Jumat, 03 Februari 2017

Naik turunnya Iman kepada Allah.S.W.T





Allah .S.W.T berfirman dalam Surat Ali 'Imran Ayat 173

الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ

“(Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: “Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka”, Maka Perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: “Cukuplah Allah menjadi penolong Kami dan Allah adalah Sebaik-baik Pelindung“.”

Iman adalah percaya bahwa segala apa yang ada di darat,dilautan, di langit dan adanya  Alam ghoib ada yang menciptakanya yaitu Allah.S.W.T. dan Percaya bahwa setelah kematian ada kehidupan yaitu Alam Akhirat. Dengan dibenarkan dengan hati, diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan perbuatan. Jika ketiga unsur iman ini ada didada orang - orang Islam maka orang ini bisa disebut Mukmin yang sempurna. Kita tidak bisa di katakan beriman kepada Allah tetapi hati kita tidak mengakui adanya Allah, kita juga tidak bisa hanya mengakui adanya Allah tetapi tidak diikuti dengan mengikuti perintahnya dan menjauhi larangnya. seperti ada orang yang mengatakan " Yang penting saya percaya adanya Allah,walaupun saya  tidak Sholat dan tidak Zakat ". Harus kita ketahui bahwa Iman juga harus di barengi dengan perbuatan seperti mengerjakan Sholat,menunaikan Zakat,memberi shodakoh,baca Qur'an dan pergi Haji jika mampu. Jika kita hanya bermodalkan Iman saja tanpa di ikuti dengan perbuatan dikhawatirkan ujungnya menimbulkan kesyirikan bukan ketaatan. Dan Iman juga harus di ucapkan dengan Lisan " Tuhan kami adalah Allah bukan yang lain"  Jin bukan Tuhan,Setan bukan tuhan, Keris bukan Tuhan,gunung bukan Tuhan,Matahari bukan Tuhan,Batu cincin bukan Tuhan dan Bulan bukan Tuhan . Tetapi tuhan kami adalah ALLAH.S.W.T.

Kita sebagai orang yang beriman kepada Allah dan Nabi Muhammad S.A.W adalah utusan Allah. Wajib mentaati segala perintah yang sudah di wahyukan oleh Allah S.W.T melalui perantara junjungan kita Banginda Rasulullah.S.A.W yaitu hanya menyembah kepada Allah kemudian dikuti dengan mentaati perintahnya dan menjauhi larangannya. Berpegang teguh pada Al-Qur,an dan Sunnah Rasul lalu  di ikuti dengan perbuatan yang tidak melanggar perintah Allah.S.W.T, karena hanya itulah satu - satu jalan menuju tempat kembali yang baik.

Namun dalam menjalankan perintah Allah ini terkadang godaannya besar sekali,tidak sedikit orang Islam dalam menjalankan perintah Allah lalu dilanggarnya, di saat datangnya waktu shalat ,kita asyik dengan urusan dunia. Hati ingin segera langsung shalat namun ada saja ganjalannya yang menghambat badan ini untuk beranjak dari tempat duduk lalu mengerjakan Shalat. Padahal lamanya waktu shalat itu tidak lama,selama lamanya juga bila ditambah dengan zikir-zikir paling  hanya 45 menit itupun kalau bacaan sholatnya panjang,kalau bacaanya sedikit paling 25 menit selesai. Bayangkan dengan waktu yang sangat sedikit itu kita tidak mau menyempatkan diri untuk beribadah kepada Allah,padahal hasil dari ibadah itu sendiri untuk kita juga bukan untuk orang lain.

Tetapi walaupun demikian terkadang kita juga sangat bersemangat dalam beribadah kepada Allah,di pagi buta di saat orang - orang belum datang ke Masjid untuk shalat Shubuh, kita sudah lebih dulu duduk bersila menunggu Adzan Shubuh sambil membaca Al-Qur'an,Terkadang juga kita suka meratapi kesedihan kepada Allah karena begitu banyak dosa - dosa yang telah kita kerjakan baik itu di sengaja maupun tidak disengaja dengan menangis di keheningan malam . Namun beberapa hari kemudian kita malas lagi untuk menjalankan perintah Allah. Dulu sering datang ke Masjid untuk shalat shubuh berjamaah sebelum orang datang, sekarang datangnya sudah paling belakang terus, ketika Muazin mengumandangkan Iqomah kita baru berangkat dari rumah menuju Masjid agar dapat barisan paling belakang.Dulu kita sering bangun malam untuk shalat tahajud dan menangis dimalam hari karena ingat akan dosa- dosa kita,sekarang sudah tidak bangun malam lagi dan sudah tidak menangis lagi karena dosa.

Ternyata Iman itu memang bisa bertambah dan bisa berkurang. Dan kadar Iman seseorang juga berbeda - beda tingkatannya. Imannya para Ulama dan Imannya dengan kita-kita tentu berbeda juga. Imannya para Ulama mungkin kadarnya hanya bersifat stagnan dalam menyikapi segala perintah Allah, kalo kita tidak begitu , jika  sudah imannya sedang turun nih, langsung turun drastis dengan meninggalkan sholat apalagi zakat kemudian  lama tidak sholat lagi ,sampai - sampai orang - orang Masjid pada bingung ,kemana ini si anu tidak pernah ke Masjid lagi,setelah dapet nasehat dari para ulama baru mulai sholat lagi.

Kita sebagai orang yang beriman kepada Allah dan Rosulnya wajib mencari apa saja yang dapat melemahkan Iman kita agar selalu tetap pada koridor mentaati semua perintahnya dan mejauhi larangannya.Salah satu di antaranya adalah Jangan terlalu mencintai Dunia atau yang disebut Hubbud Dunya,Jauhi tempat- tempat maksyiat,Panjang angan-angan,sibuk mengurusi Harta benda,Sibuk mengurusi usaha,berlebihan dalam bergaul dan tertawa,berlebihan dalam urusan makan sehingga jadi malas untuk beribadah.

Dalam menjalankan perintah Allah.S.W.T kita juga wajib berusaha agar Iman kita tetap semakin bertambah tingkat keimanan kita,yaitu dengan sering membaca Al-qur'an,sering Zikir kepada Allah,sering melangkahkan kaki ke Masjid,sering bergaul dengan para ulama,sering bergaul dengan orang-orang Sholeh,sering mengerjakan segala perintah dari Allah.S.W.T. Sehingga tingkat keimanan kita semakin hari - semakin tambah rajin untuk beribadah kepada Allah.S.W.T, yang tadinya tidak pernah mengerjakan Sholat Sunnah sudah mulai melakukannya, yang tadinya tidak pernah Puasa Sunnah mulai rajin mengerjakanya,yang tadinya suka bergunjing dengan teman - temanya sedikit - sedikit mulai dikurangi,yang tadinya tidak pernah menolong orang lain,sekarang sudah mulai ada kepedulian kepada sesama,yang tadinya ogah untuk shodakoh sekarang sudah mulai bagus shodakohnya,yang tadinya tidak pernah bertafakur kepada Allah,sekarang sudah mulai menjalankannya. Begitulah seharusnya kita dalam menuruti perintah Allah semakin hari semakin bertambah tingkat keimanan kita dan semakin Ikhlas dalam mengerjaknnya. 

Dari Nabi Muhammad S.A.W  bersabda, “Aku perintahkan kepada kalian untuk beriman kepada Allah.” Kemudian beliau bertanya kepada para sahabatnya, “Tahukah kalian, apa yang dimaksud dengan iman kepada Allah?” para sahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Iman kepada Allah itu adalah kamu bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang benar selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah.”


سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ


“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada tiada Tuhan melainkan Engkau, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”





















Tidak ada komentar: