Selasa, 25 Agustus 2020

Ketika Allah Ta'ala menguji keimanan para hambanya yang shaleh

Apa kata ulama tentang keimanan


Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an Surat Luqman Ayat 22

وَمَن يُسْلِمْ وَجْهَهُۥٓ إِلَى ٱللَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَقَدِ ٱسْتَمْسَكَ بِٱلْعُرْوَةِ ٱلْوُثْقَىٰ ۗ وَإِلَى ٱللَّهِ عَٰقِبَةُ ٱلْأُمُورِ

"Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh. Dan hanya kepada Allah-lah kesudahan segala urusan."

Ketika kita mengakui bahwa Allah itu Tuhan kita maka kita wajib menyembahnya dengan mengikuti semua aturan yang sudah ditetapkan dalam Al-Qur'an sebagai pedoman hidup kita.Tidak ada kepahitan dalam menjalankan segala perintahnya jika kita benar - benar ikhlas melaksanakannya. Karena semua aturan itu bukan untuk Allah akan tetapi untuk kita juga agar ketika kita pulang ke Negeri Akhirat dengan selamat.Allah Azza wa Jalla telah memberikan jalan yang baik kepada kita bahwa jika kita ingin bahagia setelah kita mati maka kita harus mengikuti semua perintah Allah dan Rasulnya.Itulah janji Allah kepada orang - orang yang beriman dan bertaqwa kepadanya.Sesungguhnya janji Allah itu pasti benar,Allah tidak akan inkar janji,Allah tidak akan bohong,Allah tidak akan menyakiti hambanya yang mentaati semua perintahnya dan menjauhi larangannya.Apapun yang kita lakukan dalam beribadah kepadanya sesungguhnya Allah Azza wa jalla itu maha tahu mana ibadah yg sungguh - sungguh dan mengharapkan keridoannya dan mana yang ibadahnya hanya sekedar menjalankan saja .Allah Ta'ala sangat berhak untuk menilai ibadah para hambanya mana yang bernilai bagus dan mana yang bernilai buruk. Ibadah yang bernilai buruk sudah tentunya hatinya tidak ada keikhlasan dan ada keburukan dalam hatinya. Ganjaran buat hamba Allah yang ibadahnya bersih tanpa ada campuran kekufuran,kemunafikan dan kesyirikan adalah sudah pasti Allah akan berikan pahala yang besar dan derajat yang maha tinggi disisinya.

Setiap hamba Allah itu tingkat keimanannya berbeda - beda dan semua itu bisa kita rasakan tingkatannya.Semua hamba Allah bisa untuk mencapai tingkat keimanan tertinggi dan bisa sampai tingkat paling rendah sekali.Sebab iman itu tergantung kita yang merawatnya bukan orang lain.Ketika kita sangat rajin beribadahnya shalat 5 waktu tidak pernah lewat,puasa selalu dijalankan dari mulai puasa sunnah sampai puasa wajib,Shodakoh dan infaq tidak pernah absen,salat tahajud hampir tiap malam dan berbuat baik lainnya selalu ia lakukan setiap saat dan setiap ada kesempatan. Maka hamba Allah ini sedang berada di posisi tingkat keimanan yang sangat tinggi derajatnya.Padahal ditahun - tahun sebelumnya ia tidak seperti itu ibadahnya kepada Allah Azza wa Jalla. Salatnya yang lima waktu ia selalu kerjakan tepat pada waktunya tetapi malas untuk salat malam,malas untuk puasa sunnah dan malas untuk berinfaq.Tetapi akhir - akhir ini ia sangat taat pada setiap semua perintah Allah dan Rasulnya.Begitulah jika Allah sedang menguji keimanan para hambanya pasti Allah akan memberikan cobaan pada keimanannya. Disaat hamba Allah ini sedang giat - giatnya beribadah kemudian Allah Azza wa Jalla uji dengan tiba - tiba dagangannya laris manis,jika pekerja kantoran, Allah dinaikan jabatannya,jika bekerja dipemerintahan, Allah naikan pangkatnya,jika ia selalu sehat, Allah berikan musibah dengan mendatangkan penyakit kepada dirinya. Jika hamba Allah ini tetap pada posisi keimanan yang stabil alias tidak tergoyahkan oleh ujian maka maka hamba Allah ini telah lulus dari ujian Allah.Tetapi seiring diperjalanan waktu, Allah akan uji lagi keimanannya dengan cobaan yang lebih tinggi lagi,jika ia lulus kemudian Akan uji lagi yang lebih dahsyat dari sebelumnya.Allah akan terus menguji hambanya karena Allah tahu sampai seberapa jauh hamba Allah ini bisa bertahan diatas keimanannya.Allah tidak akan memberikan cobaan kepada hambanya yang diatas kemampunnya.

Jadi tidak heran jika ada hamba Allah yang jika diberikan cobaan yang sangat ringan saja langsung berburuk sangka kepada Allah Azza wa Jalla. "Hatinya berbisik kenapa saya rajin salat dan rajin puasa tetapi saya tidak kaya - kaya dan susah sekali rejekinya"celetuknya sambil membanting kopeyahnya ke kursi yang sehabis salat dzuhur sendirian dirumahnya.Tidak sampai berhenti disitu kemudian ia kedapur untuk makan, tetapi yang dilihat masakannya cuma tumis bayam yang di ambil di samping rumahnya yang tumbuh liar dan sop tulang ayam yang tulangnya dibeli dari tukang sate Madura. Yang kebetulan juga tidak jauh dari rumahnya banyak sederetan rumah tukang sate ayam. Bukanya bersyukur masih bisa makan tetapi dengan ganasnya ia lempar makananya yang siap dimakan itu hampir saja mengenai istrinya yang duduk tidak jauh darinya. Sontak saja Istrinya kaget bukan kepalang melihat kelakuan suaminya yang tiba - tiba ngamuk melihat masakannya jadi berantakan.Padahal ia melihat suaminya habis salat, tetapi kenapa langsung bertingkah kaya shaolin yang lagi beraksi lempar sana dan lempar sini.Dengan tingkat kesabaran dan tingkat keimanan yang sangat tinggi sang istri itu tidak langsung marah melihat masakannya dilempar - lempar. Ia malah menasehati suaminya agar tidak seperti itu jika sedang marah.Si suami mengeluh keistrinya karena hidupnya miskin terus padahal ia rajin beribadah kepada Allah.Kemudian si Istri berkata suaminya bahwa biar saja kita hidup miskin, bukankah kata Rasulullah itu kebanyakan penghuni surga itu diisi oleh orang - orang miskin. Suaminya langsung terperanjat kaget bukan main kepada istrinya karena ternyata istrinya bisa sehebat itu ilmunya."Sungguh tak kusangka kau ini seorang istri yang saleh,aku tidak menyesal menikahimu karena dengan ucapanmu itu keimananku kepada Allah Azza wa Jalla naik lagi" Akhirnya si suami ini minta maaf atas perbuatannya dan berjanji nanti malam ia akan mengajak Istrinya untuk salat malam.

Allah itu maha tahu dari sejak kita diciptakan dan kapan kita akan dimatikan.Setiap segala urusan yang kita lakoni di dunia ini pasrahkan saja semuanya kepada Allah subhanahu wa ta'ala.Kita tidak boleh berburuk sangka kepada Allah.Jangan hanya karena kita diuji sama Allah kemudian kita menjadi manusia yang kufur dan durhaka kepada Allah Azza wa Jalla. Sehingga tingkat keimanan kita menjadi lemah dan runtuh.Semua orang punya kesusahan dan semua orang punya kebahagian Dan pasti akan silih berganti tidak selamanya senang dan tidak selamanya susah. Jangan cuma sedih hati tidak dapat ini dan tidak dapat itu kemudian kita sampai tidak lagi mentaati semua perintah Allah dan rasulnya. Percayalah bahwa sesungguhnya setelah kesusahan itu pasti ada kemudahan .Itu adalah janji Allah kepada orang - orang yang beriman dan bertaqwa kepadanya.

إِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا
"Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (Surat Al-Insyirah Ayat 6)

Jagalah iman kita bukan cuma jaga hati. Jadikanlah Iman dan Hati menjadi satu kesatuan yang kuat,jangan saling berpaling atau dan jangan saling bertentangan. Tetaplah pada pendirian untuk selalu mengerjakan amalan baik dan amalan saleh jangan mudah goyah oleh semua cobaan yang datangnya dari Allah.Selama kita masih hidup ujian itu akan terus ada,begitu kita mati baru akan hilang cobaan kita itu.Tinggal melihat hasilnya di dalam kubur kita.Bahagia atau sengsara.

Semoga Allah subhanahu wa ta'ala selalu menjaga keimanan kita sampai kita mati.



سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ


“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada tiada Tuhan melainkan Engkau, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu"





#Ketika Allah Ta'ala menguji keimanan para hambanya yang shaleh#


Tidak ada komentar: