Jumat, 01 Juni 2018

Riya hukumnya haram

Apa kata ulama tentang Riya



Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an Surat An-Nisa' Ayat 142

 إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلَاةِ قَامُوا كُسَالَىٰ يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا

 "Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali. "


Riya adalah segala sesuatu perbuatan yang dengan sengaja di pamerkan  dengan tujuan  ingin dilihat atau ingin dipuji oleh Manusia karena ibadahnya kepada Allah atau dengan menyebut – nyebut ibadahnya  kepada orang lain. Padahal sungguh Allah itu maha melihat dan maha mengetahui  isi hati para hambanya. Perbuatan kita dalam beribadah kepada Allah baik atas dasar Sombong,Riya atau Takabur semuanya itu Allah mengetahunya. Jangan sekali – sekali meyakini bahwa ibadah kita  itu pasti diterima oleh Allah, tetapi yang berhak menilai semua itu adalah Allah subhanahu wa ta’ala. Manusia itu hanya sekedar menjalankan semua syareat yang di perintahkan oleh Allah dan Rasulnya. Pada hakekatnya Allah saja yang akan menerima tentang Shalat kita,Zakat kita,Shodakoh kita dan semua amalan ibadah sunnah lainnya. 

Bila kita benar – benar ingin diterima ibadah kita kepada Allah,cobalah untuk ikhlas dengan  penuh kesungguhan hati dan jangan sampai terbesit ingin dipuja dan dipuji oleh manusia. Karena sungguh tidak ada faedahnya dipuji oleh manusia itu ,karena sifat pujian dari  manusia itu semuanya palsu. Ucapannya mengucapkan bagus kepada kita padahal hatinya bilang tidak. Berfikirlah ingin dipuji oleh Allah tentang ibadah kita agar semua ibadah kita ikhlas kepada Allah saja. Apalagi dibulan puasa ini dimana semua ibadah kita, baik amalan wajib maupun amalan Sunnah akan dilipat gandakan pahalannya oleh Allah. Jadi sangat disayangkan jika amal ibadah kita di campuri dengan kesombongan dan Riya.

Ketauhilah hidup kita di dunia ini hanya sebentar saja , perbanyaklah melakukan perbuatan yang baik seperti yang perintahkan oleh Allah dan Rasulnya dengan penuh kerendahaan hati. Jangan sombong atau Riya dihadapan manusia . Bila kita sedang berhubungan dengan Manusia  atau Hablumminannas , saat  kita berucap kepada siapapun juga berucaplah yang baik-baik saja, jangan menyakiti hati orang lain walaupun hanya sekedar menyindir – nyindir sebab semua itu akan diminta pertanggung jawaban kelak di hari kiamat. Jangan merasa aman dengan semua ucapan yang kita lontarkan kepada orang lain, karena setiap kata yang kita ucapkan baik atau buruk tetap akan di minta pertanggungjawaban dihadapan Allah kelak. Meneliti diri sendiri itu akan lebih baik dari pada meneliti orang lain.

Hidup dengan penuh kesombongan dan Riya itu tidak akan mempengaruhi perilaku orang lain. Orang lain tidak akan berubah oleh sifat dan prilaku kita  karena Riya dan sombongnya kita. Justru orang lain semakin tidak suka sama kita. Manusia saja bisa tidak suka sama kita, apalagi Allah yang maha mengetahui baik secara dzohir maupun batin. Jadi kita dalam beribadah kepada Allah jangan bermain – main. Allah tidak akan bisa dipermainkan bila kita tidak mau dikatakan orang munafik.. Allah maha mengetahui atas yang goib dan yang nyata baik yang ada pada diri manusia maupun pada Alam semesta. 

Bila kita pandai membaca Al-Qur'an maka bacalah dengan mengharap ridho Allah saja,bukan mencari pujian agar dikatakan pintar atau hebat, bila kita cukup ilmu maka amalkanlah ilmu itu dengan mencari ridho Allah saja bukan untuk mencari sanjungan dari siapapun, bila kita banyak harta maka gunakanlah harta itu untuk berjuang dijalan Allah dengan penuh keikhlasan bukan untuk mencari pujian dari siapapun, bila kita pandai dalam berdakwah maka gunakanlah dakwah itu untuk menyejukan dan menentramkan hati para pendengarnya bukan menjadi gelisah para pendengarnya dengan cara menghasut dan mengadu domba. Jangan merasa aman dari ancaman Allah  karena kita sebagai Ustad atau ulama. Allah maha tahu mana ulama yang benar maupun tidak. Apapun profesi kita tidak akan luput dari pertanyaan Allah dihari kiamat. Ketauhilah bahwa sifat Riya itu bisa masuk pada semua orang dan semua Profesi. 

Riya itu salah satu bagian dari penyakit hati yang tertanam di tubuh manusia, tetapi sifat Riya juga bisa disembuhkan dengan benyak berzikir kepada Allah. Jadi jika ada manusia yang jarang berzikir maka sifat Riyanya akan semakin besar sehingga semakin kotor hatinya. Dan bila sudah demikian maka akan semakin banyak dosa kita dihadapan Allah,terus bagaimana mempertanggung jawaban semua itu dihadapan Allah. Surga diciptakan hanya untuk manusia yang ruhaniyahnya bersih bukan untuk yang banyak dosannya.Bagaimana akan diterima seluruh amal ibadah yang kita lakukan itu jika penuh dengan sifat Riya. 

Rosulullah solallahu alahi wasalam bersabda " “Barangsiapa memperdengarkan (menyiarkan) amalnya, maka Allah akan menyiarkan aibnya, dan barangsiapa beramal karena riya’, maka Allah akan membuka niatnya (di hadapan orang banyak pada hari Kiamat)”. [HR Bukhari no. 6499 dan Muslim no. 2987 dari sahabat Jundub bin Abdillah].

Semoga Allah subhanahu wa ta'ala mengampuni semua dosa kita baik yang dilakukan atas dasar kengajaan maupun yang tidak sengaja. Sesungguhnya Allah itu maha pengampun.

 سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada tiada Tuhan melainkan Engkau, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu


Tidak ada komentar: