Senin, 23 Agustus 2021

Hati - hati dengan penghasilan yang Haram

Apa kata ulama tentang penghasilan yang haram


 Allah Azza wa Jalla berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqarah Ayat 172


"Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah."

Allah Azza wa Jalla memerintahkan kepada orang - orang yang beriman dan bertakwa kepadanya bahwa kita diwajibkan untuk mencari penghasilan yang halal dan bukan yang haram.Syukurilah penghasilan itu walaupun jumlahnya hanya sedikit. Rejeki itu sudah ditentukan oleh Allah Azza wa Jalla kepada para hambanya dan sudah di catat didalam kitab Lauhul Mahfudz.Jika sudah berusaha kesana dan kemari tetapi hasilnya masih saja tetap tidak ada perubahan,walaupun ada perubahan paling hanya sedikit saja.Berapa banyak orang banting tulang siang malam berusaha mencari uang,kadang kepala jadi kaki dan kaki jadi kepala tetapi tidak kaya - kaya.Sehebat apapun kita berusaha jika Allah Azza wa Jalla belum menentukan maka perubahan itu tidak akan mencapai seperti apa yang kita mimpikan. Sabarlah dan terus bertakwa, karena bisa jadi dengan serba kekurangan itu ada kebaikan dibalik semua itu. Ketauhilah bahwa setiap kesulitan pasti ada kemudahan ( Al-Qur'an Surat Al-Insyirah Ayat 5) .Allah itu pasti punya rencana dibalik kesusahan kita yang kita sendiri tidak tahu karena hanya Allah saja yang maha tahu.Banyak - banyaklah berdoa kepada Allah Azza wa Jalla. Karena bukan kita yang akan menentukan rejeki kita.

Kita memang tidak boleh pesimis dalam mencari karunia Allah tetapi dengan selalu berbaik sangka kepada Allah maka itulah sebaik - baik karunia yang diberikan kepada kita.Rejeki yang diberikan oleh Allah Azza wa Jalla kepada kita jangan selalu ditafsirkan dengan harta dan uang,tetapi dengan diberikannya kesehatan sehingga kita masih bisa minum,nikmatnya masih bisa makan walaupun cuma apa adanya,nikmatnya masih berjalan kesana dan kemari,nikmatnya masih bisa berpikir sehat,nikmatanya masih merasakan semua panca indra kita berfungsi dengan benar,nikmanya masih ada rasa ingin selalu dekat dengan Allah Azza wa Jalla,nikmatnya hidup damai dengan sesama.Dan masih banyak segala nikmat yang kita rasakan dan semua itu harus kita syukuri jangan di ingkari.

Jangan gampang putus asa menghadapi hidup ini karena kurangnya uang dan harta,apalagi sampai bunuh diri.Teguhkanlah hati kita kepada Allah yang maha pengasih dan maha penyayang. Jika kita memaksakan diri dengan mencari penghasilan yang tidak di ridhoi Allah Azza wa Jalla maka itu artinya kita sudah melanggar perintah Allah dan Rasulnya. Dan sudah pasti semua itu akan ada konsekwensinya karena sebab kita melakukan pelanggaran yang tidak boleh dilakukan menurut hukum dunia dan hukum Akhirat. Pada hukum dunia maka kita akan dijerat dengan ganjaran penjara dunia,begitupun dengan hukum akhirat maka kita akan di jerat dengan ganjaran Neraka.Pada hukum Akhirat kita bisa saja bertobat kepada Alllah Azza wa Jalla tetapi persoalan dengan manusia harus diselesaikan dahulu. Allah Azza wa Jalla tidak akan menerima tobat kita pada malam hari sementara dihari sebelumnya kita telah korupsi walaupun hanya beberapa Rupiah apalagi Triliunan.Kembalikan dahulu uang korupsinya kepada yang telah kita ambil uangnya,kemudian bertobat malam harinya maka itu artinya kita sungguh - sungguh ingin bertobat kepada Allah Azza wa Jalla. 

Sebanyak apapun dosa yang kita pikul pasti akan Allah ampuni dosa kita sepanjang kita tidak menyakiti hati orang lain yang kita ambil hak- haknya.Karena kelak dihari kiamat semua manusia akan diberikan buku catatan amalnya masing - masih dan di suruh dibaca dihadapan semua manusia dan Jin. Alangkah malunya kita karena kita dahulu sering mengambil hak - hak orang lain.Dahulu kita memang nikmat banyak uang yang melimpah dan sampai - sampai kita tidak pernah kekurangan apalagi kelaparan.Tetapi semua itu kita dapatkan dengan jalan menyimpang dari hukum Agama dan Negara.Kita dengan tanpa malu korupsi uang perusahaan atau uang Negara.Kemudian uang itu kita berikan kepada Istri kita,anak kita atau kita sedekahkan kepada orang lain. Semua itu tidak akan mendatangkan berkah buat kita apalagi pahala.Sekarang ini memang merasa nyaman hidup didunia bisa ngumpet disana - sini,tetapi Allah Azza wa Jalla tidak sulit menemukan kita untuk mencabut nyawa kita.Kenapa kita tidak pernah berpikir bahwa kita itu cepat atau lambat bakal mati. Bukan terus bakal panjang umur dengan uang hasil kejahatan kita.

Jangan pura - pura pintar bicara atau pintar berkelit atau pintar berdebat atau pura - pura baik,hanya karena kita ingin menyembunyikan semua kebohongan kita di Mata orang lain. Manusia manapun, mungkin masih bisa kita bohongi dengan kelicikan atau kelihaian kita, akan tetapi Allah Azza wa Jalla tidak akan pernah bisa  kita bohongi.Kelak kita akan merasakan akibat perbuatan kita itu, baik di Alam kubur maupun di Akhirat kelak.Kita tinggal menunggu saja jatah antrian pencabutan nyawa kita.Esok kah ? Lusa kah atau entar Malam ini kah ? Kematian itu nyata dan sudah sering kita lihat contohnya. Jadi buat apa kita ibadah kepada Allah sementara aliran darah kita hasil dari uang yang haram. Jangankah diberikan pahala ibadah kita,dilirik saja tidak, sama Allah Azza wa Jalla. Buat apa ibadah jungkir balik dan berjamaah tidak pernah ketinggalan tetapi yang haram masih kita makan,ibadahnya cuma hanya ingin dilihat manusia atau dipuji manusia atau ingin ini atau ingin itu,agar bisa ini atau bisa itu. Allah Azza wa Jalla tidak akan menerima ibadah kita sementara ibadah kita penuh kedustaan. Lidah kita bertakbir tetapi hati kita dusta.

Jika kita mendapatkan penghasilan yang haram baik itu hasil korupsi,hasil judi,hasil narkoba,hasil malak,hasil prostitusi,hasil ngebegal,hasil nyopet,hasil nipu,hasil berbohong atau semua hasil yang diharamkan yang tidak diperintahkan oleh Allah dan Rasulnya. Kemudian hasil uang haram itu kita goreng dengan membuat usaha atau kita investasikan dalam bentuk tabungan atau apapun jenisnya maka keuntungan hasil semua itu adalah tetap haram karena sumbernya di ambil bukan dari penghasilan yang halal. Kemudian uang haram itu kita nikmati bersama keluarga kita sepanjang umur kita, maka dosa itu akan terus menetap sepanjang hidup kita walaupun kita sering bertobat kepada Allah Azza wa jalla.Maka carilah penghasilan yang halal saja,jika kita punya penghasilan gaji di kantor tidak perlu ada acara nyatut sini dan nyatut situ. Jika kita punya penghasilan dengan berdagang maka tidak perlu ada acara dikurangi sini dan dikurangi situ timbangannya. Jika kita ingin baik - baik saja maka jangan suka mempermaikan Hati.Karena Hati kecil itu selalu jujur maka sering seringlah minta pendapat pada hati kecil kita.


Semoga Allah Azza wa Jalla selalu menuntun kita kejalan yang lurus.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْك

“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan peraturan-Mu aku bersaksi bahwa tiada tiada Tuhan melainkan Engkau, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu"



Demikian dakwah kita Minggu ini tentang : " Hati - hati dengan penghasilan yang Haram "




Tidak ada komentar: