Jumat, 02 September 2016

Shalat tidak tuma'ninah tidak sah





Nabi  Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

أَسْوَأُ النَّاسِ سَرِقَةً الَّذِي يَسْرِقُ مِنْ صَلاَتِهِ، قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ وَكَيْفَ يَسْرِقُ مِنْ صَلاَتِهِ؟ قَالَ: لاَ يُتِمُّ رُكُوْعُهَا وَلاَ سُجُوْدُهَا.

“Sejahat-jahat pencuri adalah yang mencuri dari shalatnya”. Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana mencuri dari sholat?”. Rasulullah berkata, “Dia tidak sempurnakan ruku dan sujudnya” (HR Ahmad no 11532, dishahihkan oleh al Albani dalam Shahihul Jami’ 986)

Tuma'ninah adalah setiap anggota tubuh kita diam tidak bergerak dalam shalat dan tidak tergesa - gesa ,tidak ada anggota tubuh kita yang bergerak secara berlebihan entah itu garuk - garuk kepala,garuk-garuk hidung atau garuk - garuk lainnya ,ketika Takbirotul Ikhrom di lakukan " Allahu Akbar" maka di saat itu kita sedang berdialog dengan Allah di mulai, dan disaat itu pula Allah menilai shalat kita apakah diterima atau tidak shalat kita. Tidak sedikit orang Islam yang melakukan shalatnya hanya sekedar melaksakana kewajiban tetapi shalatnya tidak Tuma'ninah, menganggap enteng tentang shalatnya .Padahal Allah S.W.T sudah mengancam kepada orang - orang yang lalai dalam shalatnya.
فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ
“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya” (QS. Al Ma’un: 4 – 5)

Tuma’ninah ketika mengerjakan shalat adalah bagian dari rukun shalat, shalat tidak sah kalau tidak tuma’ninah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berkata kepada orang yang shalatnya salah,

إِذَا قُمْتَ إِلَى الصَّلَاةِ فَكَبِّرْ ثُمَّ اقْرَأْ مَا تَيَسَّرَ مَعَكَ مِنْ الْقُرْآنِ ثُمَّ ارْكَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ رَاكِعًا ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَعْتَدِلَ قَائِمًا ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ جَالِسًا ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا ثُمَّ افْعَلْ ذَلِكَ فِي صَلَاتِكَ كُلِّهَا

“Jika Anda hendak mengerjakan shalat maka bertakbirlah, lalu bacalah ayat al Quran yang mudah bagi Anda. Kemudian rukuklah sampai benar-benar rukuk dengan tumakninah, lalu bangkitlah (dari rukuk) hingga kamu berdiri tegak, setelah itu sujudlah sampai benar-benar sujud dengan tumakninah, lalu angkat (kepalamu) untuk duduk sampai benar-benar duduk dengan tumakninah, setelah itu sujudlah sampai benar-benar sujud, Kemudian lakukan seperti itu pada seluruh shalatmu” (HR Bukhari 757 dan Muslim 397 dari sahabat Abu Hurairah)

Begitulah Rosulullah s.a.w menganjurkan kepada kita untuk shalat sesuai sunnah.Shalat yang tidak mengada-ngada atau menambah - nambah  dalam shalat.kalau kata rosul bilang pelan dalam shalat maka shalatlah dengan pelan dan  jangan terburu - buru, kalau kata rosul ruku harus lurus  maka rukulah yang lurus.Ikutilah apa yang kata rosul katakan .Kalo bukan kepada rosul kepada siapa lagi kita bercermin. Dari sahabat Malik bin Huwairits Rasulullah bersabda . صَلُّوا كما رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي  “Shalatlah kalian sebagaimana melihat aku shalat” (HR Bukhari ).

 Kadang kita pernah jumpai seorang Imam shalatnya terburu - buru alias kurang tumakninah. Belum juga makmum selesai wudhu, Imam sudah selesai  di rakaat kedua. Jika makmum ikut shalat subuh maka pada saat wudhu maka habislah kesempatan makmum untuk ikut shalat berjamaah. jadi Shalat satu rakaatnya imam lebih cepat dari wudhu.Seharusnya shalat lebih lama dari pada semua bacaan Wudhu. Imam adalah pemimpin dalam shalat,jika shalatnya Imam tidak syah maka maka Imam menanggung semua makmum dari kesalahannya.

Pernah kita jumpai juga seorang makmum ketika shalat berjamaah handphonenya berdering ketika takbir sudah di lakukan , si makmum  mengambil handphone dari saku jubahnya dan membaca isi sms sambil membuka penutup handphonenya , setelah selesai membaca, kemudian hp yang di pegang di simpan lagi di sakunya tanpa berpikir apa - apa lagi, ia lanjutkan lagi shalatnya tanpa mengulang kembali takbir seperti semula. Dari cara si makmum membaca sms itu juga sebetulnya shalatnya itu sudah batal maka wajib di ulang shalatnya.Inilah yang dimaksud bagian dari menambah-nambah dalam shalat. Menambah -nambah dalam shalat bukan berarti juga menambah jumlah rakaat .
Bagaimana di bilang tumaninah apapun serba dilakukan dalam shalatnya apalagi Khusyu.

Orang yang shalat tidak  tumaninah dalam shalatnya belum bisa dikatakan orang yang khusyu.Untuk mencapai khusyu bukan saja tumaninah akan tetapi hati yang selalu terpaut dengan ke Esaan Allah.Tidak ada yang patut di sembah kecuali Allah yang maha Agung.Hati orang yang sedang shalat tidak boleh menoleh kekiri maupun kekanan.Tidak ada yang terlintas dalam hati ingat ke kantor,ingat ke Pasar,ingat anak belum di jemput ,ingat emas belum ditebus,ingat perut belum makan atau ingat yang lain-lain.

Shalat tanpa hatinya terpaut dengan sang Khalik maka shalatnya kufur. Kufur merupakan akhlak tercela terhadap Allah, karena kufur merupakan suatu perbuatan yang mengingkari Allah S.W.T. Main-main dengan perintah Allah,Kufur menurut bahasa artinya menutup, tidak percaya, ingkar, tidak mau berterima kasih. Sholat yang khusyu tidak terikat oleh rasa.Apapun yang menyentuh tubuh orang yang sedang shalat tidak menjadikannya lalai dari shalatnya.Bukan tidak ada rasa sama sekali tetapi yang dimaksud rasa disini adalah rasa akan kehadirannya dengan Allah.Karena shalatnya sudah bersatu dengan Allah maka jangankan hanya sekedar lalat menempel di muka orang yang shalatnya khusyu ,Panah  menancap ditubuhyapun tidak ada rasanya. yang ada hanya mahabah kepada Allah.

Pada suatu ketika di medan Jihad, Nabi  Muhammad S.A.W bertanya kepada para sahabatnya, siapakah yang bersedia untuk menjaga kemah beliau pada waktu malam. Dua orang sahabat mengacungkan tangan " saya ya Rasulullah" . Seorang diantaranya bernama Ammar bin Yasir r.a dan seorang lagi bernama Abbad bin Basyir r.a keduanya bersaudara . Pada malam itu mereka telah menjaga kemah - kemah . Abbad sudah sepakat  untuk menjaga kemah secara bergiliran. Abbad akan menjaga pada sebahagian malam dan Ammar akan berjaga pada sebahagian malam lagi.

Kemudian Abbad jaga di giliran  pertama. Sambil menjaga kemah , Abbad  mendirikan sholat. Dalam sholatnya itu, Abbad  telah membaca surah Al Kahfi. Seorang  musuh telah melihat Abbad  sedang sholat lalu melepaskan panah kepadanya. Satu anak panah telah kena pada badannya. Apabila melihat Abbad  masih tetap sholat, maka musuh telah melepaskan panah yang kedua. Bagaimanapun, Abbad tetap juga solat tidak bergeming dalam shalatnya.Dan Abbad  tidak membangukan Ammar dari tidurnya walaupun 3 panah menancap di tubuhnya.

Ketika Ammar bangun dari tidurnya,Ammar terkejut karena Abbad berlumuran darah karena 3 panah yang menancap di tubuhnya. Ammar kerkata kepada saudaranya itu. Kenapa Abbad tidak membangukan Ammar. Kemudian Abbad bercerita bahwa ketika itu ia sedang shalat,tiba tiba musuh membusurkan anak panahnya ke tubuh Abbad. Abbad menjawab ketika itu ia merasa sungguh nikmat dan malu kepada Allah untuk menghentikan sholatnya.
Demikianlah sekelumit kisah sahabat Rosul yang khusyu dalam shalatnya.

قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ  الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُو

Sungguh  beruntunglah orang-orang yang beriman . (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya (AL-MUKMINUN ayat 1dan 2)

Tumaninah dan Khusyu dalam shalat merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.Orang yang Tumaninah belum tentu khusyu, tetapi orang yang shalatnya khusyu pasti tumaninah. Menangis dalam shalat bukan berarti khusyu sebab khusyu bukan menangis.Menangis dalam shalat memang tidak dilarang ,karena Rasulullah pernah menangis dalam shalatnya ,tetapi karena menangis bisa mengakibatkan tumaninahnya berkurang karena saat menangis pasti air mata keluar,apalagi sampai bercucuran dan itu bisa menyebabkan tangan mengusap -ngusap mata semakin berlebihan.



"Sesungguhnya, sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam.
Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada tiada Tuhan melainkan Engkau, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.

Amiin.







Tidak ada komentar: