Senin, 25 Mei 2020

Berdoa semoga Allah menerima amalan kita

Apa kata ulama tentang berdoa



 Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqarah Ayat 127

 وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَاهِيمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَإِسْمَاعِيلُ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا ۖ إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

"Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): "Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui".

Allah Azza wa Jalla adalah Allah yang Agung, Maha Pengasih dan Penyayang kepada para hambanya. Jangan samakan cara pandang Manusia dengan cara pandang Allah yang maha segalanya. Kita ini hanya ciptaanya agar kita menyembahnya tidak kepada sesuatu apapun baik yang terlihat oleh Mata maupun terbesit oleh Hati. Allah Azza wa Jalla adalah penyembahan total antara makhluk kepada Tuhannya. Allah yang menciptakan manusia dan Allah pula yang akan mematikannya. Allah subhanahu wa ta'ala akan menghukum kepada hambanya yang tidak patuh akan semua perintah Tuhannya dan akan membalas dengan Pahala kepada hambanya yang selalu mengikuti perintah Allah dan Rasulnya. Manusia di ciptakan ke bumi ini bukan tidak ada maksud,melainkan kita wajib beribadah kepadanya.

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku". (Az-Zariyat Ayat 56).

Pupuklah keyakinan yang ada didalam dada kita dengan penuh kesungguhan.Jangan ada keraguan walau hanya sebutir zarahpun.Mintalah segala sesuatu kepada yang memiliki jiwa raga kita. Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan perlindungan baik dari cobaan dunia maupun perlindungan dari siksa Api Neraka. Semua amalan saleh yang telah kita lakukan memang semua itu adalah hak Allah akan diterima atau di tolak amalan kita. Tapi paling tidak kita punya alat untuk memohon kepadanya yaitu Do'a. Kalau bukan kepadanya kita meminta,mau minta kepada siapa lagi. Jangan berlindung atau bergantung kepada Makhluk tentang apapun. Makhluk itu tempat bersemayamnya setan yang menggerogoti Qalbu kita. Agar kita menjadi makhluk yang paling merugi di dunia maupun di Akhirat. Allah itu maha penyayang maka berdoalah agar semua amalan saleh kita diterima oleh nya. Para nabi dan Rasulpun berdoa kepada yang maha pencipta bila menginginkan sesuatu. Apalagi sekalas kita yang penuh dengan segala kebutuhan dan dosa yang setiap detik menghitamkan Qalbu kita.

Baru kemarin rasanya kita menjalankan ibadah puasa Ramadan,tetapi sekarang bulan suci itu sudah meninggalkan kita. Untuk orang - orang yang bertaqwa kepada Allah Azza wa Jalla sudah barang tentu itu merupakan puncak kesedihan yang tiada tara. Karena keutamaan yang ada didalamnya tidak ada bandingannya dengan bulan - bulan yang lain. Tetapi untuk orang - orang tidak bertaqwa, berakhirnya bulan yang penuh hikmah ini sangat di tunggu - tunggu dan disambut dengan suka ria. Padahal amalan puasa kita masih ngambang bakal diterima atau tidak puasa kita. Tetapi memang Setan itu tidak akan berhenti menggoda manusia sampai hari kiamat tiba. Dan tidak sedikit yang tergoda oleh rayuannya,puasa tetap puasa sampai Magrib tetapi maksiat juga jalan terus,Puasa tetap puasa tetapi nyatut duit negara juga jalan terus,puasa tetap puasa tetapi nyatut uang perusahaan juga jalan terus,puasa tetap puasa sampai magrib tetapi menggunjing,berbohong,dengki dan sombong juga jalan terus.Hidupnya seperti tidak punya aturan, hukum Allah saja berani dilanggar apalagi hukum manusia. Keselamatan di dunia dan keselamatan diakhrat itu semua tergantung kita. Secara Habluminallah kita harus taat sama perintahnya dan menjauhi larangannya. Dan secara Habluminannas kita juga harus mentaati hukum dan peraturan yang dibuat oleh manusia.Bukan se enak - enak kita. Semua itu ada aturan mainnya dan sudah pasti ada hukumannya juga.

Berakhlak mulia dan saleh adalah kunci utama keselamatan dunia dan Akhirat. Allah subhanahu wa ta'ala akan membenci kepada makhluknya walaupun ia rajin beribadah tetapi akhlaknya rusak. Jika bicara seperti tidak punya kontrol dan jika berbuat seperti tidak punya Hati. Pokoknya asal bunyi dan asal jepret. Otaknya ditaro di kuping, kupingnya ditaro di dengkul dan Matanya di taro di buntut. Hamba Allah macam apa yang seperti ini.Wujudnya manusia tetapi dalamnya Jin Iprit. Yang Allah nilai itu Jasmani bersih dan Ruhani juga bersih dan Surga itu hanya untuk orang - orang yang bersih.Jika belum bersih maka tertunda masuk surganya,di godog dulu di dalam neraka agar menjadi bersih. Ruhani manusia itu ibarat sebuah rumah, jika tidak dibersihkan maka rumah itu akan kotor berdebu.Begitupun ruhani jika tidak dibersihkan dengan amalan saleh,banyak sodakoh,banyak zikir,rajin salat malam,tidak ria,tidak jahat sama orang,tidak meninggalkan salat 5 waktu,tidak baik pada semua orang dan tidak suka menolong orang susah,senang berzina, maka ruhanipun akan kotor. Dan Allah Azza wa Jalla tidak suka dengan Ruhani yang kotor.

Sebanyak apapun amalan kita tetapi kita jika tidak ikhlas melakukannya maka Allah subhanahu wa ta'ala tidak akan menerima amalan kita. Sebab yang kita cari adalah keridoannya, bagaimana mungkin Allah rido kepada kita sementara kita sendiri beribadah kepadanya juga tidak ikhlas. Ketaqwaan kepada Allah itu tidak bisa dibayar atau di suap oleh apapun dan oleh siapapun. Karena Taqwanya itu sudah melekat didalam ruhnya,bukan didalam badan yang secara lahiriyah masih memerlukan makan dan minum. Maka hanya orang - orang yang bertaqwalah yang ibadahnya sudah pasti tidak ria atau ingin dipuji dan sudah pasti Ikhlas dalam beribadahnya kepada Allah Azza wa Jalla. Karena yang dipegangnya adalah Janji Allah kepada orang - orang yang bertaqwa.

لَٰكِنِ الَّذِينَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ لَهُمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا نُزُلًا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ ۗ وَمَا عِنْدَ اللَّهِ خَيْرٌ لِلْأَبْرَارِ

"Akan tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya, bagi mereka surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, sedang mereka kekal di dalamnya sebagai tempat tinggal (anugerah) dari sisi Allah. Dan apa yang di sisi Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang berbakti."
 (Ali 'Imran Ayat 198)

Kuatnya iman kita kepada Allah dan Rasa takutnya kita kepada Allah maka Allah subhanahu wa ta'ala masih memberikan toleransi kepada kita agar kita segera bertobat dan memohon kepada Allah agar pintu rahmatnya di buka selebar - lebarnya untuk para hamba Allah yang di cintainya. Selama kita masih hidup dan Matahari masih belum terbit disebelah Timur maka ampunan masih terbuka untuk siapa saja yang ingin masuk Surga.  Tobat dalam arti harus mengikuti kaidah- kaidah yang benar. Jika kita punya masalah dengan manusia maka harus diselesaiakan dulu baik - baik,jika kita punya banyak hasil nyatut dari uang Negara maka harus di balikin dulu uangnya,jika kita pernah melawan orang tua kita maka minta maaf dulu kepadanya. Bertobat kepada Allah itu mudah karena Allah maha penerima tobat. Buat apa bertobat sementara kita banyak masalah yang belum tuntas sama orang lain dan orang tua kita atau mertua kita. 

Semoga Allah subhanahu wa ta'ala menerima amalan baik kita.


سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada tiada Tuhan melainkan Engkau, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu"


Senin, 18 Mei 2020

Menyikapi Mimpi dalam Islam

Apa kata ulama tentang mimpi


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an Surat Az-Zumar Ayat 42

اللَّهُ يَتَوَفَّى الْأَنْفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي مَنَامِهَا ۖ فَيُمْسِكُ الَّتِي قَضَىٰ عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الْأُخْرَىٰ إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

"Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir."

Didalam jiwa manusia itu meliputi dua komponen besar yaitu komponen Jasmani dan komponen Ruhani. Komponen Jasmani yang paling utama adalah Jantung.Bila jantung kita mati maka mati juga semua anggota tubuh kita tanpa kecuali. Begitupun Ruhani, komponen utamanya adalah Ruh. Bila ruhani kita di tahan sama yang maha pemilik yaitu Allah Azza wa Jalla maka kemungkinannya ada 2. Bisa kita wafat pada jam itu atau tetap dikembalikan ke jasadnya karena belum saatnya untuk wafat. Kedua komponen besar ini saling berkaitan dan saling bergandengan ibaratnya. Bila si jasad di kubur didalam Tanah dan Ruhnya diangkat sama Allah Azza wa Jalla ke langit, bukan berarti akan berpisah selamanya. Allah tetap akan menyatukannya kembali pada hari kiamat saat dibangkitkan dari kubur dan menyatukannya kembali tulang belulang yang sudah hancur dan terpisah. Maka itu tidak sulit bagi Allah yang maha kuasa dengan kehendaknya. Dalam Al-Qur'an Allah subhanahu wa Ta'ala berfirman:

ثُمَّ إِنَّكُمْ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ تُبْعَثُونَ

"Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat".(Surat Al-Mu’minun Ayat 16)
Jadi pada saat kita sedang tidur tidak semua komponen Jasmani juga tidur. Ada komponen inti  yang tidak tidur. Seperti Jantung sebagai komponen utama Jasmani. Jantung tetap bekerja memompa aliran darah keseluruh tubuh sampai ke Otak kita.Walaupun kita sedang tidur. Maka tidak heran bila kita banyak pikiran,entah itu perkara hutang,perkara kebutuhan Perut,perkara rumah tangga,perkara Uang,perkara ketakutan karena korupsi,perkara hidup yang semakin sulit,perkara anak yang belum bayar sekolah,perkara teman yang sering godain Istri,perkara penyakit menular yang tak kunjung selesai,perkara maling yang semakin banyak dan masih banyak lagi perkaranya. Selama Jantung kita terus hidup dan mengatur aliran darah dan disaat itu pula otak kita bekerja memikirkan perkara - perkara tadi diatas maka tidak heran bila kita sering mimpi yang aneh - aneh. Coba bayangkan disaat kita lagi Happy pasti tidur kita pulas,kalaupun mimpi pasti mimpinya juga enak - enak dan begitupun sebaliknya jika pikiran kita semraut banyak problem pasti tidur kita tidak enak,jikapun mimpi pasti mimpinya yang seram - seram. Perkataan saya ini bisa saja benar atau bisa saja salah. Tapi intinya bahwa bagaimanapun keadaan kita mimpi itu bisa saja datang,bisa setiap hari,seminggu 2 kali,sebulan sekali atau sebulan Tujuh kali. Yang namanya manusia pasti pernah bermimpi.Tinggal tergantung bagaimana kita menyikapi tentang mimpi yang kita rasakan itu. Jika mimpi itu jelek sebaiknya jangan diberitakan ke orang lain seperti mimpi dikejar Tuyul,mimpi dikejarTikus atau mimpi di kawin sama Ular dll. Tapi jika mimpi itu baik dan membuat bertambahnya keimanan kepada Alla Ta'ala maka kita boleh saja di share ke orang lain.

Diceritakan dalam sebuah riwayat dari hadis Abdullah bin Umar Radhiyallahu anhu,dia berkata," Telah menjadi kebiasaan seorang laki - laki pada masa hidup Nabi Shallallahu alaihi wasallam bila bermimpi,dia menceritakannya kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.Akupun berharap bermimpi agar aku dapat mengisahkannya kepada beliau. Saat itu aku masih remaja.Pada zaman Rasulullah shallallahu alaihi wasallam aku tidur di Masjid lalu aku bermimpi ada dua Malaikat memegangku lalu membawaku ke dalam Neraka.Aku melihat Neraka yang ternyata adalah lubang besar bagaikan lubang sumur (atau Jurang).Neraka itu memiliki dua emperan dan aku melihat didalamnya ada banyak orang yang telah aku kenal.Maka akupun berkata,"Aku berlindung kepada Allah subhanahu wa ta'ala dari Neraka.'Dia melanjutkan,'kemudian kami berjumpa dengan Malaikat lain lalu dia berkata kepadaku,'Jangan takut' . Kemudian aku ceritakan mimpiku kepada Hafshah,lalu Hafshah menceritkannya kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.Beliaupun bersabda :" Sungguh sebaik - baik orang adalah Abdullah bin Umar bila dia mendirikan salat malam." Setelah peristiwa itu Abdullah bin Umar tidak tidur malam kecuali sedikit." ( Sahih Bukhari Muslim halaman 1161 no. 1611).

Dizaman kita sekarang ini terkadang perkara mimpi suka di tafsirkan yang bukan - bukan. Untuk orang - orang yang senang berjudi biasanya mimpi itu dijadikan acuan untuk menghitung angka yang akan bakal keluar pemenangnya. Tidak heran antar sesama teman judi mereka saling bertanya tentang tidurnya tadi malam apakah bermimpi atau tidak. Jika bermimpi maka mereka akan hitung angkanya yang akan bakal keluar besoknya. Begitalah seterusnya setiap hari yang dicari tentang mimpinya tadi malam. Ada juga sekelompok orang yang percaya ada mimpi - mimpi yang berhubungan dengan Primbon misalnya bila kita mimpi kaki kena paku akan ada musibah kepada kita dan lain - lain. Bukan tidak boleh kita percaya sama mimpi, percaya boleh saja tetapi jika sampai memikirkan yang sedemikian rupa buat apa manfaatnya. Jika kita percaya sama hal - hal yang demikian, bukan tidak mungkin kita itu telah berbuat syirik kepada Allah. Masih banyak yang harus kita pikirkan baik untuk diri sendiri atau untuk kemaslahatan umat misalnya kita berpikir bagaimana kita menciptakan Vaksin virus Corona yang sampai sekarang seluruh dunia membutuhkannya. Tidak perlu banyak debat tapi perbanyalah experiment. Gagal itu biasa dan terus coba lagi dengan laboratorium yang kita miliki. Surga itu Rahmat dari Allah. Bisa saja dengan kehendaknya kita masuk Surga padahal amalan kita hanya sebesar Jarum. Jagalah hati kita jangan sampai terjerumus kedalam kesyirikan gara- gara mentafsirkan mimpi yang melenceng dari ajaran Al-Qur'an dan As-Sunnah.

Semoga Allah subhanahu wa ta'ala selalu membimbing kita kejalan yang lurus.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada tiada Tuhan melainkan Engkau, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu"

Senin, 11 Mei 2020

Mempersiapkan diri saat masuk sepuluh hari terakhir bulan Ramadan

Apa kata ulama tentang Persiapan Sepuluh hari terakhir bulan Ramadan


Allah subhanahu wa ta'ala befirman dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqarah Ayat 125

وَعَهِدْنَآ إِلَىٰٓ إِبْرَٰهِۦمَ وَإِسْمَٰعِيلَ أَن طَهِّرَا بَيْتِىَ لِلطَّآئِفِينَ وَٱلْعَٰكِفِينَ وَٱلرُّكَّعِ ٱلسُّجُودِ

“Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i'tikaf, yang ruku' dan yang sujud"

Melaksanakan I'tikaf pada bulan Ramadan sangat diajurkan. Dan menurut Ijma para ulama hukumnya adalah Sunnah. Kaum Muslimin dan Muslimat boleh melaksanakan I'tikaf untuk mencari keridoan Allah Ta'ala mengingat keutamaan yang akan didapatkannya sangat banyak akan Pahalanya. Tidak semua orang akan mendapatkan keutamaan dari malam Lailatul Qadar itu. Semuanya tergantung pada niatnya masing - masing dan sudah barang tentu atas kehendak Allah subhanahu wa ta'ala juga. Dulu sebelum wabah Virus Corona,orang - orang pada berdiam di Masjid untuk I'tikaf dengan memperbanyak kegiatan beribadah kepada Allah dengan banyak membaca Al-Qur'an,banyak Zikir,banyak salat Sunnah dan dengan banyak diisi kegiatan - kegiatan lain yang bernilai ibadah kepada Allah Azza wa Jalla. Tetapi karena kita di wajibkan untuk sementara ini ber-Itikafnya dirumah saja menurut fatwa ulama karena penyebaran virus corona yang serangannya yang sangat masif dan semua orang bisa saja tertular oleh virus ganas ini.Dan tentu Allah itu maha mengetahui dan maha penyayang kepada para hamba Allah yang ikhlas mencari keridoannya.Bila kita melaksanakan I'tikaf di rumah selama beribadah untuk Allah maka bisa saja dengan ijinnya kita akan mendapatkan malam Lailatul Qadar seperti yang diinginkan oleh kaum Muslimin dan Muslimat.

Lailatul Qadar memang impian semua orang - orang yang beriman kepada Allah dan Rasulnya. Sebanyak apapun kita salat sunnah dan sebanyak apapun kita membaca Al-Qur'an bukan menjamin kita akan mendapatkan Lailatul Qadar Karena Allah Ta'ala akan melihat apa yang tersembunyi didalam dada kita. Sekarang kita di uji oleh Allah untuk ber-Itikaf di rumah,apakah kita akan banyak beribadah kepadanya dan akan banyakkah membaca Al-Qu'an seperti dulu ber-Itikaf di Masjid.Jika kurvanya menurun itu artinya didalam diri kita ada yang salah dalam menyembah kepada Allah subhanahu wa ta'ala,mungkin saja dulu ber-Itikaf karena ingin di puji orang,ingin beristirahat di masjid dengan meninggalkan pekerjaan dirumah atau hanya sekedar untuk mengisi waktu. Hanya diri kita dan Allah yang maha mengetahui tentang niat kita. Jika kita dulu pernah ria dalam beribadah kepadanya maka sekarang saatnya kita untuk ikhlas melaksanaknnya dengan menaikan keimanan kita dengan memperbanyak kegiatan amalan saleh di sepuluh malam terakhir bulan Ramadan.Mempersiapkan dengan matang mulai dari Jasmani dan Ruhani. Tentunya jasmani kita harus sehat bila kita ingin mencari Lailatul Qadar. Bila Jasmani kita sakit biasanya untuk ukuran kaya kita akan malas ibadah malamnya jadi tidak akan bisa fokus pada ibadahnya. Tidak kalah penting persiapan ruhani juga harus lurus kepada Allah. Hati kita tidak boleh bercabang - cabang dalam menyembah kepada Allah Azza wa Jalla, Jarak keimanan dan kemusyrikan itu sangat tipis. Bila kita mengakui Allah itu Tuhan kita maka jangan menuhankan yang lain disaat kita sedang beribadah kepadanya maupun disaat kita sedang beribadah kepadanya. Ruhani kita harus bersih dari sifat - sifat tercela seperti Syirik,ujub,Ria dan Takabur ( Sombong dan Arogan). Hati kita harus banyak berzikir kepada Allah untuk menghalau sifat - sifat tercela itu.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pada saat - saat menjelang sepuluh malam terakhir,beliau segera mengencangkan sarung beliau,menghidupkan malamnya dengan beribadah dan membangunkan keluarga beliau. Diterangkan dalam riwayat dari Aisyah Radhiyallahu anha,dia berkata," Ketika memasuki sepuluh hari terakhir pada bulan Ramadan,Nabi Shallallahu alaihi wasallam mengencangkan sarung beliau,menghidupkan malamnya dengan beribadah dan membangukan keluarga beliau." ( Kitab Sahih Bukhari Muslim halaman 483 No. 730). Bila kita sudah punya keluarga maka agar kita tambah semangat dalam beribadah malam,membangunkan kelurga kita itu sangat di anjurkan karena itu adalah kebaikan dan jalan menuju pintu Surga. Memperbanyak tidur dibulan suci ini sungguh sangat disayangkan karena kita akan banyak ketinggalan Pahala yang seharusnya mencari sebanyak- banyaknya, karena di bulan penuh Rahmat ini semua amalan di lipatgandakan Pahalanya. Dan belum tentu juga di bulan Ramadan berikutnya kita akan ada di alam dunia ini. Perbanyaklah berbuat baik kepada orang lain dan perbanyaklah beribadah kepada Allah yang Maha Agung. Pahala yang kita kejar itu bukan untuk Allah tetapi untuk kita juga bekal pulang ke Alam Akhirat. Pulang ke Negeri Akhirat itu kita harus punya bekal dengan cara mencarinya melalui ketaatan,amalan dan keimanan melalui peribadatan kepada Allah Azza wa Jalla. Satu butir kurma yang diberikan secara ikhlas kepada orang yang akan berbuka puasa lebih baik dari memiliki emas dan perak satu Gunung.

Ayat - ayat Al-Qur'an yang kita baca dimalam hari yang penuh keheningan itu akan sangat begitu rasa dekatnya antara kita dengan Allah Azza wa Jalla.Kemudian kita membaca artinya dan merenungkannya dari ayat yang kita baca itu, maka tidak terasa air mata kita berlinang membasahi Pipi.Begitupun disaat kita sedang sujud kepada Allah dimalam hari berzikir,bersalawat dan bertahmid,memohon agar dosa - dosa kita di ampuninya,kita ini makhluk Allah dan akan kepada Allah. Berdoa kepada Allah agar Lailatul Qadar itu diberikan kepada kita juga selain kepada hamba Allah yang lain yang saleh.

Semoga Allah subhanahu wa ta'ala selalu memberikan jalan yang lurus

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada tiada Tuhan melainkan Engkau, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu"

Selasa, 05 Mei 2020

Jangan mengadu domba dan fitnah sebab hukumnya Haram

Apa kata ulama tentang Fitnah dan Adu domba


Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al-Qalam Ayat 11

هَمَّازٍ مَشَّاءٍ بِنَمِيمٍ

"yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah,"

Kita hidup di dunia ini menghadapi begitu banyak problema dan aneka ragam tingkah polah manusia dari mulai yang paling dekat dengan kita sampai yang paling jauh sekalipun. Tingkah polah itu tentunya bukan saja dari cara manusia berprilaku,akan tetapi lisanpun selalu ikut bertingkah polah.Itu sudah menjadi hal yang biasa dalam kita hidup yang saling berhubungan antara manusia dengan  manusia. Akan tetapi yang tidak boleh dilakukan menurut agama adalah tingkah polah yang tindakan  dan ucapannya kearah negatif,apalagi dilakukan secara lisan dengan menyakiti hati orang lain dengan mengadu domba atau memfitnah kepada sesama makhluk Allah Azza wa Jalla. Kalau kata pepatah mengatakan bahwa perkataan lisan itu lebih menyakitkan dari pada perlakuan secara physik. Dengan lisan orang bisa menjadi baik dan dengan lisan pula orang menjadi jahat.Dan sejahat - jahat manusia adalah manusia yang hidupnya selalu mengadu domba dan menyebar fitnah. Bermula perkataannya di lakukan kepada temannya dan karena merasa teman, maka iapun menyambut baik berita kotor itu.Dengan bodohnya ia mengiyakan berita fitnah dari temannya itu sehingga obrolan itu berlanjut menjadi bertambah - tambah dari si A bilang begini kemudian dari si B bilang begitu dan dari si C bilangnya lebih dakhsyat lagi. Dosa itu terus berjalan - jalan kesana dan kemari dan terus semakin bertambah kepada manusia yang pertama menyebar fitnah dan mengadu domba antar sesama. Lisannya dengan begitu mempesona memainkan perkataannya sampai mulutnya berbusa karena begitu hot ia dan sangat tertarik dengan aib orang lain. Padahal berita itu belum tentu benar akan menyataannya. Tetapi hawa nafsu dan setan juga ikut terlibat ngompor - ngomporin agar manusia terjerumus kedalam kemaksyiatan dan kedurhakaan kepada Allah yang maha Agung.

Karena begitu bahayanya mengadu domba dan memfitnah itu maka Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dalam sabdanya mengatakan tidak aka masuk surga orang yang suka memfirnah. Diriwatkan dari Hudzaifah radhiyallahu anhu, ia bersabda :" Tidak akan masuk Surga orang yang suka menyebar fitnah". (Hadis Riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim) ( Kitab Riyadhus Shalihin halaman 430 no.1). Bergaul dan berbincang - bincang itu tidak dilarang didalam hukum manapun.Yang dilarang itu bergaul dan berbincang - bincang apabila perkataannya dengan selalu menyelipkan aib orang lain dan perbincangan kepada berita yang menyulut api permusuhan. Satu kata itu bisa membuat orang jadi tenang dan bisa jadi marah. Memang tidak ada yang paling sempurna manusia di dunia dalam hal apapun,akan tetapi kelebihan kita dibanding makhluk yang lain adalah karena kita memiliki akal pikiran. Agar akal pikiran kita selalu sehat maka kita harus melibatkan hati nurani baik dalam perkataan maupun dalam berprilaku. Jangan hanya bermain akal pikiran doang tetapi suara hati selalu di kesampingkan. Tidak semua pemikiran akal itu baik jika tidak dipadukan dengan suara hati. Apalagi suara hati kita itu selalu diisi dengan zikir kepada Allah subhanahu wa ta'ala, sungguh sudah pasti sangat mengagumkan suara hatinya. Memfirnah dan mengadu domba itu bukan hitungan ilmu Eksak atau ilmu pasti atau hitungan Matematika yang apabila caranya benar dalam menghitungnya maka benar pula jawabannya begitupun sebaliknya jika caranya salah maka salah pula jawabannya. Memfitnah dan mengadu domba itu perkata Hati dan perkara sosial yang selalu harus difilter dalam setiap ucapan dan prilaku kita. Banyak yang harus kita pikirkan untuk diri sendiri dan keluarga ketimbang sibuk mencari aib orang lain dan memfirnah orang lain, apalagi sampai mengadu domba.

Tidak ada cara lain untuk mengobati hati kita yang sudah kotor itu, kecuali kita selalu dengan membiasakan diri kita untuk selalu hati kita berzikir kepada Allah Azza wa Jalla. Allah Ta'ala tidak akan rido kepada kita bila kita senang memfitnah orang lain karena itu dosa besar. Tidak mungkin kita akan aman di dalam kubur kita kecuali kita tobat dengan segera sebelum kita mati.Menjerit didalam kubur itu sudah tidak ada gunanya untuk memohon ampun kepada Allah yang Esa.Terlambat sudah gerangan,tinggal menikmati segarnya hawa panas api neraka dan himpitan bumi pertiwi. Negeri Akherat itu memang membuat manusia kangen buat orang - orang yang ta'at kepada Allah dan Rasulnya. Tetapi sungguh mengerikan bagi manusia yang selama hidupnya selalu durhaka kepada Allah dan Rasulnya. Keyakinan itu adanya di hati bukan di akal maka pupuklah keyakinan itu dengan selalu beribadah kepada Allah Azza wa Jalla. Dengan sedetik saja hati kita berzikir kepada Allah bukan tidak mungkin amalan yang sedetik itu akan menyelamatkan kita di Padang Mahsyar. Tidak berat dan tidak akan merugikan apapun bila kita mau mengerjakannya. Perkaranya adalah hati kita yang malas untuk beribadah dan senang mengikuti perintah Setan.

Memfitnah dan mengadu domba itu adalah perkara besar bukan perkara kecil - kecilan. Perkara ini bisa membuat manusia musnah di muka bumi dan bisa membuat hancur peradabannnya.Satu kata memfitnah bisa membuat semua negara genting atau satu negara porak poranda dan bisa membuat api peperangan yang sangat besar. Memfitnah seseorang bisa membuat rumah tangga orang cerai berai dan hancur keluargannya. Bisa kita bayangkan jika fitnah itu terjadi pada keluarga kita,kira - kita apa yang akan terjadi,bermain akal kah atau bermain hati ?.Silahkan pikir oleh antum. Maka jika kita masih punya hati nurani,janganlah mengadu domba atau memfitnah orang lain. Hiduplah dengan damai,saling mengasihi dan saling menyayangi kepada sesama. Ingatlah bahwa kita hidup dunia ini sedang bersandiwara yang kita adalah pemerannya dan yang maha sutradarannya adalah Allah yang maha segala maha. Siapa yang akan masuk surga sudah tercatat dan siapa yang masuk neraka juga sudah tercatat.

Semoga Allah subhanahu wa ta'ala mengampuni semua dosa kita.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada tiada Tuhan melainkan Engkau, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu"