Jumat, 17 November 2017

Tidak beramal tetapi masuk Surga



Allah subhana wata'ala berfirman Dalam Al-Qur'an surat Al-baqarah ayat 109

 إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
 "Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu"

 Hidup di dunia ini adalah sebenarnya hanyalah sedang dalam pengembaraan yang terkadang diliputi kesedihan dan terkadang pula mendapatkan kebahagian,tetapi apa yang kita dapati itu baik sedih maupun gembira semuanya hanya sebentar - sebentar saja,tidak ada yang abadi. Tidak sedikit orang hidup didunia ini banting tulang mencari rejeki agar mendapatkan kebahagian dari hasil yang ia cari siang dan malam itu. Yang ia pikirkan adalah uang dan uang saja.Apapun akan ia lakukan demi mendapatkan uang walaupun dengan cara yang tidak halal sekalipun. Sekali ada peluang maka saat itu pula ia lakukan, walaupun jumlah uang yang ia ambil hanyalah sedikit jumlahnya. Ia menganggap bahwa yang ia lakukan itu benar karena hasilnya akan akan diberikan untuk anak dan istrinya sebagai wujud seorang suami dalam mencari nafkah. Ia masih menganggap bahwa urusan Akhirat adalah urusan belakangan,yang penting anak dan istrinya harus hidup . Padahal hidup matinya seseorang itu ditangan Allah bukan ditangan manusia.

Jika kita memang orang yang beriman kepada Allah dan Rasulnya dan percaya akan ada kehidupan setelah kematian maka bersungguh - sungguhlah dalam beribadah kepada Allah.Kelak kita akan mendapatkan hasilnya yang selama ini kita lakukan akan beribadah kepadanya. Begitipun jika kita tidak patuh akan perintahnya maka kelak kita akan diminta pertanggungjawaban atas apa yang kita laukukan itu. Allah tidak melarang kita untuk mencari nafkah dengan cara apapun, tetapi cara yang kita lakukan itu harus harus sesuai dengan aturan - aturan Allah subhana wata'ala perintahkan. Tidak asal mencari nafkah.Buat apa juga Anak dan istri kita hidupnya bahagia dan sehat jasmani tetapi dari sumber yang tidak halal.Itu artinya kita sudah mamasukan darah haram kedalam tubuh mereka. Jadi jangan heran bila Istri dan anak kita punya prilaku yang tidak baik sama kita atau  kepada orang lain. Karena kita juga yang memulainya dengan memberika makan dari hasil yang tidak halal.

Jika kta terus menerus melakukan perbuatan dosa dengan mencari uang yang tidak halal dan diberikan kepada anak -anak kita.Kemudian kita mati belum bertobat maka sungguh merugilah kita karena Neraka adalah tempat tinggal kita. Dan anak - anak kita yang masih hidup didunia tidak akan mendoakan kita agar selamat di alam kubur. Karena mereka pasti akan sibuk juga mencari harta dan uang untuk kebahagiannya ,sangat kecil kemungkinan akan selalu beribadah kepada Allah dalam hidupnya kecuali  jika Allah subhana wata'ala menghendaki dengan memberikannya hidayah kejalan yang lurus.

Sudah banyak contoh yang kita lihat ada seorang ayah yang semasa hidupnya kurang begitu paham tentang cara beribadah kepada Allah karena dulunya tidak ada yang mengajarkannya diwaktu kecil sampai dewasa. Jadi selama hidupnya ia tidak pernah melakukan sholat apalagi puasa Ramadhan.Dan perbuatan itu menjadi contoh buat anak - anaknya dengan tidak melakukan sholat dan puasa Ramadhan. Sang ayah ini begitu gigih mencari nafkah sehingga kehidupan keluarganya sangat bahagia dari segi materi.karena sangat kayanya keluarga ini kalo bicara uang bukan suatu hal sulit hanya tinggal ngomong saja, " kamu perlu uang berapa? " maka ia akan segera menyiapkannya. Dan uang yang ia cari itu bukan dari hasil korupsi atau merampok, tetapi resmi uang halal dari hasil jerih payahnya yang sukses yang di ambil dari laba perusahaanya.

Suatu ketika sang ayah ini wafat dan meninggalkan harta warisan yang begitu besar dan disurat wasiatnya sudah di bagi - bagi buat anak - anaknya dan di satu wasiat terpisah disebuatkan bahwa jika ia meninggal dunia tolong diberikan juga uang 1 M buat Pesantren,1 M buat fakir miskin, 1 M buat Masjid dan 1 M buat yayasan amal. Anak - anak mereka semua tidak begitu kaget dengan jumlah uang yang diberikan untuk disumbangkan itu. Dan mereka pasti akan sampaikan sesuai amanahnya. Karena anak - anak ini dibesarkan dari hasil kucuran keringat bapaknya dari hasil uang halal sehingga terbentukalh menjadi manusia yang berbudi pekerti yang luhur walaupun ayahnya tidak mengajarkan sholat tetapi disaat tertentu iapun belajar sholat dengan berguru ke para ustad dan iapun mengangkat tanganya ke hadirat Allah subhana wata'ala untuk berdoa " Ya Allah Ampunilah ayahku dan Ibuku atas segala dosa yang pernah ia lakukan di waktu hidup, Ya Allah Ampunilah ia dan masukanlah ia kedalam Surgamu ya Allah". Apakah sang Ayah ini akan dimaafkan oleh Allah karena ia tidak pernah sholat dan berpuasa ? Tentu semua itu adalah hak prerogatif Allah.Manusia tidak kekuasaan untuk itu.

Didalam sebuah riwayat disebutkan dari Abu Mas'ud Al Badry ra,ia berkata : Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: " Ada seorang laki - laki yang di hisab di hari kiamat yang dahulu,ternyata tidak mempunyai amal kebaikan sedikitpun,hanya saja dia adalah orang kaya yang biasa memberi utang kepada orang - orang,dan ia menyuruh pelayan - pelayannya untuk memaafkan orang yang tidak bisa membayar utangnya,kemudian Allah subhana wata'ala berfirman : " Kami lebih pantas memaafkannya,maka maafkanlah orang itu." (HR.MUSLIM) Kitab Riyadhus Shalihin hal.311 jilid 2

Diterima atau tidaknya amalan sholeh kita baik sholat,puasa,zakat dan shodakoh itu adalah urusan Allah. Dan kita juga tidak bisa memvonis bahwa seseorang tidak melakukan sholat pasti masuk Neraka.sebab yang sholat juga belum tentu masuk surga. Selama seseorang tidak  melakukan Syrik,mungkin saja kita bisa masuk kedalam Surganya Allah subhana wata'ala.


سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada tiada Tuhan melainkan Engkau, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.



Tidak ada komentar: