Sabtu, 02 Januari 2021

Sungguh beruntung orang - orang yang selalu mensucikan Jiwanya

Apa kata ulama tentang mensucikan jiwa


Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an Surat Asy-Syams Ayat 9-10


"Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya."

Keberuntungan yang paling beruntung adalah para hamba Allah yang didalam hidupnya selalu membersihkan jiwanya dari segala perbuatan yang menyimpang dari ajaran Allah dan Rasulnya. kehidupannya selalu di isi dengan selalu mendekatkan diri kepada Allah Azza wa Jalla. Ibadahya kepada Allah betul - betul murni dan Ikhlas menjalankan semua perintahnya tanpa ingin itu dan ingin ini. Yang ia inginkan adalah hanya tetap ingin selalu bersama Allah selamanya,tanpa ingin berpisah walaupun hanya sedetik saja.Malapetaka yang paling besar buat dirinya adalah bukan tidak punya harta,bukan tidak punya jabatan,bukan usahanya yang bangkrut dan bukan hidupnya yang serba kekurangan. Tetapi malapetakan yang paling besar buat dirinya adalah ketika dirinya lupa dari mengingat Allah Azza wa Jalla. Barang sekejapun ia tidak ingin berpisahnya Hati dari mengingat Allah,karena itulah nikmat yang paling Agung dari nikmat - nikmat yang lain.

Itulah pembersih jiwa yang nilainya tidak terhingga.Hanya itulah kunci pembuka rahasia diatas segala rahasia.Itulah sebaik - baik amal perbuatan di hadapan Allah Azza wa Jalla.Telah diterangkan dalam sebuah riwayat bahwa dari Abu Darda' Radhiyallahu anhu,ia berkata: Rasulullah Shalallahu alaihi wa salam,bersabda:" Maukah kalian aku beritahu tentang sebaik - baik amal perbuatan dihadapan Tuhanmu dan tertinggi derajatnya serta lebih baik dari pada menafkahkan Emas dan Perak,lebih baik dari pada menghadap musuh,kemudian kamu penggal leher mereka,dan mereka memenggal lehermu?"Para sahabat menjawab:" Baiklah," Beliau bersabda:" Yaitu Zikir kepada Allah Ta'ala". (Hadis Riwayat Imam Turmudzi)(Kitab Riyadhus Shalihin Jilid 2 halaman 352 no.34)

Semua amalan yang baik maupun yang buruk sumbernya adalah dari Hati kita.Kalaupun Otak pikiran kita bekerja untuk mengerjakan sesuatu yang buruk akan tetapi jika Hati kita menolaknya maka perbuatan itu pasti tidak akan terlaksana.Kecuali kita memberontaknya dengan mengikuti hawa nafsu dan bisikan Setan. Maka disitulah akan keluar Hati yang kotor,Hati yang tidak terjaga, Hati yang tercemar dan hati yang akan merusak Jasmani maupun Ruhani.Jika hati kita rusak maka efek sampingnya adalah kita akan senang menyakiti hati orang lain,kita akan senang tidak menunaikan Salat,kita akan senang tidak menunaikan Zakat,kita akan senang menggungjing orang lain,kita akan senang mencampuri urusan orang lain,kita akan senang memusuhi orang lain,kita akan senang berbuat maksiat dan kita akan senang tidak melaksanakan semua perintah Allah dan Rasulnya.

Hamba Allah yang selalu sibuk dengan mensucikan jiwanya maka ia tidak akan tergiur dengan eloknya dunia. Tetapi ia selalu fokus bermujahadah dengan memperbanyak ibadah baik yang hukumnya wajib maupun yang hukumnya Sunnah.Ia akan selalu takut akan ancaman Allah jika melanggar perintahnya. Iapun tidak akan membabi buta dalam mencari rejeki karena ia yakin bahwa manusia itu sudah diatur akan rejekinya masing - masing.Ia tidak akan menghalalkan segala cara dalam mencari karunia Allah itu. Karena ia tahu bahwa Allah Azza wa Jalla selalu mengawasi para hambanya. Kesucian Jiwa tidak akan tercapai jika Jasmani kita senang melakukan dan bermain - main dengan kemaksyiatan. Suksesnya kesucian jiwa bukan diukur dengan aneka gelar dan Indahnya jubah yang membungkus Kulit. Tetapi hamba Allah yang sukses dalam mensucikan jiwanya adalah Hatinya tidak lepas dari zikir kepada Allah Azza wa Jalla. Zikirnya sudah menyatu dengan jiwa raganya.Sehingga setiap gerak - deriknya adalah Ibadah. Hatinya sudah bersih dari penyakit hati karena Nur Allah sudah bersamanya. Sudah tidak ada kemalasan dalam beribadah apalagi sampai melakukan kesyirikan.

Seorang hamba Allah masih belum dikatakan sukses dalam mensucikan jiwanya jika lidahnya masih senang menghina orang lain,senang mengadu domba,masih senang mengecilkan orang lain,masih senang mengagungkan diri bahwa hanya dirinya yang paling benar.Rusaknya hati kita itu disebabkan oleh salahnya kita, dalam cara membersihkan jiwa kita.Sehingga mengakibatkan Jasadnya rusak dan ruhani juga rusak.Jika tidak segera di perbaiki maka kita akan salah dalam melangkah untuk pulang kampung ke negeri Akhirat. Kecuali memang takdir kita sudah ditentukan oleh Allah Azza wa jalla, pulang kampung kita adalah ke Surga.Yang menjadi pertanyaan adalah apakah kita tahu bahwa takdir kita masuk kedalam surga,tentunya hanya Allah saja yang tahu.Jangankan kita para malaikat saja tidak tahu.Jadi Surga dan Neraka itu adalah hak Allah yang maha pengasih dan maha penyayang. Amal ibadah kita selama 70 tahun atau 90 tahun tidak akan cukup syarat untuk masuk ke surganya Allah Azza wa Jalla. Surga itu adalah Rahmat Allah yang tidak ada campur tangan dari semua makhluknya. Yang penting tugas kita di alam dunia ini adalah beribadah saja kepada Allah dengan penuh keikhlasan.

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku."(Surat Az-Zariyat Ayat 56)

Semoga kita termasuk hamba Allah yang banyak bersyukur.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْك

“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan peraturan-Mu aku bersaksi bahwa tiada tiada Tuhan melainkan Engkau, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu"













Thank's for read' Sungguh beruntung orang - orang yang selalu mensucikan Jiwanya

Tidak ada komentar: