Senin, 10 Mei 2021

Pandai menjaga dan mengelola Amal

Apa kata ulama tentang Amal


 Allah Subhanahu Wa Ta'ala beriman dalam Al-Qur'an Surat Muhammad Ayat 33

"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul dan janganlah kamu merusakkan (pahala) amal-amalmu. "

Ketika kita akan beramal yang paling utama diniatkan dalam Hati adalah Ikhlas Lillahi Ta'ala ( Karna Allah ).Dengan demikian Allah Azza wa Jalla akan melihat kita sebagai hamba Allah yang layak untuk diberikan Pahala. Jika kita beramal tetapi kita tidak ikhlas melakukannya dan tujuannya hanya ingin dilihat manusia saja,maka Allah Azza wa Jalla tidak akan memberikan pahala untuk kita. Mungkin saja Allah akan memberikan keinginannya seperti akan dpuji orang,disanjung orang dan hormati orang,akan tetapi Pahala dari Allah Ta'ala, kita tidak akan mendapatkannya. Allah itu melihat isi Hati kita pada saat kita melakukan amalan. Walaupun seseorang hatinya ingin beramal baik tetapi tidak tercapai keinginanannya itu maka Allah Azza wa  Jalla tetap akan mencatat amalan Hatinya itu bagian dari ada Pahalanya. Hati itu sumbernya amalan.Secara kasat Mata seseorang itu terlihat diam tanpa adanya gerakan amalan dari seluruh Panca Indranya.

Tetapi hanya Allah dan dia saja yang mengetahuinya bahwa sebetulnya seseorang yang banyak diam itu sedang mengamalkan zikir kepada Allah Azza wa Jalla.Itulah pekerjaan orang - orang saleh yang diamnya saja mengandung Pahala yang mengalir setiap detik,setiap menit ataupun setiap kedipan Mata.Balum lagi ketika orang saleh ini mengerjakan Salat,bersodakoh,berzakat,berpuasa,baca Qur'an dan mengerjakan amalan saleh lainnya maka sudah pasti Hatinya Ikhlas kepada Allah Azza wa Jalla. Karena Hatinya terus berjalan tanpa henti berzikir kepada Allah yang Maha Agung.Hatinya tidak sempat untuk merusak amalannya dengan berbuat jahat sama orang lain,dengki sama orang lain,sombong pada orang lain,buruk sangka sama orang lain,memfitnah orang lain dan mencari - cari kesalahan orang lain.Orang - orang yang hatinya selalu berzikir itulah orang yang pandai menjaga dan mengelola amalannya.

Ketika seseorang ingin mencapai kedudukan tinggi di sisi Allah Azza wa Jalla maka yang harus dilaksanakan adalah bukan hanya Habluminallah saja tetapi Habluminannas juga harus ditaatinya. Bisa saja seseorang itu tidak diterima amalan ibadahnya oleh Allah Azza wa Jalla.walaupun seseorang ini banyak Salat,banyak Puasa,banyak sodakoh dan banyak ber-Umrah, tetapi disisi lain lidahnya jahat,lidahnya banyak mengupat,lidahnya banyak mencaci orang,lidahnya banyak menyakiti orang,lidahnya kotor bagikan bak sampah,lidahnya tidak pernah dijaga,lidahnya pandainya sekali berkata - kata tetapi diselipi dengan kedustaan dan penipuan. Perangainya buruk mudah marah,orang salah dikit main hajar,main tendang,main tampar dan main pukul.Tidak punya rasa kepedulian pada sama sesama,tidak punya rasa kasih sayang pada sesama,selalu mengikuti ajakan Setan,tidak peduli mau sakit hati mau tidak, yang penting hatinya senang sudah terlapiaskan amarahnya, padahal salatnya rajin.Jika kita punya sifat seperi ini maka sebaiknya banyak - banyaklah sering berinstrospeksi kedalam.Tanyakan dalam hati " Kanapa kita bisa seperti ini?"Kanapa bisa tidak sinkron antara Hambluminallah dan Hambluminnas.". Bertobatlah dan berdoa kepada Allah Azza wa Jalla agar kita dijadikan orang baik dan benar - benar beriman kepada Allah dan Rasulnya.

Buruknya amal itu karena buruknya Hati, maka tidak mungkin seseorang itu beramal jelek jika hatinya baik dan bersih.Untuk menjaga Hati tetap bersih maka dijaga pula asupan makanan yang masuk kedalam tubuh kita. Walaupun kita banyak beribadah dan banyak berdoa tapi kita sering makan dan minuman yang haram yang ditambah dengan sumbernya dari yang haram pula, maka tidak mungkin pula Hati kita akan menjadi bersih, apalagi suci. Jadi tidak mudah untuk mengelola hati menjadi bersih yang berbuah amalan yang baik.Semuanya kembali kepada kita.Apakah masih mau makan makanan dan minuman yang haram? Apakah kita masih mau makan dan minum dari hasil korupsi? Apakah kita masih mau makan dan minum dari hasil memalak orang lain? apakah kita masih masih mau makan dari hasil memeras dan menipu orang lain? atau Apakah kita masih suka makan dan minum dari hasil uang Riba? Semua itu akan ber efek kedalam hati kita tanpa kita sadari dan sudah pasti akan ber efek pada tingkah polah kita. Agar amalan kita tidak sia - sia di Mata Allah Azza wa Jalla maka makan dan minumlah dari hasil yang baik maka  pasti akan berbuah Pahala. Minimal secara Habluminannas kita baik sama orang lain dan baik sama sesama. Allah Azza wa Jalla berfirman dalam Al-Qur'an surat Surat Al-Baqarah Ayat 148

"Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."



Kita wajib dan harus bisa membedakan mana amalan saleh dan mana amalan buruk.Jangan dicampuradukan diatara keduanya.Amalan buruk itu tidak akan berbuah baik kedalam diri kita.Malah justru akan  membinasakan kita baik di dunia maupun di Akhirat kelak.Manusia manapun tidak akan suka kepada orang yang suka beramal buruk dan jahat.Maka bersegeralah banyak mengerjakan berbuat baik pada orang lain dan tidak perlu ada pilih kasih karena itu ,karena ini.sebab itu,sebab ini.Pakoknya berbuat baik saja sebelum dunia ini menjadi gelap gulita yang berkepanjangan dan hancurnya Laut dan Gunung - gunung bagaikan daun - daun yang di makan ulat.




Semoga Allah Azza wa Jalla selalu membimbing kita kejalan yang lurus.


سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْك

“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan peraturan-Mu aku bersaksi bahwa tiada tiada Tuhan melainkan Engkau, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu"











Demikian dakwah minggu ini tentang:" Pandai menjaga dan mengelola Amal ".


Tidak ada komentar: