubah Batu menjadi Emas tetapi jika ia tidak pernah beribadah kepada Allah Subhanahu wa ta'ala maka kita menyimpulkan bahwa ia bukanlah waliyullah.

Konon di ujung sebelah Timur sana ada Hamba Allah yang hidupnya miskin dan jika ada orang minta tolong untuk didoakan maka doanya selalu dikabulkan oleh Allah dan ibadahnya kepada Allah subhanahu wa ta'ala sangat taat dan banyak menolong orang, sangat menghormati orang lain,sangat baik dalam bertutur kata ,sangat tinggi ilmunya dan banyak orang datang dari segala penjuru entah dari mana mereka mengetahuinya dan jiwanya yang Zuhud maka bisa jadi ia adalah seorang waliyullah. Kita datangi dia dan kita berguru bersama kekasih Allah ini.Kita gali semua ilmu yang ada padanya. Jangan sembarangan mencari guru lihat dulu ketaatannya kepada Allah dan bagaimana watak dan prilakunya.Apakah menjalankan perintah Allah dan Rasulnya atau tidak. Jika tidak maka tinggalkan dia sehebat apapun dia punya Ilmu. Cari lagi kekasih Allah yang lain dan jangan putus asa, percayalah bahwa Allah Subhanahu wa ta'ala akan memberikan petunujuk bagi hambanya yang ingin menuntut Ilmu.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada tiada Tuhan melainkan Engkau, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu"





















Minggu, 09 September 2018

Larangan bermaksiat kepada Allah

Apa kata ulama tentang maksiat



Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an di surat Al-Qiyamah Ayat 5

بَلْ يُرِيدُ الْإِنْسَانُ لِيَفْجُرَ أَمَامَهُ

"Bahkan manusia itu hendak membuat maksiat terus menerus."

Maksiat adalah suatu perbuatan buruk yang dilakukan oleh manusia dengan melanggar semua perintah Allah dan Rasulnya dan hukumnya Haram. Maksiat juga ada yang dilakukan secara terang terangan dan juga ada yang dilakukan secara sembunyi - sembunyi. Tidak ada Manusia di muka bumi ini yang belum pernah berbuat Maksiat selama hidupnya kecuali para Nabi dan Rasul Allah dan para kekasih Allah. Jika manusia seperti kita ini mungkin perbuatan maksiat kepada Allah itu masih suka di lakukan baik yang kadarnya besar maupun kadarnya kecil .Tetapi Allah Subhanahu wa ta'ala dapat mengampuni semua  perbuatan Maksiat ini jika hambanya mau bertobat kepadanya.Yang berbahaya itu ketika Manusia sedang berbuat maksiat kepada Allah dan belum sempat bertobat dan Pada hari itu , pada jam itu dan pada detik itu pula Allah mencabut ruh dari badannya.Itulah akhir kematian yang paling merugi selama - lamanya.Allah itu maha pengampun atas dosa sebesar apapun pasti di ampuni oleh Allah subhanahu wa ta'ala.Berdoalah kepada Allah dengan meminta Rahmatnya agar mengampuni semua perbuatan dosa kita.Mumpung kita masih diberikan hidup di dunia ini.Karena jika kita sudah mati di kubur sudah tidak ada lagi pintu Tobat. Allah pasti mengampuni dosa kita. Seperti dalam firmanya Allah subhanahu wa ta'ala berfirman dalam surat Azzumar ayat 53-54 

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ (53) وَأَنِيبُوا إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنْصَرُونَ (54)

“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).” 

Sungguh Allah itu sangat baik sama kita walaupun kita sering berbuat maksiat tetapi masih saja Allah memberikan rejeki sama kita dan memberikan jalan hidup yang baik sama kita,memberikan kesehatan sama kita, memberikan nikmat yang tiada terhitung jumlahnya. Dan jika kita merasa banyak dosapun Allah masih juga memberikan ampunan sama kita.Jangankan dosa Maksiat, dosa syirikpun masih di ampuni oleh Allah asal mau bertobat sebelum Mati. Terus apakah kita masih tetap akan terus bermaksiat sama Allah ?. Sama  manusia saja harus yang namanya tahu balas budi, kenapa sama Tuhan kita tidak. yang menghidupkan kita dan memberi makan dan minum sama kita.Dengan meninggalkan semua perintah Allah dan menjauhi semua perintahnya saja akan membuat Allah senang sama kita tetapi jika kita terus - menerus bermaksiat kepada Allah pasti Allah murka juga. Sebab kita ini diciptakan oleh Allah bukan untuk bermaksiat tetapi untuk beribadah kepadanya.
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Surat Az-Zariyat Ayat 56

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku".

Jangan terlalu tergiur oleh eloknya dunia sampai mati - matian mencari uang dan Harta sebab semua itu akan kita tinggalkan ketika kita mati,tetapi yang dibawa adalah cuma kain kafan dan Amal sholeh. Jika kita banyak harta tetapi jika dipergunakan untuk berbuat baik sama orang lain atau dipergunakan untuk dijalan Allah dan bukan dipergunakan untuk bermaksiat kepada Allah dan Rasulnya. Maka sungguh harta itu akan menolong kita di Alam kubur dan di hari Pembalasan. Sungguh sangat di sayangkan pada mereka yang mendapatkan rejeki yang begitu banyak tetapi dipergunakan untuk bermaksiat kepada Allah dan Rasulnya. Karunia Allah yang diberikan kepadanya hanya dipakai untuk sarana menghitamkan hatinya dan merusak Ruhaniyahnya semata. Sepertinya ia tidak merasa bahwa yang memberikan rejeki itu datangnya dari Allah saja bukan dari hasil kerja kerasnya. Walaupun ribuan kali berusaha tetapi jika Allah tidak menghendakinya tetap saja tidak akan mendapatkan hasilnya.Karena semua itu dari Allah asal mulanya. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Surat Ali 'Imran Ayat 109

وَلِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۚ وَإِلَى اللَّهِ تُرْجَعُ الْأُمُورُ

"Kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan di bumi; dan kepada Allahlah dikembalikan segala urusan."

Allahlah yang mengurus segala keperluan dan segala urusan makhluk di muka bumi ini. Allah yang menciptakan Makhluk tetapi Allah juga yang memberikan rejeki kepada kita. Kita hanya hanya sekedar berusaha saja tetapi semua itu tertumpu semuanya di Allah yang maha Rahman dan Rahimnya.Bekerja atau berdagang itu hanya sekedar sunatullah saja selebihnya Allah yang mengatur kita dan Kita sebagai pencari Rejeki hanya sekedar Ikhtiar dan berdoa agar mendapatkan rejeki yang baik dan halal.Bukan ingin kaya raya karena kaya itu urusan Allah juga bukan urusan Manusia juga.Karena Allah lah yang menyempitkan atau meluaskan rejeki makhluk.Allah subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Surat Ar-Ra’d Ayat 26

اللَّهُ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقْدِرُ ۚ وَفَرِحُوا بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا فِي الْآخِرَةِ إِلَّا مَتَاعٌ

"Allah meluaskan rezeki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki. Mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit)."

 Yang kita inginkan dari rejeki dari Allah itu bukan hanya sekedar banyak tetapi rejeki yang dapat mendatangkan manfaat buat semua orang dan Allah Ridho memberikan rejeki itu kepada kita. Kita tidak ingin mati dengan bertumpuknya harta dunia tetapi orang lain tidak ikut menikmatinya.Dan kita tidak ingin mati dalam keadaan banyak harta tetapi dari hasil bermaksiat kepadanya. Kita tidak ingin menyesali semua pebuatan buruk kita ketika kita sudah mati dikubur didalam Tanah. Yang kita inginkan adalah ketika kita masih hidup dengan penuh penyesalan kenapa kemarin kita tidak berbuat baik sama orang lain dengan kemampuan kita.

Ada kehidupan setelah mati adalah benar,adanya hari kebangkitan adalah benar,adanya hari pembalasan adalah benar dan adanya Surga dan Neraka itu juga benar adanya. Kita harus meyakini hal itu karena banyak dalil yang menerangkan itu semua baik dari Al-qir'an dan maupun hadist. Jika kita tidak mengimani semua itu berarti kita sudah kafir. Tetapi walaupun kita mengimani tetapi sering bermaksiat dan sering melanggar perintah Allah dan Rasulnya jika kita tidak segera bertobat maka Neraka adalah tempat tinggal kita. Dan itu adalah seburuk - buruk tempat kembali.Walaupun pada suatu masa entah ribuan tahun kita di Neraka akan diangkat oleh Allah dengan Rahmatnya. Tetapi bukan itu juga yang kita inginkan. Jangankan ribuan tahun,satu detikpun kita tidak ingin merasakan panasnya Api Neraka. Yang kita inginkan adalah kita selalu dalam lindungannya dan dijaga dari bentuk kemaksiatan kepada Allah subhanahu wa ta'ala.

Tetapi walaupun kita pernah berbuat maksiat pintu tobat masih terbuka lebar bagi mereka yang mengharapkan kehidupan yang abadi di Akhirat kelak. Karena Allah itu menilai Akhirnya bukan pada Awalnya. Puluhan tahun kita beribadah kepada Allah tetapi di akhir kematian kita malah sedang berbuat maksiat kepada Allah.Puluhan tahun kita bermaksiat kepada Allah tetapi disaat kematiannya sedang melakukan beribadah kepada Allah. Kita tidak tahu akan seperti apa kematian kita kelak ,hanya Allah saja yang tahu.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada tiada Tuhan melainkan Engkau, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu"