Senin, 09 September 2019

Menyongsong kematian yang indah

Apa kata ulama tentang kematian


Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al-Jumu’ah Ayat 8

قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ ۖ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَىٰ عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan".


Kematian adalah sesuatu yang pasti dialami oleh semua makhluk ciptaan Allah baik yang tampak dilihat oleh Mata maupun yang tidak tampak dilihat Mata. Manusia Mati, Hewan Mati,Tumbuhan Mati,Jin Mati,Malaikat Mati dan pada Akhirnya Alam Dunia ini semuanya itu bakal Mati. Hanya Allah yang maha Agung sajalah yang tetap abadi. Namun semua makhluk Allah itu tentu berbeda cara menyongsong kematiannya, karena Allahlah yang berkehendak yang melakukannya. Allah azza wa jalla yang menciptakannya dan Allah pulalah yang meniadakannya,menggantinya atau memindahkannya ke Alam lain yang sudah Allah ciptakan sebagai balasan untuk orang - orang yang beriman dan beramal shaleh, dan tempat balasan bagi orang - orang yang ingkar kepada Allah dan Rasulnya. Allah tidak melihat bentuk rupa kita atau keadaan kita miskin atau kaya, punya jabatan tinggi atau tidak, orang terhormat atau tidak, jika Allah sudah berkehendak untuk mencabut ruh kita dari Jasad maka itu artinya masa kita hidup didunia sudah berakhir dalam berkelana di alam dunia yang fana ini.Selanjutnya kita akan diminta pertanggung jawaban tentang apa saja yang telah dilakukannya selama hidup di dunia. Semua Amal baik dan amal buruk yang sudah dicatat akan diperlihatkan kepada kita. Pun ketika kita sedang sakaratul maut sebenarnya kita sudah diperlihatkan akan pergi kemana tujuan kita selanjutnya. Mata ruhani kita akan melihat apakah ruh kita menuju tempat yang memilukan,menyedihkan atau membahagiakan.

Kematian itu menghentikan segalanya yang berhubungan dengan Jasmani, Bekerja sudah tidak bisa, Makan dan minum sudah tidak bisa, Sholat, zakat,shodakoh,infak dan berbuat baik sudah tidak bisa,apalagi menuntut ilmu semuanya sudah tidak bisa. Sekarang yang bermain sudah bukan pekerjaan jasad lagi tetapi sudah pekerjaan Ruh. Ruh akan tetap tersambung dengan sang penciptanya. Apabila ruh dari seorang yang baik,shaleh dan penzikir kepada Allah sewaktu masih hidup di dunia maka akan selamatlah ia, akan tetapi bila ruh dari badan yang tidak shaleh,tidak baik dan bukan seorang penzikir kepada Allah maka akan celakalah ia. Disaat sakaratul maut sedang berlangsung badan sudah mati dan lidahpun terasa kelu untuk mengucapkan kalimat - kalimat bertobat kepada Allah apalagi mengucapkan kalimat Thayyibah terkecuali semasa hidupnya lidahnya selalu dipakai untuk berzikir kalimat Agung ini. Tetapi ada satu amalan yang masih bisa di ucapkan dalam hati yaitu amalan hati yang meng-esakan Allah dan itupun akan ingat yang memang sewaktu masih hidupnya selalu dawam mengamalkan dzikir kepada Allahnya. Jika tidak maka Hati itu tetap akan terkunci, tidak akan dapat berkata apa- apa, kecuali rasa sedih dan penyesalan. Dan sinilah berlaku ketentuan hak Allah akan mengazab kita atau tidak selanjutnya. Diriwayatkan dari Mu'adz bin Jabal  bahwa ia mengatakan  Rasululullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :" Tidak ada amalan apapun yang dilakukan Manusia yang lebih menyelamatkan  dari azab Allah dibanding Dzikir kepada Allah.( HR.Imam Ahmad).Firdaus Sunnah halaman 2529.

Menyongsong kematian yang indah itu tergantung amalan hamba Allah sewaktu masih hidup. Allah tidak serta merta memberikan tentang kematian kita yang baik, Allah azza wa jalla tetap akan memperhitungkan amalan baik kita atau amalan buruk kita. Tetapi tetap semua itu sudah tergantung pada takdir yang tercatat didalam kitab Lauhul Mahfudz. Banyak kisah tentang hamba Allah yang dulunya penjahat tetapi disaat menjelang kematiannya ia diberikan hidayah oleh Allah untuk bertobat kepadanya dan banyak hamba Allah pula yang dulunya beriman tetapi disaat - saat menjelang kematiannya ia sedang bermaksiat kepada Allah atau sedang durhaka kepada Allah. Diakhir masa tuanya malah melanggar semua perintah Allah dan Rasulnya. Sewaktu mudanya ia terkenal akan keshalehannya dan kedermawannya tetapi di akhir masa tuanya ternyata ia telah melakukan korupsi sehingga ia mendekam didalam penjara sampai kematiannya. Ada juga hamba Allah di masa mudanya penjahat sampai masa kematiannya juga tetap penjahat, Ada hamba Allah pada masa mudanya shaleh dan diakhir kematiannya juga tetap shaleh, ada hamba Allah pada masa mudanya tukang copet kemudian di masa kematiannya juga sedang mencopet, ada hamba Allah pada masa mudanya senang berzina kemudian saat menjelang sakaratul mautnya sedang berzina pula dan begitu seterusnya tergantung takdir kita yang menentukannya. Tetapi karena kita sendiri tidak tahu, akan kematian kita seperti apa, maka kita jangan berputus asa dari rahmat Allah, kita terus berdoa dan selalu mengikuti semua perintah Allah dan Rasulnya juga menjauhi segala larangannya.

Kematian itu tetap sesuatu yang misteri, Para ilmuan sekaliber duniapun sampai sekarang belum dapat memecahkannya tentang misteri kematian manusia. Hanya Allah saja yang tahu tentang kematian kita itu. Kita tidak tahu pada usia berapa kita akan menghadapi sakaratul maut dan pada saat sedang apa ketika ruh kita di cabut oleh Malaikat Izrail. Tentunya kematian yang kita harapkan itu adalah kematian yang diridoi Allah semata. Dimanapun kita meninggal yang penting iman kita masih terpaut kepada Allah subhanahu wa ta'ala.  Andaikan kita mati dirumah sakit, mati di kantor,mati di rumah atau mati di Masjid, yang paling penting iman dan taqwa kita hanya kepada Allah azza wa jalla. Dan Allah itu maha pengampun jika benar - benar kita mau bertobat karena dosa kita yang sepuncak gunung Himalaya atau setinggi gunung Everest, Allah subhanahu wa ta'ala tetap akan mengampuni kita selama hari kiamat belum tiba saatnya. Jika kematian sudah tiba saatnya maka semoga kita dalam kondisi badan dan hati yang bersih dari sifat - sifat tercela,buruk sangka pada orang lain dan mencampuri urusan orang lain. Jasmani ini akan terpisah sementara dari ruh ketika kita dicabut nyawa kita tetapi pada hari kiamat jasmani dan ruhani akan disatukan kembali seperti sedia kala dan itu mudah bagi Allah azza wa jalla. Setelah itu kita akan ditentukan tempat tinggal kita di Surga selamanya atau di Neraka selamanya. Kepada Allah lah pada akhirnya semua itu akan kembali. Orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah itu sebenarnya tidak mati melainkan hidup dan mendapatkan rejeki. Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an Surat Ali 'Imran Ayat 169

وَلَا تَحْسَبَنَّ ٱلَّذِينَ قُتِلُوا۟ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ أَمْوَٰتًۢا ۚ بَلْ أَحْيَآءٌ عِندَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ
"Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezeki."

Semoga Allah yang Maha Agung mematikan kita Husnul Khotimah

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada tiada Tuhan melainkan Engkau, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu"




Tidak ada komentar: