Selasa, 16 Juni 2020

Khusyu didalam Shalat

Apa kata ulama tentang Khusyu didalam Shalat


Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al-Mu’minun Ayat 1-2
"Sungguh beruntung orang - orang yang beriman yaitu orang - orang yang Khusyu dalam Shalatnya"

Shalat adalah wajib hukumnya bagi orang - orang yang beriman kepada Allah dan Rasulnya.Kalimat "Beriman kepada Allah dan Rasulnya" itu sungguh luas penjabarannya.Untuk orang - orang yang berilmu, kalimat itu bisa ditafsirkan berijilid - jilid bila ia tuangkan kedalam  sebuah kitab. Karena memang Ilmu Allah itu sangatlah luas dan tidak berhenti di satu titik. Jika Allah Ta'ala berfirman maka penjabaran maknanya sudah meliputi seluruh dunia beserta isinya. Maka tidak heran orang yang berilmu dan ahli dalam penafsirannya menghasilkan karya yang maha luas. Karena mereka para ahli ilmu ini bukan menafsirkan hanya secara akal akan tetapi Hati yang sudah bersih dan Nur yang sudah Allah isi kedalam Qalbunya menjadikan para hamba Allah yang dicintainya ini sangat mudah mencerna,memahani dan mentadaburi isi yang Allah Ta'ala firmankan itu. Lihatlah karya - karya besar dari kitab ilmu yang di karang langsung dari hasil pemikirannya, tidak ada satupun mengambil dari karya kitab yang dikarang oleh ulama lain. Walaupun hanya satu kalimat.Semuanya murni hasil pemikirannya walaupun ada sedikit kesamaan tetapi bukan berarti ia mengambil dari kalimat itu,tetapi murni dengan menggali nya sendiri dari Firman - firman Allah Azza wa Jalla dan Hadis yang Sahih.

Begitupun dengan makna. "Sungguh beruntung orang - orang yang beriman yaitu orang - orang yang Khusyu dalam Shalatnya". Bila para ahli ilmu menafsirkan kalimat ini maka kitab yang ia tulis itu tidak akan habis pada satu kitab bahkan bisa berkitab-kitab. Andaikan saja Ulama besar Imam Nawawi dari hasil karyanya yaitu kitab "Riyadhus Shalihin".masih ada, Kemudian seandainya beliau wafat pada usia 63 Tahun.Kira -kira berapa ribu kitab yang ia publikasikan dikalangan dunia Islam. Tetapi Allah Azza wa Jalla menghendaki lain,beliau wafat pada usia masih muda bahkan beliau belum menikah.Semoga beliau diterima Iman Islamnya dan Amal Ibadahnya. Aamiin. Seluruh ulama di dunia sudah pasti mengakui bahwa kitab" Riyadhus Shalihin" adalah sebuah karya besar yang ilmunya akan terus bersinar sampai hari kiamat. Begitupun ulama - ulama besar lainnya yang menghasilkan karya - karya besar untuk umat Islam.

Allah Azza wa Jalla memerintahkan kepada kita yaitu orang - orang yang beriman agar khusyu didalam Shalatnya jika kita ingin beruntung. Bila kita mengerjakan Shalat tetapi tidak khusyu, maka kita termasuk bagian dari orang yang tidak beruntung.Walaupun kita Shalat setiap waktu, tetapi Hati kita lalai dari mengingat Allah maka kita belum menunaikan Shalat. Sebab Allah Ta'ala tidak melihat Jasad kita saja dalam kita melakukan Shalat. Bila didalam Shalat hati kita campur baur dengan urusan dunia maka bisa saja Allah campakan Shalat kita. Ayatnya sudah jelas  yaitu:
Maka tidak heran banyak orang - orang yang sudah mengerjakan Shalat tetapi Hatinya mudah dengki sama orang lain,mudah menipu orang lain,mudah membuat rencana jahat sama orang lain,mudah menipu orang lain,mudah mengambil hak orang lain,mudah memusuhi orang lain,mudah mencaci orang lain,mudah mencampuri urusan orang lain,tidak punya empati sama orang susah,tidak punya belas kasihan sama orang lain yang sedang menderita kemiskinan dan kelaparan malahan justru ia mengambil keuntungan dibalik kesusahan orang lain. Ia tidak kasihan pada dirinya sendiri bahwa besok ia akan diminta pertanggungjawaban dihadapan Allah Azza wa Jalla. Inilah sebagian makna orang yang tidak beruntung. Orang -orang yang khusyu didalam Shalatnya pasti tidak mudah untuk melakukan amalan - amalan yang tidak diridoi oleh Allah Azza wa Jalla. Ketika Allah Ta'ala mentakwilkan kalimat "Beruntung" bukan disalah artikan kita beruntung dalam urusan Jasmani saja tetapi sudah mencakup juga urusan ruhani juga.Jadi jangan samakan cara pandang Allah dengan cara pandang manusia.Kita dapat mendapatkan ilmu Allah itu juga karena Allah memberikannya kepada kita,bukan semata - mata atas maunya kita. Jika kita mau tetapi Allah tidak mau, maka apa yang akan kita dapatkan.Semua kejadian baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat,semuanya atas kehendak Allah Azza wa Jalla.

Jika kita belum bisa untuk khusyu didalam shalat, maka kita harus minta kepada Allah yang maha pemberi.Setiap hamba yang berdoa kepadanya pasti akan Allah jabah doa kita selama diri kita bersih dari makanan, minuman dan pendapatan yang haram. Inilah makanya kita susah untuk khusyu karena didalan jasmani dan ruhani kita ada yang salah dalam mengelola kebersihan isi didalam tubuh kita.Jasmani dan ruhani kita masih kotor. Kotornya hati itu bagian dari penyakit dan setiap penyakit itu pasti ada obatnya. Semua manusia memang tidak akan sebersih kain putih tetapi kita sebagai orang yang beriman kepada Allah dan Rasulnya pasti ada kemauan untuk membersihkanya,maka rasa kemauannya inilah yang Allah Ta'ala menilai kita.Misalnya ada kemauan untuk tidak dengki lagi,ada kemauan untuk tidak mencampuri urusan orang lain lagi,ada kemauan untuk tidak dzolimi orang lain lagi,ada kemauan untuk mengembalikan uang korupsinya lagi,ada kemauan untuk tidak memakan dan meminum yang haram lagi.Pokoknya ada kemauan untuk merubah yang tadinya kotor menjadi bersih atau paling tidak mendekati bersih. Bila semua ini kita laksanakan maka Insya Allah shalat kita akan mudah untuk khusyu.

Semoga Allah subhanahu wa Ta'ala selalu memberikan petunjuk kepada kita kejalan yang lurus.


سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada tiada Tuhan melainkan Engkau, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu"


Tidak ada komentar: