Senin, 09 Desember 2019

Mendidik anak berakhlak baik

Apa kata ulama tentang Akhlak


Allah subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an Surat Asy-Syura Ayat 37

وَالَّذِينَ يَجْتَنِبُونَ كَبَائِرَ الْإِثْمِ وَالْفَوَاحِشَ وَإِذَا مَا غَضِبُوا هُمْ يَغْفِرُونَ

"Dan (bagi) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan-perbuatan keji, dan apabila mereka marah mereka memberi maaf."

Mendidik anak yang berakhlak baik itu susah - susah gampang. Seorang anak yang dilahirkan dari keluarga baik - baik juga tidak akan menjamin bahwa keturunannya akan berakhlak baik juga tetapi masih dalam tanda kutip. Karena banyak faktor yang menyebabkan seorang anak itu berakhlak baik atau tidak. Tetapi akhlak seseorang juga sifatnya tidak menetap artinya bahwa jika seseorang berakhlak baik pada masa kecilnya belum tentu juga jika sudah dewasa atau dimasa tuanya akan berakhlak baik. Faktor yang paling dominan dalam masalah perkembangan akhlak seseorang adalah didalam kelurga itu sendiri dan sisanya adalah pengaruh dari luar. Jika ada seorang anak yang nakalnya kelewati batas, tidak punya adab dan tata krama. Maka kita tidak bisa memponis bahwa itu adalah kesalahan si anak itu yang bertabiat buruk. Permasalahnnya adalah kita sendiri sebagai orang tua harus introspeksi diri, apakah cara kita memberi makan dan minum kepada anak kita dari hasil sumber yang halal atau yang haram.Tidak menjamin bahwa seorang anak itu dididik dipondok pesantren atau tidak. Jika aliran uang yang dimakan anak itu dari sumber yang tidak diridoi Allah seperti uang hasil korupsi,hasil merampok,hasil menipu,hasil berjudi, hasil jualan narkoba atau hasil kejahatan lainnya.

Bisa saja seorang anak itu tumbuh normal menjadi anak yang pintar dan jenius.Akan tetapi kepintarannya itu tidak akan dapat merubah sifat buruknya yang selalu jahat sama orang lain,membohongi orang lain,membuly anak yang lain,susah diatur mau- maunya sendiri, dan yang lebih buruk lagi adalah sudah berani membantah orang tuannya dan berani mendebat orang tuanya hanya karena tidak sepaham dengan apa yang selama ini dia pelajari di pondokpesanternnya. Bertahun tahun anak ini belajar Al-Qur'an dan As-sunah akan tetapi hasilnya setelah pulang kerumahnya  malah berantem dengan bapaknya hanya karena perbedaan paham tentang surat Al-Baqarah ayat 191
Akhirnya anak ini marah marah dan memaki orang tuanya karena ayat yang dipegannya itu adalah benar tidak bisa diganggu gugat. Padahal tidak semua ayat yang ada dalam Al-Qur'an itu tidak harus diartikan,dipahami dan dilaksanakan dengan saklek. Akan tetapi semua tafsirnya harus digali lagi lebih dalam,lebih bijak dan yang tentunya cara menggalinya harus dengan guru yang berilmu dan berakhlak baik. Karena sebab itu akhirnya anak ini tidak pulang lagi kerumahnya. Pergi entah kemana. Sampai sekarang bapak dan ibunya selalu bersedih memikirkan anaknya yang demikian. Pondok pesantrennya yang dititipkanya tentu tidak salah. Tetapi banyak faktor yang menyebabkan anak ini menjadi demikian.

Terkadang kita sendiri sering melihat seorang anak tidak punya sopan santun bukan saja di luar lingkungan rumahnya bahkan sifat buruknya dibawa kedalam masjid habis shalat berjamaah, Ia dengan santainya melangkahi kepala orang tua yang sedang duduk berzikir tanpa ada ucapan permisi atau gaya santun yang lainnya.Dan tidak sedikit anak - anak yang berprilaku demikian dan yang anehnya terkadang yang dewasa dan bapak - bapak juga demikian kelakuannya tidak memberikan contoh yang baik. Al-Qur'an dan As-sunnah menuntun kita mejadi seorang muslim yang ta'at dan berakhlak yang baik. Ta'at kepada semua perintah Allah dan Rasulnya dan menjauhi semua larangannya. Kita tidak akan pernah menemukan didalam ayat Al-Qur'an maupun hadish bahwa yang bakal masuk Surga itu adalah yang berakhlak buruk. Manusia yang rajin shalat dan rajin puasa juga jika akhlaknya buruk bisa saja masuk neraka dan tidak diterima semua amalan shalehnya. Baru saja shalat berjamaah sudah ngumpul - ngumpul membicarakan aib orang lain,menggunjing dan membicarakan keburukan yang lainnya. Bagaimana amalannya tidak bangrut kalau masih suka demikian.

Dinegara - negara yang sudah maju kebudayaan dan perekonomiannya dizaman sekarang ini, cara merekrut tenaga - tenaga kerjanya sudah bukan lagi pada kriteria harus pintar atau berpredikat cumlaude. Akan tetapi cara pandangnya sudah bergeser kepada Moral dan akhlak. Buat apa pintar akan tetapi bertabiat buruk dan tidak bermoral yang pada akhirnya dapat merusak nama baik sebuah perusahaan atau institusi. Kepintaran itu bisa dipelajari dan digali dalam waktu singkat, akan tetapi moral dan akhlak itu sudah mendarah daging dan menyatu dalam darah seseorang dan sangat susah digembleng dengan cara apapun,butuh proses yang sangat panjang dan bertahun - tahun. Maka jika kita ingin melihat seorang anak yang baik,santun dan shaleh maka lihatlah orang tuanya.Memang tidak seratus persen menjamin, akan tetapi 99% pengaruh orang tuanya itu menjadi faktor utama dalam penilainnya. Tidak heran jika orang tuanya suka korupsi,suka menipu,suka berjudi atau sering makan yang serba haram, perangai anaknya juga buruk dan jahat pula. Kalaupun ia jadi ulama tidak akan mencerminkan dia seorang ulama, ucapannya buruk dan akhlaknya buruk, jubah putih dan sorbanya hanya sekedar casing saja.Tidak cocok untuk di gugu lan ditiru. Kelak Allah subhanahu wa ta'ala akan meminta pertanggungjawaban atas apa yang telah diperbuatnya.

Nabi kita Muhammad Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di utus oleh Allah azza wa jalla kebumi ini adalah untuk meluruskan akhlak manusia yang penuh dengan penyimpangan dan pelanggaran.Di dalam hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu,  Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاقِ

“Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan keshalihan akhlak.” (HR. Al-Baihaqi).

Semoga Allah subhanahu wa ta'ala selalu menuntun kita kejalan yang lurus.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada tiada Tuhan melainkan Engkau, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu"

Tidak ada komentar: