Minggu, 18 April 2021

Mensucikan Ruhani dengan I'Tikaf

Apa kata ulama tentang I'tikaf


 Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an  Surat Al-Baqarah Ayat 125


"Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i'tikaf, yang ruku' dan yang sujud".


Ruhani manusia itu harus dijaga kesuciannya dan kebersihannya,karena hanya dengan ruhani yang bersihlah kita dapat menghadapkan kita dengan Allah Azza wa Jalla karena Allah itu tidak menyukai yang ruhaninya yang kotor penuh dengan dosa dan maksyiat.Untuk dapat mencuci ruhani kita agar selalu bersih dan suci itu adalah hanya dengan beribadah kepada Allah Azza wa Jalla bukan kepada yang selain Allah. Taat dan patuh pada semua perintah Allah dan Rasulnya menjadi bagian yang wajib di laksanakan oleh orang - orang yang beriman dan bertaqwa kepada -Nya.Salah satu bagian ibadah yang dapat mensucikan ruhani kita adalah dengan ber-I'tikaf. Karena dengan ber-Itikaf kita dapat memfokuskan diri dalam beribadah dengan meninggalkan semua hiruk - pikuk kehidupan dunia yang tidak akan abadi ini.

Semua yang ada di Alam dunia itu akan hancur dan akan kita tinggalkan selama - lamanya.Semuanya tidak akan bermanfaat kecuali amalan baik dan amalan saleh kita.Kebanggaan dan harga diri bukan jaminan diterimanya kita menghadap Allah Azza wa Jalla. Yang Allah lirik dari kita adalah tentang kesucian Ruhani kita yang Allah tanamkan ke dalam Jamani kita untuk dirawat,dibersihkan dan disucikan. Ruhani itu lah yang akan di minta pertanggungjawaban di hadapan Allah kelak bukan Jasmani, karena Jasmani hanya mengikuti ruhani .Jasmani akan hidup jika ada ruhani.Jasmani akan baik - baik saja jika ruhaninya juga baik pula.Jika kita sering bermaksiat kepada Allah maka efek samping ke jasmani adalah kita suka jahat sama orang,senang dengki,ujub,ria,sombong, takabur,senang berbuat dosa dan malas beribadah kepada Allah Azza wa Jalla.Shalat jalan terus dan menyakiti hati orang juga jalan terus,ia tahu itu dosa tetapi tetap saja dilakukannya.itulah yang di sebut ruhaninya telah kotor.

Saat kita ingin fokus meninggalkan kesenangan dunia,ingin fokus dalam beribadah ,ingin fokus mensucikan ruhani dan ingin fokus mengejar Lailatur Qadar, maka salah satu amalannya yaitu I'Tikaf didalam Masjid. Memang pada setiap amalan apapun kita harus fokus dalam amalan kesehariannya.Tetapi akan sedikit berbeda jika amalan itu dilakukan di dalam masjid baik satu hari,dua hari ,29 hari atau 30 hari.dengan I'tikaf. Dimasa Pandemi ini tetap masih bisa dilaksanakan I'tikaf  di masjid dan tentunya harus disertai dengan protokol kesehatan dan jumlah yang di perbolehkan oleh pengurus Masjid yang mengacu pada peraturan Pemerintah tentunya. I'tikaf itu memang harus di masjid bukan di rumah, menurut Jumhur ulama yang bersumber pada ayat di atas (Surat Al-Baqarah Ayat 125),karena itulah sumber dalilnya.

Adapun jumlah hari yang akan kita lakukan untuk ber -Itikaf yang paling dianjurkan adalah Sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.Walaupun I-tikaf itu sendiri boleh di lakukan kapan saja dan jumlah yang tidak dapat di tentukan tergantung pada niat kita. Tetapi tidak dilakukan kurang dari Satu hari karena tidak ada dalil yang menerangkan bahwa nabi Rasulullah Shalallahu Alaihi wasalam melakukannya I'tikaf kurang dari satu hari.Contohnya satu jam,dua jam atau 7 jam.Yang ada dalam riwayat adalah Rasul ber-Itikaf  selalu pada Sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan. Dari Ibnu Umar Radhiyallahu anhu.ia berkata :" Rasulullah Shalallahu Alahi wasalam,selalu ber Itikaf pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan."( Hadis Riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim).( Kitab Riyadhus Shalihin jilid 2 halaman 254 no.1).

Hukum I'tikaf itu sendiri ada yang Sunnah dan Juga ada yang wajib.I'tikaf sunnah yaitu I'tikaf yang ditetapkan oleh Syariat yang artinya bahwa amalan ini jika dilakukan mendapatkan Pahala tetapi jika tidak dilakukan maka tidak akan mendapatkan dosa. Akan tetapi di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini,amalan  I'tikaf ini lebih di Sunnahkan karena bulan Ramadhan adalah bulan yang paling mulia dan banyak keutamaanya. Pada bulan ini pula turunnya Lailatul Qadar yang akan diberikan kepada para hamba Allah yang di cintainya.Malam inilah yang disebut malam paling mulia diantara malam - malam lainnya.Disebutkan dalam riwayat bahwa barang siapa yang ingin mengikuti nabi dalam ber-Itikaf pada Sepuluh malam terakhir dibulan Ramdhan,sebaiknya sebelum Matahari terbenam pada malam ke-Dua Puluh Satu bulan Ramadhan.Ia sudah masuk Masjid dan ber I'tikaf. Dan keluar I'tikaf dari masjid setelah melaksanakan Shalat Idul Fitri maka itu akan lebih afdol jika dilaksanakan. Adapun dengan hukum Itikaf wajib adalah apabila seseorang bernadzar untuk beritikaf,maka karena dengan bernazar itulah hukumnya menjadi wajib dan apabila tidak dilaksankannya akan menjadi dosa.Jadi nazar itu wajib di tunaikan.

Diterangkan dalam sebuah riwayat,dari hadis Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhu,bahwa Saad bin Ubadah meminta fatwa kepada Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasalam,dia berkata,"Ibuku telah meninggal dunia,sedangkan dia mempunyai nazar,"Maka beliau bersabda:" Tunaikan nazarnya." (Kitab Sahih Bukhari Muslim halaman 722 no.1061).Rasulullah Shalallahu Alaihi wasalam sangat melarang kita untuk bernazar karena nazar itu tidak akan mengubah sesuatu apapun dari takdirnya.Telah diterangkan dalam sebuah riwayat,dari hadis Abu Hurairah Radhiyallahu anhu,dia berkata bahwa nabi Shalallahu Alaihi wasalam bersabda:" Nazar tidak akan mengantarkan anak Adam kepada sesuatu yang ditakdirkan Allah Azza wa jalla.baginya.Tetapi nazar mengantarkan kepada takdir yang telah ditetapkan baginya.Allah Azza wa Jalla mengeluarkan nazar dari orang bakhil sehingga mengantarkannya kepada sesuatu yang belum dia dapatkan sebelumnya."(Kitab Sahih Bukhari halaman 723 no.1063).

Jika kita sudah berdiam didalam Masjid untuk ber-I'tikaf maka segera malaksakan apapun untuk menjalankan banyak beribadah kepada Allah Azza wa Jalla,bukan mengobrol obrolan yang tidak berguna dan tidak bermanfaat.Tetapi perbanyaklah membaca Al-Qur'an,banyak berzikir,banyak mengerjakan salat Sunnah,membaca tafsir- tafsir Al-Qur'an dan mengamalkan yang apa saja yang sesuai dengan Syariat dengan menyibukkan diri kita bertaqarrub Ilallah.Yang paling utama jika kita ingin ber-Itikaf di Masjid adalah Niat dalam Hati akan beritikaf,karena Itikaf adalah murni ibadah maka tidak sah jika tanpa niat.Orang masuk Masjid pasti niatnya berbeda ada yang ingin shalat Dhuha,ada yang ingin Shalat Wajib,ada yang ingin bersedekah dan ada niat yang lainnya.Orang yang akan beritikaf pasti niatnya juga sama dalam Hatinya.


Semoga Allah Azza wa Jalla memudahkan kita dalam mengerjakan segala macam amalan saleh.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْك

“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan peraturan-Mu aku bersaksi bahwa tiada tiada Tuhan melainkan Engkau, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu"







Demikian dakwah Minggu ini tentang" Mensucikan Ruhani dengan I'Tikaf  "






Tidak ada komentar: