Jumat, 28 April 2017

Marhaban ya Ramadhan 1438 Hijriyah


Allah.S.W.T berfirman dalam Al-qur'an ayat Al Baqarah: 183-184

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ أَيَّامًا مَعْدُودَاتٍ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَهُ وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ

  “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa. (Yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah ia berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jia ia tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”

Bulan puasa adalah bulan penuh pengampunan dari Allah S.W.T Semua umat Islam di seluruh penjuru dunia akan ikut melaksanakan ibadah puasa ini. Puasa yang bukan saja menahan rasa lapar dan haus tetapi menahan semua keinginan yang akan menyebabkan batalnya puasa. Puasa yang bukan saja secara badaniyah tetapi harus diikuti dengan puasa ruhaniyah . Secara badaniyah puasa kita tidak makan,tidak minum ,tidak korupsi,tidak mencuri,tidak menganiayaya orang, tidak bersengkongkol untuk melakukan kejahatan,tidak melakukan maksiat,tidak meninggalkan sholat, tidak melakukan huru hara , dan tidak melakukan hubungan suami Istri pada siang hari 

Sedangkan  puasa ruhaniyah yaitu dengan menolak semua keinginan yang dapat merusak amalan puasa kita dengan tidak berbuat jahat pada orang lain,mengumpat,menggunjung,memfitnah,berbohong, takabur,riya, angkuh ,marah dan semua yang berhubungan dengan penyakit hati. Tentu saja puasa ini akan terasa berat melaksanakannya jika saja yang melaksakannya bukan orang yang beriman kepada Allah dan Rasulnya. Akan tetapi buat orang yang beriman puasa ini adalah ladang amalan sholeh yang ditunggu - tunggu kedatanganya karena Rahmat dan Ampuan dari Allah  yang akan akan dibuka selebar-lebarnya untuk umat Manusia yang beriman kepadanya.

Puasa yang selalu menurutkan semua hawa nafsu amarah  tentu saja amalan puasanya tidak akan mendapatkan pahala,, puasanya hanya menahan makan dan minum saja sehingga tidak menimbulkan bekas kebaikan didalam prilakunya, sebab puasa yang sebenarnaya adalah akibat dari puasa tersebut adalah menjadi bersihnya hati nurani dan jiwa yang siap mengikuti perintah Allah dan menjauhi larangannya, semakin taat dan ikhlas dalam melakukannya. Manusia bisa dikatakan takwa kepada Allah apabila ia sanggup menghadapi semua godaan dan perintah dari Allah sepahit apapun  yang ia terima cobaannya sehingga jangankan ingin berbuat Ria dan menyombongkan diri dalam suatu ibadah, buat dirinya sendiri saja merasa kurang dalam mengumpulkan amalannya buat bekal di akhirat kelak.

Didalam puasa ramadhan ini Allah.S.W.T juga tidak memberatkan kepada makhluknya untuk melaksanakan ibadah saum ramadhon apabila memang seseorang yang melaksakan puasa ini tubuhnya sudah tidak sanggup lagi karena sakit atau sedang melaksakan perjalanan jauh tetapi wajib baginya untuk membayar puasanya dengan fidyah atau membayarnya di bulan syawal

فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ

Barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. (QS. Al-Baqarah: 184)
Agama Islam adalah agama yang tidak pernah memberatkan kepada pemeluknya dalam perkara ibadah kepada Allah, sepanjang ada niat ingin beribadah kepadanya kapanpun dan dimanapun boleh dilakukan sepanjang sesuai dengan tuntunan rasulullah.S.A.W dengan tidak menyimpang dari ajaran yang sudah beliau ajarkan.

Namun apabila perintah Allah ini sengaja tidak dilaksakan dengan segaja tanpa ada uzur apapun meninggalkan puasa ramadhon maka Allah.S.W.T akan menyediakan baginya siksa Neraka yang sangat pedih .Diterangkan dalam suatu riwayat tentang orang tidak puasa ramadhon

عَنْ أَبْي أُمَامَةَ الْبَاهِلِىِّ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : بَيْنَا أَنَا نَائِمٌ إِذْ أَتَانِى رَجُلاَنِ فَأَخَذَا بِضَبْعَىَّ فَأَتَيَا بِى جَبَلاً وَعْرًا فَقَالاَ لِىَ : اصْعَدْ فَقُلْتُ : إِنِّى لاَ أُطِيقُهُ فَقَالاَ : إِنَّا سَنُسَهِّلُهُ لَكَ فَصَعِدْتُ حَتَّى إِذَا كُنْتُ فِى سَوَاءِ الْجَبَلِ إِذَا أَنَا بَأَصْوَاتٍ شَدِيدَةٍ فَقُلْتُ : مَا هَذِهِ الأَصْوَاتُ قَالُوا : هَذَا عُوَاءُ أَهْلِ النَّارِ ، ثُمَّ انْطُلِقَ بِى فَإِذَا أَنَا بِقَوْمٍ مُعَلَّقِينَ بِعَرَاقِيبِهِمْ مُشَقَّقَةٌ أَشْدَاقُهُمْ تَسِيلُ أَشْدَاقُهُمْ دَمًا قَالَ قُلْتُ : مَنْ هَؤُلاَءِ قَالَ : هَؤُلاَءِ الَّذِينَ يُفْطِرُونَ قَبْلَ تَحِلَّةِ صَوْمِهِمْ

Dari Abu Umâmah al-Bâhili, dia berkata: Aku mendengar Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ketika aku sedang tidur, tiba-tiba ada dua laki-laki yang mendatangiku, keduanya memegangi kedua lenganku, kemudian membawaku ke sebuah gunung terjal. Keduanya berkata kepadaku, “Naiklah!” Aku menjawab, “Aku tidak mampu”. Keduanya berkata, “Kami akan memudahkannya untukmu”. Maka aku naik. Ketika aku berada di tengah gunung itu, tiba-tiba aku mendengar suara-suara yang keras, maka aku bertanya, “Suara apa itu?” Mereka menjawab, “Itu teriakan penduduk neraka”. Kemudian aku dibawa, tiba-tiba aku melihat sekelompok orang tergantung (terbalik) dengan urat-urat kaki mereka (di sebelah atas), ujung-ujung mulut mereka sobek mengalirkan darah. Aku bertanya, “Mereka itu siapa?” Mereka menjawab, “Meraka adalah orang-orang yang berbuka puasa sebelum waktunya”. [HR. Nasâ’i dalam as-Sunan al-Kubra, no. 3273; Ibnu Hibbân; Ibnu Khuzaimah; al-Baihaqi, 4/216; al-Hâkim, no. 1568; ath-Thabarani dalam Mu’jamul Kabîr. Dishahihkan oleh al-Hâkim, adz-Dzahabi, al-Haitsami. Lihat: al-Jâmi’ li Ahkâmis Shiyâm, 1/60]

Begitulah siksaan dari Allah kepada orang-orang yang tidak melaksanakan perintahnya dengan sengaja meninggalkan puasa ramadhon. Dijaman sekarang ini tidak sedikit orang-orang yang sengaja meninggalkanya,puasanya hanya di awal saja tidak lanjutkan sampai tuntas. Dan bukan saja meninggalkan puasa ramadhon yang ia lakukan di bulan suci ini, perilaku perilaku yang tidak terpujipun dilakukannya seperti dimana orang - orang sedang berpuasa ia malah makan dengan sengaja di warung makan padahal ia bukanlah wanita yang sedang haid atau sakit. dengan sengaja pula merokok di tempat umum tanpa ada merasa bersalah, teriak teriak di jalanan dengan tuntutan yang engga karuan, tauran -tauran masih saja terjadi di setiap tempat begitupun aksi tipu menipu masih saja sengaja diperbuat dll.

Sekarang ini manusia bahagia meninggalkan semua perintah Allah dan rasulnya tetapi kelak dimana dunia ini sudah dihancurkan oleh Allah dan manusia dibangkitkan di hari kiamat maka pada hari itu semua amalan manusia akan diminta pertanggung jawabanya sekecil apapun pebuatannya akan menuai hasilnya, jika baik masuk surga tetapi jika ia buruk maka hasil panennya adalah Neraka tempat tinggalnya  dan merugilah selama - lamanya. Dan itu adalah balasan dari Allah.S.W.T akibat berbuatan manusianya itu sendiri.

Maka dari itu mari kita bersihkan jiwa kita dari perbuatan dosa dengan menjalankan semua perintah Allah dan rasulanya agar tempat kembali kita adalah Surga yang sudah di janjikan oleh Allah.S.W.T

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada tiada Tuhan melainkan Engkau, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”











Jumat, 21 April 2017

Janji Allah.S.W.T kepada orang - orang yang beriman





 Allah S.W.T berfirman dalam Surat An-Nahl Ayat 97

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
"Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan."

Ayat di atas menjelaskan tentang balasan dari Allah.S.W.T  bahwa orang yang beriman kepada Allah dan mengerjakan Amal sholeh akan diberikan kehidupan yang baik dan diberikan Pahala yang besar. Ayat diatas juga merupakan jaminan dari Allah yang sudah pasti dan tidak ada keraguan didalamnya. Bila ada hamba Allah yang tetap beriman kepadanya dengan penuh keikhlasan dan hanya mengharapkan keridhoannya dan tidak menyekutukannya maka seorang hamba Allah itu tidak akan diberikan kesusahan didalam hidupnya apalagi sampai terlunta - lunta dan menjadi pengemis jalanan.
Itulan Janji Allah .S.W.T kepada orang - orang yang beriman yang selalu menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya. Allah tidak akan menyengsarakan hidupnya dan akan selalu diberikan jalan keluar setiap ada permasyalahan yang dihadapi oleh seorang hamba Allah yang beriman itu.

Kehidupannya di Alam dunia ini yang penuh godaan,cobaan dan tantangan , semakin menambah keimanan kepada Allah yang satu. Walaupun Setan selalu datang menghampirinya kemudian menggangu kehidupannya dengan digoda dari segala penjuru untuk tidak patuh kepada perintah Allah.S.W.T, tetapi tingkat keimanan dan ketakwaannya kepada Allah semakin bertambah. Ia yakin kepada Allah bahwa akan diberikan ganjaran dan pahala yang besar disisinya.

Mengerjakan dan mengamalkan perintah Allah.S.W.T  itu juga banyak sekali macamnya  yang tentunya harus sesuai dari  ajaran dan petunjuk Rasulullah.S.A.W .Dalam meningkatkan ibadah kepada Allah.S.W.T yaitu dengan memperbanyak Zikir,tidak meninggalkan sholat wajib,membaca Al-Qur'an,memperbanyak shalat Sunnah,meningkatkan amalan shodaqohnya dan sering berkunjung kepada Guru Agama yang anda punyai baik yang masih ada  ataupun yg sudah wafat kita menjiaziarahinya. Semua amalan itu akan menjadi bekal kelak di Akhirat nanti sepanjang selama hidup kita tidak Menghina orang lain,mencela orang lain,memfitnah orang lain,menuduh orang berzina,memakan harta yang bukan haknya,membunuh nyawa manusia,zholim pada orang lain,menaruh dendam pada orang lain,jahat sama orang lain dan tidak punya rasa hati nurani,tidak punya rasa pemaaf pada orang lain,hatinya penuh kedengkian,kemunafikan,kekejaman dan keserakahan

Sungguh kita tidak ingin semua amalan kita sia- sia dimata mata Allah.S.W.T. Kita tidak ingin amalan kita menjadi bangrut di hadapan Allah. Seperti sabda Rasulullah.S.A.W  "Orang yang bangkrut dari umatku adalah mereka yang datang pada Hari Kiamat dengan banyak pahala shalat, puasa, zakat, dan haji. Tapi di sisi lain, ia juga mencaci orang, menyakiti orang, memakan harta orang (secara bathil), menumpahkan darah, dan memukul orang lain. Ia kemudian diadili dengan cara membagi-bagikan pahalanya kepada orang yang pernah dizaliminya. Ketika telah habis pahalanya, sementara masih ada yang menuntutnya maka dosa orang yang menuntutnya diberikan kepadanya. Akhirnya, ia pun dilemparkan ke dalam neraka." (HR Muslim, Tirmidzi, dan Ahmad).

Mengaku beriman kepada Allah tetapi perintahnya tidak pernah dilaksanakan,semua amalan ibadahnya hanya sebatas kulit,daging dan tulang saja tidak membekas kedalam ruhnya. Badannya bahagia karena sudah melaksanakan perintah Allah  tetapi ruhnya menangis karena ibadahnya tidak membekas untuk sampai ke hadirat Allah.S.W.T. Sebab ibadah yang benar adalah badannya melaksanakan gerak anggota tubuh dan Qalbunya konek langsung ke yang maha penguasa langit dan bumi dan tidak ada penghalang diantara keduanya kecuali hanya Allah yang satu.

Seperti yang kita ketahui bahwa tidak lama lagi kita akan mamasuki bulan sya'ban yaitu suatu bulan yang didalamnya banyak sekali keutamaannya dan salah satu diantaranya adalah yang apabila seorang hambannya meminta ampunan dari Allah pada malam Sya'ban maka Allah S.W.T akan mengampuni  semua dosa yang ditanggung hambanya tersebut. Rasulullah.S.A.W bersabda

عن أسامة بن زيد قال : قلت يا رسول الله إني أراك تصوم في شهر ما لا أراك تصوم في شهر، ما تصوم فيه؟ قال: أي شهر؟ قلت : شعبان قال: شعبان بين رجب وشهر رمضان يغفل الناس عنه، ترفع فيه أعمال العباد، فأحب أن لا يرفع عملي إلا وأنا صائم، قلت : أراك تصوم يوم الاثنين والخميس ولا تدعهما قال: إن أعمال العباد ترفع فيهما فأحب أن لا يرفع عملي إلا وأنا صائم[7]

 “Dari Usamah bin Zaid, beliau berkata : Saya berkata : “Ya Rasulullah, saya melihat engkau berpuasa dalam sebulan yang tidak saya lihat engkau berpuasa seperti demikian dalam bulan yang lain”. Rasulullah SAW berkata : “Bulan mana?” Saya berkata : “Bulan Sya`ban”. Rasul SAW menjawab : “Bulan Sya`ban adalah bulan antara Rajab dan Ramadhan yang banyak di manusia lalai darinya. Dalam bulan Sya`ban di angkat amalan manusia, maka aku cintai tidak di angkatkan amalanku kecuali sedangkan aku dalam keadaan berpuasa”. Saya berkata: “Saya melihat engkau berpusa hari Senin dan Kamis dan tidak engkau tinggalkan keduanya”. Rasul SAW menjawab : “Sesungguhnya amalan hamba di angkat dalam kedua hari tersebut, maka aku cintai tidak di 
angkatkan amalanku kecuali sedangkan aku dalam keadaan berpuasa”. (HR. Imam al-Baihaqi)

 Semoga kita termasuk orang - orang yang diberi Rahmat oleh Allah.S.W.T


سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada tiada Tuhan melainkan Engkau, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”




                                                                                                                                                                                                                         

Jumat, 14 April 2017

Balasan Allah kepada orang yang suka memfitnah




Allah.S.W.T berfirman dalam Al-qur'an surat  Al-Baqarah 191

وَالْفِتْنَةُ أَشَدُّ مِنَ الْقَتْلِ
“Dan fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan.”

Fitnah adalah menuduh seseorang  telah melakukan sesuatu yang merugikan orang lain padahal belum tentu orang tersebut terbukti telah melakukannya dan belum tentu juga kebenarannya. Jika tidak didukung oleh fakta - fakta yang mengarah pada kebenaran maka fitnah akan membawa bencana bagi orang yang dianggap telah berbuat atau telah melakukan kejahatan itu dan bila hukum dunia ditegakan maka sipelakunya akan diperkarakan lewat hukum dunia, juga tidak hanya sampai di situ saja diakhiratpun Neraka sudah menunggunya.Untuk menyambut kedatangannya jika ia mati belum bertaubat. Namun jika orang tersebut benar benar tidak bersalah dan tidak ada bukti yang mengarah kepada kebenaraanya maka orang ini pun akan terjerat hukum dunia dan hukum akhirat pula.


Membunuh manusia saja amat besar dosanya, namun ternyata ada yang lebih besar dosanya di mata Allah yaitu perbuatan memfitnah manusia yang belum tentu kebenarannya. Tetapi jika semua itu telah terbukti benar dengan didukung oleh fakta - fakta yang benar dan akurat pula maka itu tentu bukan fitnah namanya.Tetapi bisa dibilang pelaku  tersebut adalah sebagai Penjahat dan jika mati sebelum bertaubat maka Neraka Jahanam telah menantinya.
خَسِرَ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةَ ذَلِكَ هُوَ الْخُسْرَانُ الْمُبِينُ -١١-
“Dia rugi di dunia dan di akhirat. Itulah kerugian yang nyata.” (Al-Hajj 11)

Memfitnah seseorang adalah perbuatan yang sangat dilarang dalam agama Islam, karena sangat membahayakan posisi baik yang di fitnah maupun yang memfitnah. Jika tidak sanggup membuktikan kebenarannya sebaiknya diam saja dari pada berucap tetapi membahayakan orang lain maka itu akan lebih mulia dimata Allah S.W.T . Buat apa juga banyak berbicara tetapi isinya penuh dengan kedustaan dan kedengkian pada sesama. Jika kita mengerti dan tahu tentang tata cara hidup rukun dengan sesama maka jagalah prilaku dan ucapan kita jangan sampai menyakiti hati orang lain karena semua itu adalah perbuatan dosa yang tidak mudah untuk diminta tobatnya, karena berhubungan dengan Manusia. Jika kita punya salah dengan Allah.S.W.T maka dengan segudang kesalahan kemudian bertaubat kepada Allah pasti di ampuni olehnya. Namun jika kita punya salah dengan orang yang telah kita fitnah itu maka kita wajib mendatanginya dan meminta maaf kepadanya setelah itu baru bertobat kepada Allah.

Dari Anas bin Malik menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Allah Ta’ala berfirman,

قَالَ اللَّهُ يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِى وَرَجَوْتَنِى غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ فِيكَ وَلاَ أُبَالِى يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ثُمّ اسْتَغْفَرْتَنِى غَفَرْتُ لَكَ وَلاَ أُبَالِى يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِى بِقُرَابِ الأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيتَنِى لاَ تُشْرِكُ بِى شَيْئًا لأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً

”Wahai anak Adam, sesungguhnya jika engkau menyeru dan mengharap pada-Ku, maka pasti Aku ampuni dosa-dosamu tanpa Aku pedulikan. Wahai anak Adam, seandainya dosamu membumbung tinggi hingga ke langit, tentu akan Aku ampuni, tanpa Aku pedulikan. Wahai anak Adam, seandainya seandainya engkau mendatangi-Ku dengan dosa sepenuh bumi dalam keadaan tidak berbuat syirik sedikit pun pada-Ku, tentu Aku akan mendatangi-Mu dengan ampunan sepenuh bumi pula.” (HR. Tirmidzi no. 3540. Abu Isa mengatakan bahwa hadits ini ghorib. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Dari pada kita hidup mencapekan diri sendiri dengan sibuk mencari - cari kesalahan orang lain dan memfitnah orang lain lebih baik kita banyak berkaca diri dengan merenungkan diri kita apakah yang telah kita perbuat untuk bekal kita ke alam Akhirat. Berbuat jahat kepada orang lain adalah perkara mudah dan ringan tetapi berbuat baik kepada orang lain adalah perkara yang paling sulit dan berat karena terlalu banyak pertimbangan dengan segudang kecurigaan. Karena perbuatan baik adalah racun buat para Setan  yang selalu mengganggu setiap saat kapanpun dan dimanapun kita berada.

Ingatlah walaupun kita banyak melakukan ibadah kepada Allah.S.W.T sebanyak bilangan yang tidak terhitung jumlahnya baik sholat kita, sodakoh kita, puasa kita dan zakat kita dan selama hidup kita belum pernah meninggalkan perintah Allah. Namun pada saat - saat  menjelang  akhir hayat kita  kemudian Setan menggoda kita untuk tidak patuh kepada Allah tetapi cukup patuh kepada Setan saja, maka sekian juta amalan kita dan selama hidup kita yang penuh dengan ketaatan kepada Allah.S.W.T tetapi saat sakaratul maut nanti atau detik - detik menjelang sakaratul maut di saat kita terbaring kaku kemudian Setan menghampiri kita dan menggoda kita untuk mengakui bahwa Setan adalah tuhannya kemudian kita mengakui bahwa Setan adalah Tuhannya lalu menghembuskan nafas yang terakhir maka gugurlah semua amalan kita yang segitu banyaknya dan segitu susahnya kita dapatkan. Namun pada Akhirnya kita masuk kedalam Neraka selama - lamanya. Dan penyesalan yang tidak berguna selama - lama.

Allah.S.W.T berfirman dalam Al-Qur'an ayat 37 

وَهُمْ يَصْطَرِخُونَ فِيهَا رَبَّنَا أَخْرِجْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا غَيْرَ الَّذِي كُنَّا نَعْمَلُ ۚ أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاءَكُمُ النَّذِيرُ ۖ فَذُوقُوا فَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ نَصِيرٍ

Dan mereka berteriak di dalam neraka itu: "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan". Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun.

Semoga kita semua termasuk orang - orang yang diberi Rahmat oleh Allah S.W.T

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada tiada Tuhan melainkan Engkau, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”







Jumat, 07 April 2017

Kuatkan dengan kesabaran dalam menghadapi ujian



Allah.S.W.T berfirman dalam Surat Al-Baqarah Ayat 155-156
Artinya: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun (sesungguhnya kami milik Allah dan hanya kepada-Nyalah kami kembali)“.

Secara harfiah sabar berarti dapat menahan rasa marah,kesal atau dapat menahan keinginan tentang seseuatu dari luar yang timbul dari hawa nafsu yang dapat mempengaruhi jiwa kita menjadi tidak rasional dalam segala tindakan sehingga tidak mencerminkan kita sebagai orang berakal dan berbudi luhur. Sabar adalah kunci sukses dalam meniti setiap kehidupan di semua bidang.Dengan sabar setiap persoalan akan gampang diatasi sesulit apapun cobaan yang kita hadapi baik cobaan yang datangnya dari ulah Manusia  maupun cobaan yang datang karena faktor Alam.

Tetapi semua itu tergantung kepada diri kita sendiri yang merasakannya,terkadang tidak semua orang dapat mengendalikan emosinya dari cobaan yang sedang kita hadapi, ada yang tetap sabar dalam setiap cobaan yang datang dengan tetap berpegang teguh pada tali Allah dan yakin bahwa Allah akan menolongnya pada setiap kesulitan yang datang menghampirinya. Namun ada juga yang marah karena tidak tahan akan ujian yang bertubi - tubi, belum juga selesai persoalan di tanggulangi tidak lama kemudian musibah datang lagi menghampirinya.Tidak jarang orang dalam menyelesaikan setiap persoalannya dengan jalan yang tidak di ridhoi Allah.S.W.T dan yang lebih berbahaya lagi adalah dengan menyalahkan Allah karena dianggap tidak adil dalam memberikan kasih dan sayangnya.

Ketahuhillah bahwa orang hidup itu pasti punya masalah,apapun bentuknya baik yang bersifat badaniayah maupun ruhaniah.Yang bersifat badaniayah biasanya berupa bentuk yang berhubungan dengan harta bendanya maupun kesehatan akan jasmaninya, Misalnya kenapa hidupnya menjadi miskin,harta bendanya habis akibat bencana Alam,hutang yang tidak pernah terbayar,penyakitnya yang  tak kunjung sembuh padahal sudah diobatin kemana -mana.
Sedangkan yang bersifat ruhaniayah biasanya berhubungan dengan penyakit hati misalnya marah yang tidak dapat di Redam,Membenci seseorang karena berbeda pandangannya,membenci seseorang karena hidupnya lebih sukses,sombong pada sesama,hatinya selalu di liputi oleh hal hal yang negatif,selalu berburuk sangka kepada Allah.S.W.T dsb.

Allah.S.W.T sudah berjanji kepada makhluknya bahwa jika bersabar dalam menghadapi setiap musibah yang datang pasti Allah akan membalasnya dengan pahala dan ampunan yang besar.Surat Hud Ayat 11


Artinya: “Kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana), dan mengerjakan amal-amal saleh; mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar“.

Jika kita merasa bahwa Allah itu sudah bersama kita maka sabar adalah sudah cukup menjadi obatnya dari semua ujian yang datang. Sabar,tabah dan selalu bertakwa kepada Allah adalah kunci sukses baik didunia maupun di Akhirat kelak. Selalu taat akan perintanya dan menjauhi semua larangannya .Bertakwa kepada Allah dengan yang sebenar-benarnya dan bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang layak disembah kecuali Allah.S.WT.

Yakinlah bahwa setiap musibah yang datang kepada kita adalah ujian dari Allah.S.W.T jika sabar akan mendapatkan pahala namun jika sebaliknya maka Neraka Allah itu balasannya.Semakin banyak ujian yang kita rasakan maka semakin banyak pula pahala yang kita dapatkan jika kita sabar menghadapinya.
Bisa saja seseorang tidak kuat menghadapi ujian yang datang menghampirinya apalagi kadar musibah itu  terlalau besar  maka jawabanya cukup ucapkan " Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun (sesungguhnya kami milik Allah dan hanya kepada-Nyalah kami kembali).

Marah - marah ketika musibah datang adalah bukan solusi untuk mengatasinya akan tetapi hadapilah dengan hati yang tenang dan kepala dingin.Hidayah dari Allah itu tidak akan datang kepada orang yang sedang marah - marah. Selalulah berdoa kepada Allah agar setiap musibah yang datang dapat selalu diatasi dengan penuh kesabaran dan keikhlasan.

Dari Anas bin Malik ra, bahwa suatu ketika Rasulullah SAW melewati seorang wanita yang sedang menangis di dekat sebuah kuburan. Kemudian Rasulullah SAW bersabda, 'Bertakwalah kepada Allah, dan bersabarlah.' Wanita tersebut menjawab, 'Menjauhlah dariku, karena sesungguhnya engkau tidak mengetahui dan tidak bisa merasakan musibah yang menimpaku.' Kemudian diberitahukan kepada wanita tersebut, bahwa orang yang menegurnya tadi adalah Rasulullah SAW. Lalu ia mendatangi pintu Rasulullah SAW dan ia tidak mendapatkan penjaganya. Kemudian ia berkata kepada Rasulullah SAW, '(maaf) aku tadi tidak mengetahui engkau wahai Rasulullah SAW.' Rasulullah bersabda, 'Sesungguhnya sabar itu terdapat pada hentakan pertama.' (HR. Bukhari Muslim)

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada tiada Tuhan melainkan Engkau, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”