Senin, 12 Agustus 2019

Iman yang kokoh

Apa kata ulama tentang Iman


Allah subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an Surat Ali 'Imran Ayat 84

قُلْ آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ عَلَيْنَا وَمَا أُنْزِلَ عَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطِ وَمَا أُوتِيَ مُوسَىٰ وَعِيسَىٰ وَالنَّبِيُّونَ مِنْ رَبِّهِمْ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ

"Katakanlah: "Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya'qub, dan anak-anaknya, dan apa yang diberikan kepada Musa, Isa dan para nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan hanya kepada-Nya-lah kami menyerahkan diri".

Jika kita bicara Iman maka itu artinya kita sedang masuk pada pembicaraan keimanan seseorang atau antara hamba dengan Tuhannya. Pada setiap manusia pada dasarnya punya Iman, tetapi yang membedakannya adalah Iman seseorang itu ada yang terangnya seperti lampu kecil yang cahanya sedikit sekali dan pancaran sinar cahayanya hanya berkedip - kedip saja,ada yang setangah saja dan ada yang tingkat keimananya sudah mencapai titik penuh sinar cahayanya bahkan cahayanya itu dapat memancarkan kesegala arah sehingga membawa para hamba Allah yang lain ikut bersamanya. Bahkan Nur cahayanya itu dapat menembus bukan saja ke penduduk dunia yang nun jauh disana.tetapi juga dapat memanggil hamba Allah yang tidak beriman kemudian menjadi beriman kepada Allah. Keimanannya itu bukan saja hanya untuk dirinya sendiri tetapi dapat membawa keseluruh Alam dunia.Cahaya keimanan itu bersifat ghoib bukan terlihat bulat - bulat seperti kita melihat sinat  cahaya Bulan. Tetapi kita dapat melihat bahwa jika seseorang yang tingkatan keimanan sudah mencapai haqqul Yakin maka ia tidak akan pernah ceroboh dalam beribadah kepada Allah. Baik yang hubungannya dengan Hablumminanas maupun Hablumminallah. Hatinya yang sudah terisi dengan Nur Allah maka segala gerak dan geriknya akan selalu terkoneksi dengan Allah azza wa jalla.

Iman seseorang itu juga bisa bertambah dan bisa berkurang dalam melaksakan semua perintah Allah dan Rasulnya. Jika seseorang yang tadinya rajin dalam beribadah,bisa saja akan menjadi lemah imannya jika hamba Allah tersebut ikut terseret oleh hawa nafsu dan mengikuti godaan Setan dengan melakukan perbuatan maksiat atau melanggar perintah Allah. Memelihara keimanan itu tidak mudah tetapi kita harus berjuang dan merawatnya sekuat mungkin yaitu dengan selalu bertaqwa kepada Allah. Karena Setan akan selalu menggoda keimanan para hamba Allah yang jalan hidupnya selalu dengan sesuai tuntunan Al- Qur'an dan As-sunnah. Pun keimanan itu juga akan tetap menjadi stabil dan bahkan bertambah kuat jika Jika hamba Allah itu bukan saja selalu menunaikan Shalat dan mendengarkan Tausiyah dari para ulama tetapi juga harus di tunjang dengan Qalbu yang selalu berzikir kepada Allah. Dan ada juga para hamba Allah yang paginya beriman tetapi di sore harinya menjadi kafir. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda“Bersegeralah melakukan amalan sholeh sebelum datang fitnah (musibah) seperti potongan malam yang gelap. Yaitu seseorang pada waktu pagi dalam keadaan beriman dan di sore hari dalam keadaan kafir. Ada pula yang sore hari dalam keadaan beriman dan di pagi hari dalam keadaan kafir. Ia menjual agamanya karena sedikit dari keuntungan dunia” (HR. Muslim)

Kita harus benar - benar beriman dengan kesungguhan hati ikhlas kepada Allah Subhanahu wa ta'ala. walaupun hanya setitik iman didalam hati, karena yang setitik ini bisa saja Allah dapat mengampuni kita dari azab Neraka kelak. Karena Allah adalah maha pengampun kepada para hambanya yang beriman kepadanya. Walaupun tingkat keimanan kita tidak sekokoh Siti Masyitoh yang siap dilempar kedalam minyak yang sangat panas didalam kuali besar beserta suami dan anaknya karena sebab  Siti Masyitoh tidak mau menyembah kepada Firaun yang mengaku dirinya sebagai Tuhan. Kebersihan hati dan tingkat keyakinan yang sudah Haqqul yakin, ia tetap tidak akan goyah oleh ancaman apapun walaupun taruhan nyawa untuk di godok di minyak panas yang bergolak, tetap bahwa tuhannya adalah Allah subhanahu wa ta'ala. Kita yang mengaku beriman kepada Allah tetapi masih suka lalai dalam sholatnya, mengaku beriman tetapi masih suka jahat sama orang lain,mengaku beriman tetapi masih senang mencari - cari kelemahan orang lain,mengaku beriman tetapi masih suka berhutang tetapi tidak mau bayar, mengaku beriman tetapi senang bergunjing, mengaku beriman tetapi kikir kepada fakir miskin,mengaku beriman tetapi masih suka pergi ke diskotik,mengaku beriman tetapi masih suka menggoda istri orang lain,mengaku beriman tetapi masih suka korupsi uang kantor atau uang negara,mengaku beriman tetapi masuk suka datang ke warung remang - remang, mengaku beriman tetapi masih suka menghina orang lain,mengaku beriman tetapi masih suka malakin orang lain,mengaku beriman  tetapi makanan haram masih tetap dimakan dan lebih parah lagi mengaku beriman tetapi meminta bantuannya kepada selain Allah.

Inti iman yang sesungguhnya adalah Taqwa. Orang yang beriman belum tentu bertaqwa tetap orang yang bertaqwa sudah pasti beriman, baik kepada Allah maupun kepada Rasulnya. Dan intinya taqwa adalah qalbunya yang selalu berzikir kepada Allah. Tidak ada amalan yang paling agung di sisi Allah azza wa jalla selain Qalbu yang selalu berzikir kepada Allah. Dari Abu Darda radhiyallahu anhu,Rasulullah shalallahu alaihi wassalam.Bersabda :"  Maukah kalian aku beritahu tentang sebaik - baik amal perbuatan di hadapan Tuhanmu dan tertinggi derajatnya serta lebih baik baik dari menafkahkan Emas dan Perak, lebih baik dari menghadapi musuh,kemudian kamu penggal leher mereka, dan mereka memenggal leher kamu?" Para sahabat menjawab"Baiklah". Beliau bersabda:" Yaitu Zikir kepada Allah Ta'ala." ( HR.Tarmizi) Riyadhus Shalihin halaman 352. Didalam Riwayat lain disebutkan bahwa Iman itu juga harus sering diperbahrui. Didalam salah satu hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw pernah bersabda: “Perbaharuilah imanmu”. Ketika itu para sahabat kemudian bertanya: “Yaa.. Rasulullah, bagaimanakah caranya memperbaharui iman kami ?”, Seraya Rasulullah saw menjawab: “Hendaklah kalian memperbanyak ucapan LAA ILAHA ILLALLAH” (HR. Ahmad, Thabrani, Al-Hakim dan Abu Dawud).

Semoga Iman kita tetap kokoh seperti kokohnya Pohon yang daunnya menjulang ke langit dan akarnya menghujam ke bumi.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada tiada Tuhan melainkan Engkau, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu"




Tidak ada komentar: