Senin, 05 Agustus 2019

Allah murka pada yang suka Dusta

Apa kata ulama tentang Dusta


Allah subhanhu wa ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al-'Ankabut Ayat 3

وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۖ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ

"Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta."

Kita hidup di alam dunia ini sudah di atur oleh Allah azza wa jalla dari mulai Jodoh,Rejeki dan Mati dan sudah menjadi ketetapannya. Dan dari ketiganya itu adalah sudah menjadi ketentuan yang pasti akan dialami oleh umat manusia di Jagad raya ini. Kesenangan dan kebahagian hidup manusia yang berbeda - beda itu tentunya,semua itu bermula dari Allah juga ujung pangkalnya. Allah dengan sifat AR rahman dan AR rahimnya memberikan karunia kepada para hambanya yang tidak pilih kasih. Rahmat yang Allah turunkan ke bumi ini walau hanya 1 bagian saja, sudah begitu indah dan bermanfaatnya buat semua makhluk di Alam dunia ini, baik yang tampak maupun yang tidak tampak. Seperti yang diterangkan dalam sebuah riwayat bahwa Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata: Saya mendengar Rasulullah saw bersabda:”Allah menjadikan rahmat 100 bagian, 99 bagian Allah tahan dan Allah turunkan ke bumi satu bagian. Satu bagian itulah yang menyebabkan sesama mahluk saling menyayangi sampai kuda mengangkat telapak kakinya dari anaknya khawatir mengenainya.” (Muttafaqun ‘alaihi).Kalau bukan karena Rahmatnya dunia ini akan gersang, baik gersang manusianya maupun gersang karena Alamnya. Terkadang karena sifat serakah dan rakusnya manusia dalam menggapai segala keinginannya,apapun akan dilakukanya,tidak peduli halal dan tidak peduli Haram danTidak peduli orang lain tersakiti atau tidak.Yang penting baginya cita- cita hidup senang dan bahagianya sudah terlaksana.

Jika kita ingin hidup senang dan bahagia tentunya kita harus mencari dan berusaha sekeras mungkin,selebihnya adalah urusan Allah yang menentukannya. Jika kita masih belum mendapatkannya maka bertawakal adalah jalan satu - satunya yang terbaik. Jangan melakukan usaha - usaha yang dapat merugikan orang lain,apalagi sampai malanggar hukum Agama maupun Negara. Buat apa kita hidup senang tetapi sebenarnya ada orang lain yang kita sakiti hatinya.Buat apa kita banyak harta dan uang yang berlimpah tetapi sebenarnya harta itu didapat dari jerih payah yang tidak baik. Buat apa kita punya jabatan tinggi tetapi sebenarnya itu didapat dari hasil sikut sana dan sikut sini. Orang yang baik itu sengaja dibikin kesalahan dijebak dan difitnah agar orang yang baik ini tidak naik pangkat atau tidak naik jabatan. Padahal sebenarnya orang baik ini punya potensi untuk membantu memajukan perusahaan atau Instansi,sehingga perusahaan itu mencapai targetnya. Tetapi apadaya didalam perusahaan/Instansi itu sudah ada manusia yang sedang mencari kesenangan dan kebahagian dengan cara- cara yang tidak baik..

Dan tidak kita pungkiri juga, sering kita jumpai para pedagang juga banyak yang dusta dalam usahanya. Bukan saja pedagang besar bahkan pedagang kecilpun, kadang suka berdusta dalam mencari keuntunganya. Kalau pedagang besar biasanya ,dustanya itu dari mulai barang /Produk yang dibuat sedemikian rupa seakan -akan menjadi baik padahal sebenarnya barang busuk. Setelah jadi kemudian dipasarkan kepada konsumen oleh pemasar yang pastinya juga pandai bersilat lidah yang disisipi dengan kedustaannya agar pembeli menjadi tertarik. Bukan hanya sampai disitu laporan keuangan perusahaannya juga dibuat dusta dengan mengotak - atik angka pendapatannya. Padahal hatinya tahu bahwa perbuatan itu dusta tetapi tetap dilakukannya, agar hidupnya senang dan dapat uang tambahan atau naik jabatan dari hasil berdustanya itu. Kelak Allah akan meminta pertanggungjawaban dihari kiamat kelak dengan disaksikan oleh Manusia,Jin dan para Malaikat.

Kalau pedagang kecil itu biasanya kalau berdusta, selain ucapannya juga timbangannya suka tidak benar.Memang tidak semua pedagang itu curang. Tetapi ada beberapa yang suka dusta dan curang dalam menimbang barang yang dijualnya. Timbangan kiloannya suka dikasih pemberat agar lebih condong pada keuntungan pedagannya. Sementara sipembeli dirugikan walaupun hanya beberapa ons saja. Tetapi jika yang pembelinya banyak maka onsnya akan berubah menjadi kilo. Ditambah lagi dengan ucapannya yang penuh kebohongan dengan mengatakan barang ini bagus atau buah ini manis dan enak atau buah ini matang padahal semuanya tipuan,ternyata semua barang yang dijualnya bohong semua. Cara berdagang yang demikian itu sangat diharamkan dalam Agama. Sudah pasti uangnyapun haram dan jika dibelanjakan untuk makan dirinya atau keluarganya maka keluarganyapun biasanya suka jahat sama orang lain dan suka menyakiti hati orang lain atau jika ia berdoa kepada Allah maka doanyapun tidak akan dikabulkan oleh Allah azza wa jalla. Jika ia mati belum bertobat maka tempat kembalinya adalah Neraka dengan merobek - robek semua wajahnya dengan kail dari besi dan terus berulang- ulang didalam Neraka.

Tentunya kita semua tidak ingin ketika kita mati nanti dalam keadaan tidak baik, karena ulah kita sewaktu masih hidup yang suka membohongi orang lain didalam segala hal sehingga menyengsarakan orang lain. Ingat bahwa semua tindakan kita baik atau buruk akan ada balasannya kelak setelah kita mati. Tidak ada yang lolos dari pandangan Mata Allah ketika seorang hambannya telah berbuat sesuatu yang tidak baik. Semuanya akan tercatat didalam kitab Sijjin yaitu sebuah kitab pencatatan amalan buruk kita, kitabnya para pendurhaka kepada Allah azza wa jalla.

Semoga kita bukan termasuk golongan para pendusta.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada tiada Tuhan melainkan Engkau, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu"



Tidak ada komentar: