Senin, 24 Juni 2019

Menjaga jiwa dari perbuatan tercela

Apa kata ulama tentang perbuatan tercela


Allah subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an Surat Asy-Syams Ayat 9-10

قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا
 " sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya." 

Dalam menjalankan kehidupan kita didunia yang fana ini tentunya tidak hanya sekedar serba asal - asalan, dalam menjaga jiwa kita agar tetap pada koridor perintah Allah dan Rasulnya. Apapun yang kita lakukan baik atau buruk akan menyebabkan kerugian buat kita baik di dunia maupun di Akherat kelak. Jika kita telah melakukan amalan baik maka disitu juga ada imbalan kebaikan pula buat jasmani maupun ruhani kita.Begitupun jika kita telah melakukan amalan buruk disitu pula ada resiko yang akan menghampiri kita yang akan merusak jasmani dan ruhani kita. Jadi pada setiap amalan baik akan berbuah kebaikan dan amalan buruk akan berbuah keburukan pula dan itu sudah menjadi hukum ketetapan yang sudah diatur untuk para makhluk di muka bumi ini. Hikmah yang diambil jika kita melakukan amalan baik adalah kita akan dicintai manusia,dicintai para Malaikat dan dicintai oleh Allah yang maha Agung. Tetapi Jika tingkah polah kita tidak mencerminkan sebagai hamba Allah yang baik dan sholeh maka dampaknya adalah kita akan dijauhi manusia,dijauhi para malaikat dan dimurkai sama Allah subhanahu wa ta'ala. Jiwa yang suci dan jiwa yang kotor adalah kita sendiri yang memupuknya bukan dari orang lain. Karena lewat akal yang kita miliki ini seharusnya kita dapat berpikir mana perbuatan yang baik dan mana perbuatan yang buruk, jangan semuanya dilakukan. Karena jika semuanya dilakukan itu artinya perbuatan kita seperti hewan yang tidak punya aturan dalam hidupnya.

Kita ini makhluk Allah yang paling sempurna dari makhluk - makhluk yang lain. Jadi dalam melakukan sesuatu amalan baikpun kita harus pada jalur menuju kesempurnaan baik lahir maupun batin. Jika tidak sampai pada kesempurnaanpun tetap kita harus berusaha dan berdoa,selebihnya Allah yang menolong dan membantu kita. Beribadah kepada Allah itu harus sempurna baik secara lahir maupun batin. Jika kita beribadah kepada Allah tetapi iman kita berbelok kepada yang lain maka ibadah kita tidak sempurna dihadapan Allah. Jika kita suka melakukan amalan sholeh tetapi hati kita ingin dipuji oleh orang lain maka ibadah kita tidak sempurna sehingga amalan tersebuat akan sia - sia dan tidak akan mendapatkan apa - apa dari Allah ta'ala.Jika kita suka sholat tetapi masih suka jahat sama orang lain itu artinya kita belum mendirikan sholat sehingga tidak sempurna sholatnya. Sholat yang benar adalah badan berdiri menghadap kiblat,tepat tiba waktu sholat dan hati dan pikirannya nya tersambung kepada Allah maka itu adalah sholat yang sempurna. Semua itu ada pada diri kita dan kita yang mengaturnya,bila kita tidak tahu maka carilah dan bertanyalah kepada yang lebih tahu. Didunia ini banyak yang pintar dan yang terpintar baik dalam pola pikirnya,ilmunya maupun pintar dalam bertingkah lakunya.begitu juga sebaliknya.

Untuk menjaga jiwa kita tidak tercemar oleh prilaku yang melanggar perintah Allah dan Rasulnya yaitu kita harus senantiasa selalu berzikir kepada Allah dan selalu menjaga sholat kita. Seperti yang firmankan oleh Allah dalam Al-qur'an Surat Al-'Ankabut Ayat 45

اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ ۖ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ

"Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah  adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. "

Kemurnian jiwa dan kesucian itu hanya bisa dicapai dengan kita selalu bertakwa kepada Allah,takwa yang sebenar- benarnya takwa. Segala perintah Allah baik amaliah jasmani maupun amaliayah ruhani selalu terjaga dengan baik. Tidak ada waktu yang terbuang sia- sia,segala gerak geriknya mendatangkan pahala karena zikirnya kepada Allah yang tidak pernah terputus. Jika secara tidak sengaja berbuat yang melalaikan perintahnya maka iapun cepat - cepat mohon ampun kepada Allah azza wa jalla. Kepada manusia yang seperti inilah Allah sangat memuji hambanya. Rasa dekatnya dia dengan Allah sudah menjadi tidak terpisahkan. Hidupnya hanya selalu tergantung kepada Allah saja bukan tergantung pada manusia. Jika kita dekat dengan manusia mungkin hanya sementara saja. hari ini baik mungkin saja besok malah memusuhi kita.Tetapi jika kita mendekatkan diri kepada Allah maka kedekatan Allah itu akan abadi. Jika kita terus menerus - menerus mendekat dengannya maka sudah tidak ada rasa khawatir tentang urusan dunia apalagi urusan Akhirat karena Allah sudah pasti mengaturnya.

Jika kita selalu menjaga kesucian jiwa kita dengan banyak beribadah kepada Allah maka Tak akan pernah terlintas dalam pikiran kita untuk melakukan perbuatan tercela atau perbuatan yang dilarang oleh agama, sudah tidak ada ruang untuk memikirkannya Karena qalbunya selalu terpaut dengan Allah yang menjaganya. Dari jiwanya yang sudah murnia inilah kemudian terpancar rasa ingin mengasihi sesama, sabar,ikhlas dan banyak bersyukur kepada Allah.

Semoga Allah subhanahu wa ta'ala mengapuni kita semua


سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada tiada Tuhan melainkan Engkau, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu"

 
 

 













Senin, 17 Juni 2019

Beruntunglah hamba Allah yang membangun Masjid

Apa kata ulama tentang Membangun Masjid


Allah subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an Surat At-Taubah Ayat 18



إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللَّهَ ۖ فَعَسَىٰ أُولَٰئِكَ أَنْ يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ

"Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk"

Jika ada hamba Allah membangun Masjid dengan uangnya sendiri dari awal pembangunan sampai selesai dan ia ikhlas karena Allah ta'ala ,maka beruntunglah hamba Allah ini. Dan jika ada hamba Allah yang ikut serta membantunya dengan dana semampunya maka beruntung juga ia, asalkan ikhlas dalam hatinya. Tetapi besar keutamaannya pasti berbeda pula. Hamba Allah yang membangun Masjid dengan uangnya yang banyak dan ikhlas tentu berbeda pula keutamaannya dengan menyumbang dengan uang alakadarnya dengan ikhlas. Karena Allah itu maha adil dalam menilai hambanya. Walaupun keduanya sama - sama ikhlas. Allah pasti sangat memuji kepada hamba Allah yang dengan hartanya ia rela membangun Masjid dari harta ia seutuhnya. Karena banyak didunia ini yang hartanya berlimpah tetapi jika diminta sumbangan untuk pembangunan Masjid memberinya juga sedikit dan itupun ragu - ragu dalam beramalnya. Tentunya jika kita punya uang banyak jika diminta sumbangan untuk pembangunan Masjid maka segeralah gelontorkan uang itu. Buat apa di simpan - simpan untuk masa depan, yang mengatur urusan masa depan itu hanya Allah bukan kita. Manusia hanya berencana tetapi tetap saja Allah yang menentukan. Kita sebagai hamba Allah tidak bisa merubah apa yang sudah ditetapkan olehnya kecuali atas kehendanya pula.

Tetapi uang yang kita berikan untuk pembangunan Masjid itu tentunya harus dari sumber yang halal bukan dari hasil korupsi atau hasil menipu orang lain.. Misalnya uang itu dari hasil jerih payah kita dari berdagang,hasil dari gaji kita,hasil dari keuntungan perusahaan kita atau hasil dari apa saja yang secara syariat bukan didapat dari sumber yang merugikan orang lain. Tetapi itupun jika memang merasa  ada uang lebih untuk menyumbang. Jika kita tidak punya uang juga, tidak diwajibkan untuk menyumbang. Andaikan saja kita hanya punya uang Rp.15.000 dan uang itu buat makan kita maka kita utamakan perut kita dahulu. Kecuali tetap kita ingin menyubang masjid dengan menyisihkan uang Rp.2000,- untuk pembangunan Masjid dan yang Rp.13.000 nya untuk makan ketoprak atau makan di warteg. Tidak apa - apa jika niat kita ingin sedekah buat Masjid. Allah tetap akan mencatat amal baik kita. Walaupun kita menyumbang sedikit untuk pembangunan Masjid, Allah tetap akan membangunkan kita sebuah rumah Surga di Akhirat kelak. Didalam sebuah sebuah riwayat disebutkan dari Jabir bin Abdullah Radhiyallahu anhu, bahwasannya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda," Barangsiapa membangun masjid karena Allah sebesar sangkar burung qathah atau lebih kecil, Allah membangunkan untuknya rumah di Surga." (HR.Ibnu Majah dan Imam Ahmad). Tentunya rumah yang dibangun di surga pasti berbeda kemegahannya atau tingkatannya dari Hamba Allah yang menyumbang untuk masjid Rp. 2000, dengan ikhlas,  dengan yang menyumbang 1 Milyar dengan ikhlas atau 5 Milyar dengan ikhlas. Karena Allah itu maha Adil dalam menilai perbuatan hambanya.

Kuatnya hati dalam keinginan untuk beramal sholeh, tergantung juga seberapa lembut hati kita dalam menerima hidayah dari Allah yang maha Agung. Jika hati kita keras apalagi melebihi kerasnya batu, belum tentu hati kita akan tersentuh untuk melakukan amalan sholeh, walaupun amalan sholeh itu sangat ringan pengamalannya. Dan bila hati kita sudah keras maka sekecil apapun amalannya tetap sulit untuk melakukannya. Jangankan untuk sodakoh 1 Milyar , sodakoh 2000 saja masih dihitung - hitung. Yang membuat kerasnya hati itu karena kita masih suka dengki sama orang lain,suka jahat sama orang lain dan suka memfitnah orang lain.. Padahal berbisnis dengan Allah itu kita tidak akan pernah rugi apalagi bangkrut. Allah pasti akan menggantinya melebihi apa yang sudah kita sumbangkan untuk masjid itu. Jika kita merasa sudah beriman kepada Allah dan Rasulnya hendaknya kita jangan suka menghitung - hitung harta kita jika kita ingin beramal sholeh. Kita harus yakin kepada Allah dengan sungguh - sungguh tanpa ada keraguan. Dan andaikan saja kita sudah bersodakoh untuk pembangunan masjid maka jangan lupa juga untuk tidak meninggalkan sholat. Karena amalan yang pertama kali di hisab adalah tentang sholat kita. Setelah kita ikut serta dalam pembangunan masjid, maka jangan lupa kita juga ikut  memakmurkannya dengan sholat berjamaah di masjid bersama iman. Dengan demikian kita akan selalu hati kita terpaut dengan masjid setiap saat. Didalamnya kita sering seringlah berzikir dan bertafakur kepadanya. Agar Allah subhanahu wa ta'ala rido kepada semua amalan kita.

Semoga kita terus mendapatkan petunjuk dari Allah Subhanahu wa ta'ala.


سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada tiada Tuhan melainkan Engkau, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu"

Senin, 10 Juni 2019

Keutamaan salat Subuh dan Asar

Apa kata ulama tentang keutamaan salat subuh dab asar


Allah subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an Surat  Thaha Ayat 14

إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي

  "Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku." 

Kita sebagai  orang yang beriman kepada Allah dan rasulnya senantiasa selalu ingat kepada Allah yang telah menciptakan kita, dan mengingat kepada Allah itu salah satunyanya adalah mengerjakan sholat yang sudah diwajibkan  dan sudah ditentukan waktunya. Jika sholat itu sudah dinyatakan wajib maka tidak ada alasan untuk meninggalkannya. Walaupun kita sudah tua renta atau sudah tidak sangup berdiri atau dalam keadaan sakitpun kita wajib melaksankan sholat. Memang sangat berat godaan mengerjakan sholat itu bagi yang niatnya tidak dengan penuh kesungguhan dan keikhlasan. Bahkan jika kita sengaja meninggalkannya dengan tidak menunaikan sholat maka Allah sudah mengancam akan digelapkan mata kita di hari kiamat ,tidak akan mendapatkan cahaya sedikitpun dipadang mahsyar dan namanya akan dicatat dipintu Neraka sebagai daftar yang akan memasuki Neraka. kemudian kita akan disatukan bersama Fir'aun. Karena kita termasuk manusia yang membangkang pada perintah Allah dan Rasulnya. Pada ayat diatas begitu sangat tegasnya Allah memerintahkan kepada kita untuk shalat menyembah kepadanya. Maka sesibuk apapun kita dalam meraih urusan dunia maka kita tidak boleh meninggalkan sholat jika kita ingin selamat di Akhirat kelak.

Didalam kondisi apapun kita tidak boleh berdalih untuk meninggalkan salat baik dalam perjalanan di udara,didarat maupun dilaut kita wajib salat jika sudah tiba waktunya. Jangan suka beralasan karena sebab ini atau sebab itu kemudian kita meninggalkan salat dan jangan diundur - undur atau ditunda - tunda karena jika demikian setan akan semakin terlibat menggoda kita untuk tidak mengerjaknnya.Sehingga pada akhirnya waktu salatnya itu habis tanpa kita sadari. Jika kita sudah demikian maka andaikan saja kita meninggal saat itu, maka bisa jadi kematian kita itu termasuk manusia yang paling merugi karena siksa kubur dan azab kubur sudah menanti kita. Dan Allah tidak melihat awalnya tentang beribadah kepadanya, tetapi Allah itu melihat akhirnya. Pada penghujung kematiannya kita itu sedang melakukan apa atau sudah melakukan apa. Apakah kita sedang bermaksiat,sudah bermaksiat atau sedang beribadah atau sudah beribadah. Oleh karena itulah kita harus selalu waspada pada ajal kita.Karena kematian itu Misteri.

Waktu salat yang sudah ditentukan waktunya itu senantiasa kita jaga selalu,jangan sampai kita meninggalkannya. Karena itu adalah kewajiban bagi orang - orang yang beriman kepada Allah dan Rasulnya. Yang dimaksud dengan sudah ditentukan waktunya shalat itu adalah Shalat Subuh,Shalat Zuhur,shalat Asar,Salat Magrib dan Shalat Isya dengan mengikuti jam yang berlaku pada suatu daerah atau suatu negara tersebut. Dan alangkah baiknya jika untuk kaum Ikhwan mengerjaknnya di Masjid atau Musola dengan ikut berjamaah bersama Imam,karena banyak sekali keutamaan shalat berjamaah di Masjid atau di Musola itu. Salah satu keutamaannya adalah adanya kemungkina akan diterima salat kita oleh Allah subhanahu wa ta'ala.

Didalam waktu masing - masing shalat itu ternyata ada waktu shalat yang sangat besar keutamaannya yaitu shalat Subuh dan Asar, seperti yang diriwayatkan dalam sebuah hadist,dari Abu Zuahir (Umarah) bin Ruawibah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata : "Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda " Tidak akan masuk Neraka seseorang yang melakukan salat sebelum terbit Matahari (Subuh) dan sebelum tenggelam Matahari ( Asar)." ( HR.Muslim). Begitu besar sekali keutamaannya. Tetapi tentunya perintah itu ternyata hanya bisa terlaksana bagi orang - orang yang benar - benar beriman kepada Allah dan Rasulnya. Bagi yang sibuk dengan dunianya, perintah itu tentu tidak akan berefek apa -apa. Jangankan untuk mengerjakan salat Asar,salat zuhur saja ia tinggalkan demi burung kesayangannya yang ia latih setiap saat. Memang tidak semua pecinta burung demikian tetapi ada juga yang sholeh.

Allah berikan keutamaan dari kedua waktu itu ternyata memang kedua waktu itu adalah waktu yang sangat memberatkan. Seperti waktu Subuh,lagi enak - enaknya tidur diperintahkan bangun untuk salat subuh. Tetapi tidak sedikit orang, begitu dengar suara Azan subuh seketika itu bangun tetapi ternyata rasa ngantuknya tidak bisa mengalahkan seruan perintah Allah untuk pergi ke Masjid, malahan ia kembali melanjutkan tidurnya. Begitupun pada waktu azan untuk salat Asar tidak bisa mengalahkan kerjanya atau dagangnya yang begitu sibuknya mengerjakan ini dan itu. sehingga waktu salatpun habis ditinggalkannya. Ternyata keutamaan sebesar apapun jika untuk urusan Akhirat tidak akan berpengaruh apa - apa bagi orang - orang yang tidak beriman kepada Allah dan Rasulnya.Padahal kita hidup didunia ini hanya sebentar, besok atau lusa begitu kita mati semuanya kita tinggalkan kecuali amalan sholeh kita yang akan menolong kita.

Semoga kita termasuk golongan orang - orang yang diselamatkan di Akhirat kelak. 


سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada tiada Tuhan melainkan Engkau, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu"

Senin, 03 Juni 2019

Dosa Jariah yang dibawa kedalam Kubur

Apa kata ulama tentang dosa Jariah


Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al-Hujurat Ayat 12

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ

"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang"

Kita sebagai hamba Allah yang beriman dan bertakwa, hendaknya selalu bermawas diri dalam berucap dan berprilaku yang dapat membawa kita kedalam dosa yang terus berkelanjutan. Apalagi jika dosa itu terus dibawa kedalam kubur dan tidak sempat untuk bertobat kepada Allah yang maha penerima tobat. Kita harus hati - hati dalam segala hal karena jika tidak demikian dosa itu akan semakin bertambah didalam Qalbu kita. Dosa itu ibarat kotoran didalam rumah kita, jika tidak dibersihkan akan terus bertambah kecuali kotoran itu kita sapu bersih dengan cara sering membersihkannya dengan bertobat kepada Allah.Maka Ruh dan Qalbu kita akan semakin bersih.Sehingga jikalau kita dicabut nyawa kita maka ruh dan qalbu kita sedang dalam keadaan bersih, sebab ruh yang diterima oleh Allah itu bukan yang berdosa tetapi yang bersih dan suci dari perbuatan dosa. Tentunya kita tidak ingin ketika mati nanti dengan membawa dosa dari amal perbuatan kita yang sewaktu didunia suka menjelek - jelekan orang lain,mencari - cari kekurangan dan keburukan orang lain, menggunjing si anu begini dan si anu begitu. Karena itu adalah dosa besar yang akan membuat Allah murka kepada kita.

Hanya Allah yang maha tahu tentang keimanan dan ketakwaan seseorang dan hanya Allah pula yang maha tahu tentang apa yang ada di dalam qalbu seseorang. Kita sebagai hamba Allah yang diturunkan kebumi ini,tugas kita bukan untuk mencari keburukan orang lain dengan cara menggunjing,memfitnah,ghibah,mengadu domba,mempengaruhi orang lain agar orang lain saling membenci satu sama lain. Tugas kita dialam dunia ini hanya untuk beribadah kepada Allah sebagai bekal untuk kehidupan Akhirat kelak. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an surat Adz Dzariyat ayat 56 
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.”

Allah subhanahu wa ta'ala dalam menilai makhluknya bukan dilihat bagusnya dalam berpakaian,hebatnya dalam berbicara dan rajinnya dalam mengerjakan sholat. Tetapi yang Allah nilai adalah Taqwa kita kepada Allah yang tertanam didalam qalbu kita. Karena hamba Allah yang bertaqwa tidak akan menggunjing atau mencari - cari kelemahan dan keburukan orang lain,orang yang bertaqwa tidak akan pamer dalam berpakaian,orang yang bertaqwa tidak akan membenci orang lain, orang yang bertaqwa akan selalu ikhlas dalam sholatnya dan orang yang bertaqwa tidak akan riya didalam shodakohnya dan orang yang bertaqwa akan selalu mawas diri dalam berucap dan bertingkah laku. Karena orang bertaqwa itu qalbunya selalu konek kepada Allah yang menciptakannya. Orang yang bertaqwa adalah orang yang hidup diantara orang yang mati. Jika ada hamba Allah mengaku beriman kepada Allah kemudian mengerjakan sholat tetapi setelah itu ia suka menggunjing,suka membenci orang lain,suka mencari - cari keburukan dan kekurangan orang lain,maka sesungguhnya ia bukanlah orang yang bertaqwa kepada Allah. Melainkan ia sedang berdusta kepada Allah dalam beribadahnya.

Jika kita ingin selamat sampai tujuan menuju Surga seperti yang sudah dijanjikan Allah azza wa jalla. maka jagalah ucapan dan prilaku kita. Jangan terpengaruh oleh orang yang akan menjerumuskan kita dengan ikut membicarakan keburukan orang lain yang disampaikan melalui media sosial atau melalui pembicaraan whatsapp, apalagi sampai kita menamkan software hacking whatsaap atau sejenisnya didalam handphone kita agar kita bisa masuk kedalam handphone orang lain dengan memata matainya atau menguntitnya. Sehingga apapun yang sedang di bicarakan orang lain maka kita pun mengetahuinya atau kemanapun orang itu pergi maka kitapun mengetahuinya.. Kemudian informasi yang kita dapatkan dari hasil hacking itu kita sebarkan lagi ke teman - teman kita,saudara kita,sahabat kita atau kesemua orang bahwa si anu ngomong ini dan si anu ngomong itu, si anu pergi kesana dan si anu pergi kesini. Sehingga pembicaraan itu semakin meluas dan semakin sengit di handphone kita dan orang lain. Jika kita melakukan perbuatan demikian dengan menggunjing orang lain walaupun melalui media sosial maka kita akan ikut menanggung dosanya bahkan dosa itu bisa saja dibawa kedalam kubur kecuali software hacking itu kita buang dari handphone kita,setelah itu kita bertobat kepada Allah dengan sebenar - benarnya tobat untuk tidak mengulanginya lagi.Sesungguhnya Allah itu maha penerima tobat selama nyawa kita belum sampai tenggorokan kita. Rosulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda:
إن الله يقبل توبة العبد ما لم يغرغر
 “Sesungguhnya Allah Subhanahu wa ta'ala. Senantiasa menerima taubat seorang hamba selama  nyawanya belum sampai ditenggorokan”(HR.At-tirmizi).

Dosa itu memang tidak terlihat dan tidak terasa beratnya disaat kita sedang melakukan perbuatan yang melanggar perintah Allah dan Rasulnya. Tetapi sebetulnya kita pasti mengetahuinya bahwa perbuatan menggunjing itu perbuatan dosa, tetapi kita sengaja menabrak larangannya.Jika kita punya waktu banyak ataupun sedikit kenapa tidak kita gunakan untuk hal- hal yang dapat mendatangkan Pahala dengan banyak berzikir,beristighfar,bertasbih atau bertahmid, dari pada memegang handphone tetapi dipakai untuk menggunjing orang lain. Atau kerjakanlah sesuatu yang bermanfaat buat kita dan orang lain dengan handphone kita itu.Dalam hidup ini banyak sekali membuat sesuatu yang bermanfaat buat kita dan orang lain asal kita mau melakukannya. Ingatlah kematian itu tidak mengenal waktu dan tempat,bahkan tidak mengenal usia.Jika sudah waktunya tiba maka matilah kita. Maka mulai dari sekarang perbanyaklah melakukan amalan sholeh dengan penuh keikhlasan.Jangan mencari - cari dosa dan kesalahan orang lain dari manapun sumbernya. Sering - seringlah merenung sudah berbuat baik apakah hari ini.

Semoga Allah azza wa jalla mengampuni semua dosa kita.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada tiada Tuhan melainkan Engkau, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu"