Rabu, 24 Juni 2020

Sunnat berkata baik dan berwajah ceria

Apa kata ulama tentang Berkata Baik


Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an Surat Ali 'Imran Ayat 159

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ

"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya."

Orang yang beriman kepada Allah dan Rasulnya yang penuh dengan ketaqwaan itu,senantiasa hidupnya akan selalu menjaga dalam berucap dan bersikap. Segala tindak -tanduknya dan sikap ke hati - hatinya selalu berjalan seimbang antara Hati dan Pikirannya.Walaupun dalam keandaan mendesak ia tetap pada koridor keimanan dengan mengekang hawa nafsunya.Itulah bagian dari rahmat yang diberikan kepada para hamba Allah yang di cintainya. Sebagaiman halnya nabi kita Rasulullah Shalallahu Alaihi wasalam sebagai seorang suri tauladan yang baik dalam berdakwahnya pun mengutamakan kelembutan dan kesabaran juga selalu memaafkan kepada siapa saja, baik kepada yang dikenalnya maupun kepada yang tidak dikenalnya.Bila ada perdebatan yang tak kunjung selesai maka Kitabullah akan menjadi solusi terakhir untuk mencapai mufakat dalam bermusyawarah. Tidak mudah memang membawa diri kita untuk selalu berjalan diatas kebenaran,pasti akan selalu ada rintangan dan cobaan. Allah Ta'ala pasti akan selalu menguji kita akan ketaatan dan kesabaran disetiap keadaan. Kita harus selalu berlindung kepada Allah akan segala rintangan yang kita hadapi ini. Disamping kita berperang dengan hawa nafsu kita juga berperang dengan Setan yang selalu menghalang - halangi kita disaat kita akan menjalankan perintah Allah dan Rasulnya.

Tidak ada senjata lain untuk mengalahkan Hawa Nafsu dan Setan itu selain berzikir dan berdoa kepada Allah Azza wa Jalla. Saat kita akan berucap dan saat kita akan bersikap maka Setan akan menyusup kedalam tubuh kita untuk ikut campur tangan akan ucapan dan perbuatan kita.Maka kita harus bisa mengalahkannya,terkadang kita sesekali pernah terjungkal oleh hantaman setan ini. Tetapi kita harus terus melawan dengan sunguh - sungguh jangan terus- terusan terjungkal. Setan itu sungguh musuh yang nyata bagi kita semua. Setan akan selalu mendorong hawa nafsu kita untuk selalu menyimpang dijalan yang benar. Disaat kita akan bicara baik secara tatap muka maupun secara daring maka berpikirlah sejenak untuk merenungkan akan ucapan yang akan kita sampaikan itu. Bila itu baik menurut hati,pikiran kita dan tidak menyakiti perasaan orang lain maka sebaiknya kita batalkan saja.Kalaupun ingin mengutarakannya sebaiknya berkata baik saja. Karena berkata baik itu akan mendatangkan Pahala.Tidak ada manfaatnya buat kita kalau kita bicara asal bicara dengan perkataan yang cenderung hanya membuat diri kita saja yang senang tanpa mempedulikan hati orang lain sakit hati atau tidak. Orang lain juga sama seperti kita punya hati dan perasaan. seharusnya kita harus sering bercermin kepada diri kita sendiri.Mencari aib dan kesalahan kita sendiri itu akan lebih bijak ketimbang mencari aib orang lain.

Dalam bersikap itu juga kita harus punya kontrol diri jangan asal bersikap. Ketemu orang lain saja sampai sebegitunya kita punya wajah masam dan sangat pahit untuk di lihat.Baru punya kekayaan segitu saja sampai rela bermuka masam dan membuang muka kepada orang lain. Baru punya aneka bahasa saja segitu sombongnya dalam berucap. Ketauhilah Allah Azza wa Jalla itu tidak menilai apa bahasa kita,Jago bahasa Jerman ke,Jago bahasa Inggris ke,Jago bahasa Jepang ke, selama bahasa itu digunakan untuk kesombongan, meremehkan dan menyinggung perasaan orang lain maka tidak ada ada apa - apanya dihadapan Allah Azza wa Jalla hanya akan membuat Allah Ta'ala murka saja. 

Tidak akan ada kebaikan buat kita apapun bahasa kita selama kita tidak dapat mengontrol diri dan memfilter ucapan yang akan kita sampaikan ke orang lain.Hanya dipandang bagus dan hebat di Mata Manusia dan jutaan pujian dari manusia yang melihatnya, sementara di satu sisi dan sisi lainnya limpahan dosa yang membanjirinya. Jika kita matipun di kubur di dalam Tanah, para Malaikat Munkar dan Nakir itu tidak akan bertanya punya bahasa apa kepada kita. Yang ditanya itu Siapa Tuhanmu,Apa Kitabmu,Siapa Nabimu dan Apa kiblatmu. Satu katapun atau satu kalimatpun Malaikat tidak akan bertanya " Apa bahasamu?" Atau Malaikat bertanya dalam bahasa Inggris " What your Name?.." Tidak ada itu. Didalam Tanah tidak ada bahasa yang dipake dialam dunia. semuanya Allah musnahkan. Yang bicara sudah bukan Bibir kita lagi.Tetapi Anggota tubuh kita yang akan bicara sekaligus menjadi saksi dihadapan Allah Azza Wa Jalla.

Kita tidak perlu bangga pada apa yang kita kuasai dan apa yang kita miliki, selama itu tidak bermanfaat untuk orang lain. untuk apa ?..Apa hebatnya kita jago segala bahasa jika bahasa itu digunakan untuk menggunjing orang lain dan menyakiti perasaan orang lain.Yang kita butuhkan untuk bekal ke Akherat itu  hanya amalan baik dan amalan soleh saja.Jika ingin berkata maka baik - baik saja perkataanya, tetapi diam itu akan lebih baik.Dalam sebuah riwayat disebutkan dari Adiy bin Hatim radhiyallahu anhu,ia berkata, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasalam bersabda:"Takutlah kalian terhadap Api Neraka,walau hanya dengan menyedekahkan separuh biji Kurma.Apabila tidak mendapatkannya,cukup dengan berkata yang baik."( Hadis Riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim)(Kitab Riyadhus Shalihin halaman 637 No.1)

Tetapi patut kita hargai jika ada orang sudah pintar bahasanya,baik orangnya,santun orangnya dan Soleh orangnya.Memang tidak ada yang sempurna manusia di dunia ini,akan tetapi berusaha untuk baik itu pasti bisa.Semua kembali kepada diri kita dan tidak perlu membawa - bawa orang lain. Yang menanggung semua dosa itu bukan orang lain melainkan diri kita sendiri. Jadi sayangilah diri kita jangan terjerumus mengikuti hawa nafsu dan perintah Setan.Ikutilah semua perintah Allah dan Rasulnya karena hanya itulah rahasia menuju pintu keselamatan Dunia dan Akhirat.Hidup kita didunia ini hanya sebentar saja hanya 1 hari saja atau 2 hari saja paling banter antara 60 - 70 Tahun itupun sudah kelamaan buat kita..Setelah itu habislah sandiwara kita didunia ini. Kemudian Allah Azza wa Jalla membuat episode yang baru yaitu tentang kehidupan kita apakah jadi penduduk Surga atau jadi penduduk Neraka.

Semoga Allah subhanahu wa ta'ala memasukan kita kedalam Surga.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada tiada Tuhan melainkan Engkau, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu"



Tidak ada komentar: