Jumat, 28 April 2017

Marhaban ya Ramadhan 1438 Hijriyah


Allah.S.W.T berfirman dalam Al-qur'an ayat Al Baqarah: 183-184

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ أَيَّامًا مَعْدُودَاتٍ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَهُ وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ

  “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa. (Yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah ia berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jia ia tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”

Bulan puasa adalah bulan penuh pengampunan dari Allah S.W.T Semua umat Islam di seluruh penjuru dunia akan ikut melaksanakan ibadah puasa ini. Puasa yang bukan saja menahan rasa lapar dan haus tetapi menahan semua keinginan yang akan menyebabkan batalnya puasa. Puasa yang bukan saja secara badaniyah tetapi harus diikuti dengan puasa ruhaniyah . Secara badaniyah puasa kita tidak makan,tidak minum ,tidak korupsi,tidak mencuri,tidak menganiayaya orang, tidak bersengkongkol untuk melakukan kejahatan,tidak melakukan maksiat,tidak meninggalkan sholat, tidak melakukan huru hara , dan tidak melakukan hubungan suami Istri pada siang hari 

Sedangkan  puasa ruhaniyah yaitu dengan menolak semua keinginan yang dapat merusak amalan puasa kita dengan tidak berbuat jahat pada orang lain,mengumpat,menggunjung,memfitnah,berbohong, takabur,riya, angkuh ,marah dan semua yang berhubungan dengan penyakit hati. Tentu saja puasa ini akan terasa berat melaksanakannya jika saja yang melaksakannya bukan orang yang beriman kepada Allah dan Rasulnya. Akan tetapi buat orang yang beriman puasa ini adalah ladang amalan sholeh yang ditunggu - tunggu kedatanganya karena Rahmat dan Ampuan dari Allah  yang akan akan dibuka selebar-lebarnya untuk umat Manusia yang beriman kepadanya.

Puasa yang selalu menurutkan semua hawa nafsu amarah  tentu saja amalan puasanya tidak akan mendapatkan pahala,, puasanya hanya menahan makan dan minum saja sehingga tidak menimbulkan bekas kebaikan didalam prilakunya, sebab puasa yang sebenarnaya adalah akibat dari puasa tersebut adalah menjadi bersihnya hati nurani dan jiwa yang siap mengikuti perintah Allah dan menjauhi larangannya, semakin taat dan ikhlas dalam melakukannya. Manusia bisa dikatakan takwa kepada Allah apabila ia sanggup menghadapi semua godaan dan perintah dari Allah sepahit apapun  yang ia terima cobaannya sehingga jangankan ingin berbuat Ria dan menyombongkan diri dalam suatu ibadah, buat dirinya sendiri saja merasa kurang dalam mengumpulkan amalannya buat bekal di akhirat kelak.

Didalam puasa ramadhan ini Allah.S.W.T juga tidak memberatkan kepada makhluknya untuk melaksanakan ibadah saum ramadhon apabila memang seseorang yang melaksakan puasa ini tubuhnya sudah tidak sanggup lagi karena sakit atau sedang melaksakan perjalanan jauh tetapi wajib baginya untuk membayar puasanya dengan fidyah atau membayarnya di bulan syawal

فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ

Barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. (QS. Al-Baqarah: 184)
Agama Islam adalah agama yang tidak pernah memberatkan kepada pemeluknya dalam perkara ibadah kepada Allah, sepanjang ada niat ingin beribadah kepadanya kapanpun dan dimanapun boleh dilakukan sepanjang sesuai dengan tuntunan rasulullah.S.A.W dengan tidak menyimpang dari ajaran yang sudah beliau ajarkan.

Namun apabila perintah Allah ini sengaja tidak dilaksakan dengan segaja tanpa ada uzur apapun meninggalkan puasa ramadhon maka Allah.S.W.T akan menyediakan baginya siksa Neraka yang sangat pedih .Diterangkan dalam suatu riwayat tentang orang tidak puasa ramadhon

عَنْ أَبْي أُمَامَةَ الْبَاهِلِىِّ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : بَيْنَا أَنَا نَائِمٌ إِذْ أَتَانِى رَجُلاَنِ فَأَخَذَا بِضَبْعَىَّ فَأَتَيَا بِى جَبَلاً وَعْرًا فَقَالاَ لِىَ : اصْعَدْ فَقُلْتُ : إِنِّى لاَ أُطِيقُهُ فَقَالاَ : إِنَّا سَنُسَهِّلُهُ لَكَ فَصَعِدْتُ حَتَّى إِذَا كُنْتُ فِى سَوَاءِ الْجَبَلِ إِذَا أَنَا بَأَصْوَاتٍ شَدِيدَةٍ فَقُلْتُ : مَا هَذِهِ الأَصْوَاتُ قَالُوا : هَذَا عُوَاءُ أَهْلِ النَّارِ ، ثُمَّ انْطُلِقَ بِى فَإِذَا أَنَا بِقَوْمٍ مُعَلَّقِينَ بِعَرَاقِيبِهِمْ مُشَقَّقَةٌ أَشْدَاقُهُمْ تَسِيلُ أَشْدَاقُهُمْ دَمًا قَالَ قُلْتُ : مَنْ هَؤُلاَءِ قَالَ : هَؤُلاَءِ الَّذِينَ يُفْطِرُونَ قَبْلَ تَحِلَّةِ صَوْمِهِمْ

Dari Abu Umâmah al-Bâhili, dia berkata: Aku mendengar Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ketika aku sedang tidur, tiba-tiba ada dua laki-laki yang mendatangiku, keduanya memegangi kedua lenganku, kemudian membawaku ke sebuah gunung terjal. Keduanya berkata kepadaku, “Naiklah!” Aku menjawab, “Aku tidak mampu”. Keduanya berkata, “Kami akan memudahkannya untukmu”. Maka aku naik. Ketika aku berada di tengah gunung itu, tiba-tiba aku mendengar suara-suara yang keras, maka aku bertanya, “Suara apa itu?” Mereka menjawab, “Itu teriakan penduduk neraka”. Kemudian aku dibawa, tiba-tiba aku melihat sekelompok orang tergantung (terbalik) dengan urat-urat kaki mereka (di sebelah atas), ujung-ujung mulut mereka sobek mengalirkan darah. Aku bertanya, “Mereka itu siapa?” Mereka menjawab, “Meraka adalah orang-orang yang berbuka puasa sebelum waktunya”. [HR. Nasâ’i dalam as-Sunan al-Kubra, no. 3273; Ibnu Hibbân; Ibnu Khuzaimah; al-Baihaqi, 4/216; al-Hâkim, no. 1568; ath-Thabarani dalam Mu’jamul Kabîr. Dishahihkan oleh al-Hâkim, adz-Dzahabi, al-Haitsami. Lihat: al-Jâmi’ li Ahkâmis Shiyâm, 1/60]

Begitulah siksaan dari Allah kepada orang-orang yang tidak melaksanakan perintahnya dengan sengaja meninggalkan puasa ramadhon. Dijaman sekarang ini tidak sedikit orang-orang yang sengaja meninggalkanya,puasanya hanya di awal saja tidak lanjutkan sampai tuntas. Dan bukan saja meninggalkan puasa ramadhon yang ia lakukan di bulan suci ini, perilaku perilaku yang tidak terpujipun dilakukannya seperti dimana orang - orang sedang berpuasa ia malah makan dengan sengaja di warung makan padahal ia bukanlah wanita yang sedang haid atau sakit. dengan sengaja pula merokok di tempat umum tanpa ada merasa bersalah, teriak teriak di jalanan dengan tuntutan yang engga karuan, tauran -tauran masih saja terjadi di setiap tempat begitupun aksi tipu menipu masih saja sengaja diperbuat dll.

Sekarang ini manusia bahagia meninggalkan semua perintah Allah dan rasulnya tetapi kelak dimana dunia ini sudah dihancurkan oleh Allah dan manusia dibangkitkan di hari kiamat maka pada hari itu semua amalan manusia akan diminta pertanggung jawabanya sekecil apapun pebuatannya akan menuai hasilnya, jika baik masuk surga tetapi jika ia buruk maka hasil panennya adalah Neraka tempat tinggalnya  dan merugilah selama - lamanya. Dan itu adalah balasan dari Allah.S.W.T akibat berbuatan manusianya itu sendiri.

Maka dari itu mari kita bersihkan jiwa kita dari perbuatan dosa dengan menjalankan semua perintah Allah dan rasulanya agar tempat kembali kita adalah Surga yang sudah di janjikan oleh Allah.S.W.T

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada tiada Tuhan melainkan Engkau, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”











Tidak ada komentar: