Senin, 11 Mei 2020

Mempersiapkan diri saat masuk sepuluh hari terakhir bulan Ramadan

Apa kata ulama tentang Persiapan Sepuluh hari terakhir bulan Ramadan


Allah subhanahu wa ta'ala befirman dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqarah Ayat 125

وَعَهِدْنَآ إِلَىٰٓ إِبْرَٰهِۦمَ وَإِسْمَٰعِيلَ أَن طَهِّرَا بَيْتِىَ لِلطَّآئِفِينَ وَٱلْعَٰكِفِينَ وَٱلرُّكَّعِ ٱلسُّجُودِ

“Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i'tikaf, yang ruku' dan yang sujud"

Melaksanakan I'tikaf pada bulan Ramadan sangat diajurkan. Dan menurut Ijma para ulama hukumnya adalah Sunnah. Kaum Muslimin dan Muslimat boleh melaksanakan I'tikaf untuk mencari keridoan Allah Ta'ala mengingat keutamaan yang akan didapatkannya sangat banyak akan Pahalanya. Tidak semua orang akan mendapatkan keutamaan dari malam Lailatul Qadar itu. Semuanya tergantung pada niatnya masing - masing dan sudah barang tentu atas kehendak Allah subhanahu wa ta'ala juga. Dulu sebelum wabah Virus Corona,orang - orang pada berdiam di Masjid untuk I'tikaf dengan memperbanyak kegiatan beribadah kepada Allah dengan banyak membaca Al-Qur'an,banyak Zikir,banyak salat Sunnah dan dengan banyak diisi kegiatan - kegiatan lain yang bernilai ibadah kepada Allah Azza wa Jalla. Tetapi karena kita di wajibkan untuk sementara ini ber-Itikafnya dirumah saja menurut fatwa ulama karena penyebaran virus corona yang serangannya yang sangat masif dan semua orang bisa saja tertular oleh virus ganas ini.Dan tentu Allah itu maha mengetahui dan maha penyayang kepada para hamba Allah yang ikhlas mencari keridoannya.Bila kita melaksanakan I'tikaf di rumah selama beribadah untuk Allah maka bisa saja dengan ijinnya kita akan mendapatkan malam Lailatul Qadar seperti yang diinginkan oleh kaum Muslimin dan Muslimat.

Lailatul Qadar memang impian semua orang - orang yang beriman kepada Allah dan Rasulnya. Sebanyak apapun kita salat sunnah dan sebanyak apapun kita membaca Al-Qur'an bukan menjamin kita akan mendapatkan Lailatul Qadar Karena Allah Ta'ala akan melihat apa yang tersembunyi didalam dada kita. Sekarang kita di uji oleh Allah untuk ber-Itikaf di rumah,apakah kita akan banyak beribadah kepadanya dan akan banyakkah membaca Al-Qu'an seperti dulu ber-Itikaf di Masjid.Jika kurvanya menurun itu artinya didalam diri kita ada yang salah dalam menyembah kepada Allah subhanahu wa ta'ala,mungkin saja dulu ber-Itikaf karena ingin di puji orang,ingin beristirahat di masjid dengan meninggalkan pekerjaan dirumah atau hanya sekedar untuk mengisi waktu. Hanya diri kita dan Allah yang maha mengetahui tentang niat kita. Jika kita dulu pernah ria dalam beribadah kepadanya maka sekarang saatnya kita untuk ikhlas melaksanaknnya dengan menaikan keimanan kita dengan memperbanyak kegiatan amalan saleh di sepuluh malam terakhir bulan Ramadan.Mempersiapkan dengan matang mulai dari Jasmani dan Ruhani. Tentunya jasmani kita harus sehat bila kita ingin mencari Lailatul Qadar. Bila Jasmani kita sakit biasanya untuk ukuran kaya kita akan malas ibadah malamnya jadi tidak akan bisa fokus pada ibadahnya. Tidak kalah penting persiapan ruhani juga harus lurus kepada Allah. Hati kita tidak boleh bercabang - cabang dalam menyembah kepada Allah Azza wa Jalla, Jarak keimanan dan kemusyrikan itu sangat tipis. Bila kita mengakui Allah itu Tuhan kita maka jangan menuhankan yang lain disaat kita sedang beribadah kepadanya maupun disaat kita sedang beribadah kepadanya. Ruhani kita harus bersih dari sifat - sifat tercela seperti Syirik,ujub,Ria dan Takabur ( Sombong dan Arogan). Hati kita harus banyak berzikir kepada Allah untuk menghalau sifat - sifat tercela itu.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pada saat - saat menjelang sepuluh malam terakhir,beliau segera mengencangkan sarung beliau,menghidupkan malamnya dengan beribadah dan membangunkan keluarga beliau. Diterangkan dalam riwayat dari Aisyah Radhiyallahu anha,dia berkata," Ketika memasuki sepuluh hari terakhir pada bulan Ramadan,Nabi Shallallahu alaihi wasallam mengencangkan sarung beliau,menghidupkan malamnya dengan beribadah dan membangukan keluarga beliau." ( Kitab Sahih Bukhari Muslim halaman 483 No. 730). Bila kita sudah punya keluarga maka agar kita tambah semangat dalam beribadah malam,membangunkan kelurga kita itu sangat di anjurkan karena itu adalah kebaikan dan jalan menuju pintu Surga. Memperbanyak tidur dibulan suci ini sungguh sangat disayangkan karena kita akan banyak ketinggalan Pahala yang seharusnya mencari sebanyak- banyaknya, karena di bulan penuh Rahmat ini semua amalan di lipatgandakan Pahalanya. Dan belum tentu juga di bulan Ramadan berikutnya kita akan ada di alam dunia ini. Perbanyaklah berbuat baik kepada orang lain dan perbanyaklah beribadah kepada Allah yang Maha Agung. Pahala yang kita kejar itu bukan untuk Allah tetapi untuk kita juga bekal pulang ke Alam Akhirat. Pulang ke Negeri Akhirat itu kita harus punya bekal dengan cara mencarinya melalui ketaatan,amalan dan keimanan melalui peribadatan kepada Allah Azza wa Jalla. Satu butir kurma yang diberikan secara ikhlas kepada orang yang akan berbuka puasa lebih baik dari memiliki emas dan perak satu Gunung.

Ayat - ayat Al-Qur'an yang kita baca dimalam hari yang penuh keheningan itu akan sangat begitu rasa dekatnya antara kita dengan Allah Azza wa Jalla.Kemudian kita membaca artinya dan merenungkannya dari ayat yang kita baca itu, maka tidak terasa air mata kita berlinang membasahi Pipi.Begitupun disaat kita sedang sujud kepada Allah dimalam hari berzikir,bersalawat dan bertahmid,memohon agar dosa - dosa kita di ampuninya,kita ini makhluk Allah dan akan kepada Allah. Berdoa kepada Allah agar Lailatul Qadar itu diberikan kepada kita juga selain kepada hamba Allah yang lain yang saleh.

Semoga Allah subhanahu wa ta'ala selalu memberikan jalan yang lurus

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada tiada Tuhan melainkan Engkau, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu"

Tidak ada komentar: