Jumat, 15 September 2017

Sebaik - baik bekal adalah Takwa kepada Allah

Allah.S.W.T berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqarah Ayat 103

وَلَوْ أَنَّهُمْ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَمَثُوبَةٌ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ خَيْرٌ ۖ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ
  Sesungguhnya kalau mereka beriman dan bertakwa, (niscaya mereka akan mendapat pahala), dan sesungguhnya pahala dari sisi Allah adalah lebih baik, kalau mereka mengetahui.

Mati membawa bekal dengan takwa kepada Allah.S.W.T adalah satu - satunya cara untuk dapat diterimanya semua amalan baik kita sewaktu di dunia. Takwa adalah ujung tombak dari semua amalan - amalan sholeh,tetapi tidak semua manusia dapat mengetahuinya karena urusaanya adalah antara manusia dengan Allah itu sendiri. Allah akan memberinya jalan kepada siapa saja yang di kehendakinya yaitu jalan menuju takwa kepadanya. Jalan atau petunjuk dari Allah itu tidak hanya kepada yang sudah beriman saja tetapi kepada orang belum  beriman pun jika Allah menghendaki akan diberikannya jalan menuju takwa kepada Allah.S.W.T.

Allah  tidak melihat jenis kelamin laki atau perempuan ,muda ataupun tua,orang baik ataupun orang jahat,berbadan gemuk atau berbadan kurus, berpakaian bagus atau berpakaian jelek  dalam menilai ketakwaannya seseorang itu. Yang Allah nilai adalah sampai sejauhmana nilai ketakwaan kita kepada Allah itu . Tidak sedikit orang pada saat  menjelang ajalnya yang dulunya jahatnya super jahat meninggalnya dalam keadaan Takwa kepada Allah, juga tidak sedikit yang dulunya orang  baik - baik dan rajin beribadah tetapi meninggalnya dalam keadaan tidak beriman kepada Allah. 

Takwa kepada Allah juga tidak bisa diukur dengan rajinnya sholat,rajinnya zakat,rajinnya puasa dan rajinnya shodakoh. Karena yang tahu isi hati dari orang - orang yang rajin beribadah itu hanya Allah S.W.T . Kita sebagai manusia hanya bisa melihat seseorang dalam bentuk badaniyah saja tidak sampai kedalam urusan Ruhaniyah. Jika menurut kita secara badaniyah bahwa orang itu adalah rajin beribadah karena ketakwaanya kepada Allah padahal belum tentu, bisa saja orang itu ketika beribadah hatinya tidak seperti apa yang kita bayangkan. Hatinya penuh ketidak ikhlasan ,kesombongan atau keterpaksaan karena ingin di puji orang. Maka ibadah yang seperti ini bukan bagian dari bekal yang akan di bawa ke Akhirat

Harta yang banyak akan menjadi bekal jika hartanya itu digunakan untuk keperluan dijalan Allah seperti banyak shodakoh dengan ikhlas dan hanya ridho Allah saja yang diharapkannya. Bukan sebaliknya, banyaknya harta sebagai bekal untuk dibawa keliang kubur. Liang kuburnya akan tetap menerima harta bendanya dan Jasadnya untuk jadi makanan rayap dan belatung,tetapi yang diminta pertanggung jawabannya adalah Ruhaniyahnya apa yang sudah dibawa keliang kubur, sebab Allah.S.W.T tidak akan menanyakan harta benda yang dibawa bersamanya. Allah hanya menanyakan kepada kita diliang kubur yang disampaikan oleh Malaikat Munkar dan Nakir tentang apa saja yang sudah kita perbuat sewaktu di dunia apakah mentaati perintah Allah dan Rasulnya atau tidak

Bekal untuk pulang ke negeri Akirat itu juga jangan hanya mengandalkan sholat,shodakoh,puasa dan baca Qur'an tetapi berkelakuan baik dan sopan santun juga bagian dari bekal yang baik. Rajin sholat tetapi tidak menjaga ucapan dan perbuatannya juga akan menjadi sia sia sholatnya. Rajin sholat tetapi mulutnya jahat, siapa saja yang ia tidak suka maka akan dikatain jelek, dicari - cari keburukannya,dicari cari aibnya, padahal aibnya sendiri tidak pernah cari. Sudah haji tetapi kelakukannya tidak berubah, bukannya lebih baik amal perbuatannya ,ini malah semakin jelek kelakuannya. Cobalah berkaca diri, jangan asal berbuat dan asal berucap . Allah akan tetap memonitor kita walaupun sudah berangkat haji. Takwa kepada Allah juga bukan di nilai hajinya, karena banyak orang yang berhaji tetapi hatinya tidak bertakwa kepada Allah.

Bertakwalah hanya kepada Allah dimanapun kita berada, baik dalam kondisi sakit maupun sehat .
Sesibuk apapun kita bekerja dalam urusan dunia tetap takwa kepada Allah dengan mentaati perintahnya dan menjauhi larangannya. Ingatlah bahwa liang kubur itu selalu siap menerima kita kapan saja dan dimana saja. Yang menjadi masalah buat kita  adalah Apakah semua amal  ibadah kita hanya karena Allah atau bukan.Jika karena Allah maka Surgalah tempat kembali namun jika tidak maka Neraka adalah seburuk - buruk tempat kembali.

Dari Abu Dzar Al Ghifari radhiallahu’anhu, ia berkata: ‘Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,اتق الله حيثما كنت ، وأتبع السيئة الحسنة تمحها، وخالق الناس بخلق حسن

Bertaqwalah kepada Allah dimanapun engkau berada, dan hendaknya setelah melakukan kejelekan engkau melakukan kebaikan yang dapat menghapusnya. Serta bergaulah dengan orang lain dengan akhlak yang baik‘” (HR. Ahmad 21354, Tirmidzi 1987, ia berkata: ‘hadits ini hasan shahih’)


Semoga kita selalu diberikan hidayah oleh Allah kapanpun dan dimanapun kita berada



سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada tiada Tuhan melainkan Engkau, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”









Tidak ada komentar: